CALIFORNIA
- Kepala Pentagon atau Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James
Mattis menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemerintahnya sebagai
perobek perjanjian internasional. Dia juga meledek pemimpin Kremlin itu
sebagai sosok pembelajar yang lelet (slow learner).
Berbicara di Reagan National Defense Forum di California pada akhir pekan, Mattis mengatakan kepada peserta forum bahwa tidak ada keraguan hubungan AS dan Rusia telah memburuk di era kepempinan Presiden Donald Trump. Dia menyalahkan Moskow yang menurutnya bertindak agresif di seluruh dunia.
"Putin jelas merupakan pembelajar yang lelet. Dia tidak mengakui bahwa apa yang dia lakukan sebenarnya menciptakan permusuhan terhadap orang-orangnya," kata Mattis.
"Apa yang kita lihat, Putin melakukan dengan merobek perjanjian internasional. Kita berurusan dengan seseorang yang tidak bisa dipercaya," ujarnya, seperti dikutip Washington Times, Senin (3/12/2018). Dia mengabaikan fakta bahwa pemerintah Trump sendiri merobek perjanjian nuklir internasional antara Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China) dan kini akan melakukan hal serupa pada Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF).
Komentarnya muncul beberapa hari setelah Trump membatalkan pertemuan bilateral dengan Putin selama KTT G-20 di Argentina pekan lalu.
Trump mengatakan keputusan untuk membatalkan pertemuan itu karena tindakan Rusia di Baltik, di mana pasukan Rusia menangkap tiga kapal militer Ukraina di Selat Kerch di lepas pantai semenanjung Crimea, dan menahan para awak kapal.
Setengah dari 24 pelaut Ukraina yang ditangkap dijatuhi hukuman dua bulan penjara karena secara ilegal memasuki perairan Rusia. Kiev, yang didukung oleh Washington dan sejumlah negara Barat, mengatakan bahwa kapalnya berada di perairan internasional dan serangan kapal perang Moskow tidak beralasan.
Berbicara di Reagan National Defense Forum di California pada akhir pekan, Mattis mengatakan kepada peserta forum bahwa tidak ada keraguan hubungan AS dan Rusia telah memburuk di era kepempinan Presiden Donald Trump. Dia menyalahkan Moskow yang menurutnya bertindak agresif di seluruh dunia.
"Putin jelas merupakan pembelajar yang lelet. Dia tidak mengakui bahwa apa yang dia lakukan sebenarnya menciptakan permusuhan terhadap orang-orangnya," kata Mattis.
"Apa yang kita lihat, Putin melakukan dengan merobek perjanjian internasional. Kita berurusan dengan seseorang yang tidak bisa dipercaya," ujarnya, seperti dikutip Washington Times, Senin (3/12/2018). Dia mengabaikan fakta bahwa pemerintah Trump sendiri merobek perjanjian nuklir internasional antara Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China) dan kini akan melakukan hal serupa pada Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF).
Komentarnya muncul beberapa hari setelah Trump membatalkan pertemuan bilateral dengan Putin selama KTT G-20 di Argentina pekan lalu.
Trump mengatakan keputusan untuk membatalkan pertemuan itu karena tindakan Rusia di Baltik, di mana pasukan Rusia menangkap tiga kapal militer Ukraina di Selat Kerch di lepas pantai semenanjung Crimea, dan menahan para awak kapal.
Setengah dari 24 pelaut Ukraina yang ditangkap dijatuhi hukuman dua bulan penjara karena secara ilegal memasuki perairan Rusia. Kiev, yang didukung oleh Washington dan sejumlah negara Barat, mengatakan bahwa kapalnya berada di perairan internasional dan serangan kapal perang Moskow tidak beralasan.
Mattis
menolak berkomentar tentang masalah hubungan fiskal Trump di Rusia
selama masa kampanyenya. Namun mantan jenderal bintang empat itu
mengatakan bahwa upaya Moskow untuk ikut campur dalam pemilihan paruh
waktu Kongres AS November lalu masih terasa.
“(Putin) mencoba lagi untuk mengotori pemilu kita bulan lalu. Dan kami melihat upaya berkelanjutan di sepanjang garis itu," kata Mattis.
“(Putin) mencoba lagi untuk mengotori pemilu kita bulan lalu. Dan kami melihat upaya berkelanjutan di sepanjang garis itu," kata Mattis.
Credit sindonews.com