Jakarta, CB -- Australiamengimbau warga negaranya yang akan atau sedang berada di Indonesia untuk berhati-hati menjelang rencana Canberra mengumumkan keputusan pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
"Puluhan warga Australia yang bersiap-siap untuk berangkat ke Bali dan sejumlah destinasi pulau tropis lainnya selama liburan musim panas mendatang harus berhati-hati dan waspada tingkat tinggi," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Australia, Kamis (14/12).
Seorang sumber mengatakan kepada AFP bahwa Perdana Menteri Scott Morrison diperkirakan akan mengumumkan keputusan kontroversial itu secepatnya pada Sabtu (15/12).
Relasi Indonesia-Australia memang merenggang setelah Canberra memutuskan mempertimbangkan rencana memindahkan kedutannya untuk Israel ke Yerusalem.
Pada Oktober lalu, Morrison mengatakan bahwa pertimbangan itu muncul lantaran dia menganggap proses perdamaian antara Israel dan Palestina tak kunjung usai.
Indonesia, sebagai pendukung Palestina, menentang keras rencana Australia tersebut yang dianggap semakin mengancam prospek perdamaian Israel-Palestina.
Selain itu, Jakarta menilai langkah kontroversial yang terinspirasi dari Amerika Serikat itu melanggar hukum internasional.
Tak lama setelah rencana kontroversial itu diumumkan Morrison, Indonesia langsung menerbitkan pernyataan kecaman hingga memanggil duta besar Australia di Jakarta.
Indonesia bahkan mengancam rencana Negeri Kangguru itu bisa mempengaruhi proses penyelesaian perjanjian perdagangan bernilai US$11,4 miliar (sekitar Rp17,3 triliun) dengan Australia.
Tak hanya dari sisi pemerintah, sejumlah protes dan demonstrasi juga sempat berlangsung di depan kedutaan besar Australia di Jakarta dan kantor konsulatnya di Surabaya.
"Demonstrasi telah berlangsung dalam beberapa minggu terakhir di sekitar kedutaan besar Australia di Jakarta dan Konsulat Jenderal Australia di Surabaya," demikian pernyataan Kemlu Australia.
"Protes dapat berlanjut di Kedutaan Besar Australia di Jakarta atau di salah satu Konsulat Jenderal Australia di Surabaya, Bali, dan Makassar. Kewaspadaan tingkat tinggi dibutuhkan."
Meski kabinet Morrison dikabarkan sudah menyetujui rencana pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, rencana Australia merelokasi kedutaannya ke kota tersebut masih belum diputuskan karena alasan biaya.
Seorang sumber mengatakan bahwa sebagai gantinya, pemerintah Australia untuk sementara waktu berencana membangun kantor kekonsuleran di Yerusalem.
Credit CNN INDONESIA