Sabtu, 15 Desember 2018

Pembelian 12 Kapal Selam Australia Dikritik





Ilustrasi kapal selam [Istimewa]

[SYDNEY] Pemerintah Australia menyatakan telah memfinalisasi detil kesepakatan yang kontroversial dengan perusahaan Prancis untuk membangun suatu armada kapal selam yang baru bagi pasukan angkatan bersenjatanya.

Pembelian sebanyak 12 kapal selam itu menuai kritik di dalam negeri karena proyek itu dinilai terlalu mahal dan terbukti tidak mencukupi.

Para pejabat kelompok pertahanan dan Angkatan Laut (AL) telah terikat dalam perundingan selama beberapa tahun dengan pembangun kapal Kelompok AL dari Prancis untuk memproduksi 12 kapal selam seharga 50 miliar dolar Australia (Rp 524,4 triliun).

Perdana Menteri Australia Scott Morrison membicarakan perundingan kapal selam itu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di sela-sela pertemuan G20 pekan lalu. Awal pekan ini, media Australia, ABC, melaporkan kapal-kapal selam baru Australia yang pertama bisa ditunda dan harganya jauh melebihi harapan.

Menteri Pertahanan Christopher Pyne sepenuhnya membantah laporan itu menyatakan bahwa ada ledakan biaya nol dan sepenuhnya tidak ada penundaan sebagai bagian dari perundingan. Dia mengonfirmasi bahwa suatu terobosan telah dibuat dan kontrak penting akan ditandatangani awal tahun depan.

“Saya mengucapkan selamat kepada setiap orang yang terlibat dalam mencapai tonggak signifikan ini,” ujarnya dalam pernyataan tertulis.

“Kesepakatan rekanan strategis (SPA) akan ditandatangani pada awal 2019. Tambahan baru akan datang dalam 30 tahun dan itu tidak diketahui total jumlahnya. Bulan lalu, Kementerian Pertahanan mengungkapkan masa depan kapal selam pertama tidak akan diperjuangkan sampcomai 2035,” kata Pyne.

Credit beritasatu.com