WASHINGTON
- Bos Pentagon atau Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James
Norman Mattis mengundurkan diri dan resmi meninggalkan kantornya akhir
Februari 2019 nanti. Dalam surat pengunduran dirinya, dia mengkritik
Presiden Donald Trump yang tidak bertindak keras pada Rusia dan China
sebagai musuh.
Surat Mattis menyatakan dia mengundurkan diri sehingga Trump dapat menyewa seorang Menteri Pertahanan dengan pandangan yang lebih sejalan dengannya.
Meski demikian, dia mengaku setuju dengan sikap Trump bahwa AS tidak boleh menjadi polisi dunia. Hanya saja, dia menekankan pentingnya pemerintah Trump untuk membela sekutunya.
"Penting memberikan kepemimpinan yang efektif untuk aliansi kita dan mendorong sebuah tatanan internasional yang paling kondusif bagi keamanan, kemakmuran dan nilai-nilai kita," bunyi surat Mattis, yang dikutip CNBC, Jumat (21/12/2018).
Lebih lanjut, mantan janderal Marinir AS ini mengatakan bahwa Trump tidak cukup keras pada Rusia dan China yang merupakan rival utama. "Kita harus tegas dan tidak ambigu dalam pendekatan kita kepada mereka," lanjut surat Mattis.
Sementara itu, Trump mengonfirmasi pengunduran diri Mattis dalam rangkaian tweet.
"Jenderal Jim Mattis akan pensiun, dengan perbedaan, pada akhir Februari, setelah melayani administrasi saya sebagai Menteri Pertahanan selama dua tahun terakhir. Selama masa jabatan Jim, kemajuan luar biasa telah dibuat, terutama berkenaan dengan pembelian peralatan tempur baru," tulis Trump.
"Jenderal Mattis sangat membantu saya mendapatkan sekutu dan negara-negara lain untuk membayar kewajiban militer mereka. Nama Menteri Pertahanan baru akan muncul segera. Saya sangat berterima kasih kepada Jim atas layanannya!," lanjut Trump.
Surat Mattis menyatakan dia mengundurkan diri sehingga Trump dapat menyewa seorang Menteri Pertahanan dengan pandangan yang lebih sejalan dengannya.
Meski demikian, dia mengaku setuju dengan sikap Trump bahwa AS tidak boleh menjadi polisi dunia. Hanya saja, dia menekankan pentingnya pemerintah Trump untuk membela sekutunya.
"Penting memberikan kepemimpinan yang efektif untuk aliansi kita dan mendorong sebuah tatanan internasional yang paling kondusif bagi keamanan, kemakmuran dan nilai-nilai kita," bunyi surat Mattis, yang dikutip CNBC, Jumat (21/12/2018).
Lebih lanjut, mantan janderal Marinir AS ini mengatakan bahwa Trump tidak cukup keras pada Rusia dan China yang merupakan rival utama. "Kita harus tegas dan tidak ambigu dalam pendekatan kita kepada mereka," lanjut surat Mattis.
Sementara itu, Trump mengonfirmasi pengunduran diri Mattis dalam rangkaian tweet.
"Jenderal Jim Mattis akan pensiun, dengan perbedaan, pada akhir Februari, setelah melayani administrasi saya sebagai Menteri Pertahanan selama dua tahun terakhir. Selama masa jabatan Jim, kemajuan luar biasa telah dibuat, terutama berkenaan dengan pembelian peralatan tempur baru," tulis Trump.
"Jenderal Mattis sangat membantu saya mendapatkan sekutu dan negara-negara lain untuk membayar kewajiban militer mereka. Nama Menteri Pertahanan baru akan muncul segera. Saya sangat berterima kasih kepada Jim atas layanannya!," lanjut Trump.
Pada
hari-hari sebelum pengunduran dirinya, Mattis dilaporkan berpendapat
bahwa misi kontraterorisme Washington di Suriah tidak lengkap. Menurut
para pejabat AS yang berbicara dalam kondisi anonim, Mattis tidak setuju
dengan keputusan Trump menarik seluruh pasukan AS dari Suriah karena
akan meninggalkan wilayah itu dalam kekacauan.
Mattis bergabung dengan kabinet Trump pada awal masa kepresidenannya pada Januari 2017 setelah lebih dari 40 tahun berkarier di militer. Dia pernah memimpin Komando Pusat AS yang mengawasi seluruh operasi AS di Timur Tengah.
Mattis bergabung dengan kabinet Trump pada awal masa kepresidenannya pada Januari 2017 setelah lebih dari 40 tahun berkarier di militer. Dia pernah memimpin Komando Pusat AS yang mengawasi seluruh operasi AS di Timur Tengah.
Credit sindonews.com