Rohingya digambarkan PBB sebagai orang-orang paling teraniaya di dunia.
CB,
ISTANBUL -- Konsulat jenderal Bangladesh di Istanbul memuji hubungan
bilateralnya dengan Turki dan dukungan Ankara ke negara itu dalam
mengatasi krisis Rohingya. Konsul jenderal Bangladesh di Turki, Mohammad
Monirul Islam pun memuji langkah Turki terhadap krisis kemanusiaan
Rohingya.
"Hubungan kami dengan Turki berjalan sangat baik. Kami dua negara
saling memanggil satu sama lain sebagai negara persaudaraan," kata dia
saat bicara di Uskudar University di Istanbul untuk menandai Hari
Kemenangan ke-47 Bangladesh, dilansir
Anadolu Agency, Kamis (13/12).
Monirul
juga memuji dukungan Turki kepada negaranya. Ia sangat berterima kasih
kepada Turki atas dukungan mereka terhadap krisis Rohingya. Bulan lalu,
sebuah komisi PBB dengan sangat menyetujui resolusi yang didukung Turki
yang mengutuk pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran terhadap
Rohingya yang terus berlanjut.
Turki mensponsori resolusi
atas nama Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Uni Eropa. Resolusi itu
mengungkapkan keprihatinan mendalam bahwa kekerasan oleh militer Myanmar
terhadap Rohingya telah memaksa lebih dari 750 ribu orang mengungsi ke
Bangladesh sejak Agustus 2017.
Turkish Red Crescent, yang
secara lokal biasa disebut "Kizilay", menawarkan bantuan yang cukup
besar untuk Muslim Rohingya yang menderita, termasuk tempat berlindung,
makanan, pakaian, dan barang-barang perawatan pribadi. Sejak 2012, dan
terutama sejak Agustus 2017, lembaga itu telah mengirimkan lebih dari 40
juta lira Turki atau lebih dari 7,5 juta dolar bantuan kemanusiaan
untuk orang-orang Rohingya yang membutuhkan.
Rohingya, yang
digambarkan oleh PBB sebagai orang-orang yang paling teraniaya di
dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat karena puluhan orang
terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012. Sejak 25 Agustus 2017,
hampir 24 ribu Muslim Rohingya telah dibunuh oleh pasukan negara
Myanmar, menurut laporan oleh Badan Pembangunan Internasional Ontario
(OIDA).