Palestina mengutuk perilaku provokatif para pemukim Yahudi yang menyerang Abbas.
CB,
GAZA -- Pemukim Yahudi garis keras menggantung poster-poster Presiden
Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, di Tepi Barat. Poster-poster itu
tertempel di blok beton di persimpangan Huwwara dekat kota Nablus.
Dilansir dari
Al-Jazeera,
tentara Israel yang ditempatkan di daerah itu tidak mencopot
poster-poster ini. Dalam sebuah pernyataan, Otoritas Palestina
mengatakan poster ancaman untuk membunuh Abbas telah melintasi semua
garis merah.
Dalam pertemuan di Ramallah, Dewan Menteri PA mengutuk
perilaku provokatif para pemukim Yahudi yang menyerang Abbas. Mereka
mengatakan pemukim Yahudi mengambil ancaman dengan sangat serius.
Sekretaris
Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Saeb Erekat, menyebut ancaman
terhadap Abbas sebagai deklarasi pembunuhan publik terhadap jalan damai
yang dikejar oleh presiden dan pemimpin Palestina. "Ini adalah seruan
untuk menyeret kawasan itu ke bentrokan dan kekerasan, yang mana
pemerintah dan Presiden AS Donald Trump akan membertanggungjawabkan,''
kata Erekat dalam sebuah pernyataan, dilansir dari
Al-Jazeera, Rabu (12/12).
Perdana
Menteri Rami Hamdallah menyerukan kepada masyarakat internasional untuk
juga menyuarakan kecamannya. Ia mengatakan pemerintah Israel sepenuhnya
bertanggung jawab atas konsekuensi dari apa yang disebut sebagai
'provokasi-provokasi' untuk membunuh presiden.
Dewan juga
mengutuk serangan Israel pada Senin (10/12) terhadap kota-kota dan
desa-desa yang masuk Area A. Wilayah tersebut ditentukan oleh
Persetujuan Oslo berada di bawah kendali sipil dan keamanan Palestina.
Sebelumnya
kendaraan militer dan tentara Israel melakukan serangan di Ramallah,
ibu kota de facto PA. Mereka menyerbu markas besar kantor berita resmi
Wafa dan mencegah staf meninggalkan gedung.
Penggerebekan
itu dilakukan untuk mencari tersangka yang menembak dan melukai tujuh
pemukim Yahudi pada Ahad (9/12) malam dari sebuah kendaraan yang
bergerak di dekat pemukiman ilegal Ofra, sebelah timur Ramallah. Puluhan
warga Palestina terluka akibat serangan pasukan Israel menggunakan gas
air mata, peluru karet dan peluru tajam.