Kamis, 06 Desember 2018

Cina Tolak Dilibatkan dalam Perjanjian Rudal INF, Kenapa?




PLA Daily menulis bahwa brigade rudal DF-26 dirancang untuk menjalankan dua misi. Misi pertama adalah melakukan serangan balik nuklir yang cepat, misi kedua adalah melakukan serangan presisi jarak menengah terhadap target-target penting musuh di darat dan kapal berukuran sedang dan besar di laut. Andy Wong/REUTERS
PLA Daily menulis bahwa brigade rudal DF-26 dirancang untuk menjalankan dua misi. Misi pertama adalah melakukan serangan balik nuklir yang cepat, misi kedua adalah melakukan serangan presisi jarak menengah terhadap target-target penting musuh di darat dan kapal berukuran sedang dan besar di laut. Andy Wong/REUTERS

CB, Jakarta - Cina menolak dilibatkan dalam perjanjian pelarangan senjata nuklir dan rudal jelajah (INF).
Cina beralasan perjanjian tersebut adalah perjanjian bilateral dan disepakati oleh dua pihak, yakni Uni Soviet dan Amerika Serikat, ungkap Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Geng Shuang, dilaporkan dari Sputniknews, 6 Desember 2018.

Cina adalah salah satu alasan AS mau keluar dari INF. Pada Oktober, Donald Trump menyarankan Cina harus dilibatkan dalam perjanjian INF. Sementara Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, mengatakan bukan hanya Cina yang dilibatkan, negara-negara NATO juga harus terlibat terutama Prancis dan Inggris.
Trump berniat mengundurkan diri dari perjanjian dengan alasan Rusia telah melanggar kesepakatan INF. Moskow menyangkal pelanggaran dan mempertanyakan kepatuhan AS terhadap isi perjanjian.

Presiden Ronald Reagan (kanan) dan Sekretaris Jenderal Uni Soviet Mikhail Gorbachev saat menandatangani Perjanjian INF di East Room, Gedung Putih pada 8 Desember 1987. [Ronald Reagan Presidential Library via thebulletin.org]
Berdasarkan perjanjian yang ditandatangani oleh pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev dan Presiden AS Ronald Reagan pada 1987, semua rudal balistik yang berjarak tempuh 540 hingga 5.471 kilometer harus dihancurkan.
Masa berlaku perjanjian tidak terbatas, namun salah satu pihak bisa keluar dari perjanjian jika salah satu pihak melanggar pokok perjanjian.

Amerika Serikat menuduh Rusia telah melanggar perjanjian dengan mengembangkan rudal balistik jenis baru. AS mengultimatum Rusia agar kembali mematuhi peranjian atau AS akan keluar dari kesepakatan INF.
Sebagai tanggapan ultimatum AS, Vladimir Putin mengklaim tudingan AS hanyalah dalih Washington untuk keluar dari kesepakatan.




Sejumlah media internasional, seperti newsweek, sputnik dan PLA Daily, menulis bahwa militer Cina resmi menugaskan brigade rudal balistik jarak menengah Dong Feng 26 atau DF-26. Rudal ini dijuluki Guam Killer, karena mampu menjangkau pulau kecil Guam, merupakan pangkalan militer terpenting Amerika Serikat di Samudra Pasifik. weibo.com
Sementara Cina tidak pernah ikut dalam traktat INF yang melarang produksi rudal konvensional atau nuklir dengan jarak tempuh 500 hingga 5.500 kilometer. Ini membuat Cina membangun gudang senjata secaral massal, seperti dilaporkan dari National Interest.

Cina telah membuat rudal jelajah salah satunya DF-21, rudal jelajah anti-kapal dengan jarak 1.500 kilometer dan merupakan kategori kelas rudal yang dilarang dalam perjanjian INF.





Credit  tempo.co