Rabu, 05 April 2017

AS: 'Sidik Jari' Assad Ada di Gas Beracun Suriah


 AS: 'Sidik Jari' Assad Ada di Gas Beracun Suriah 

 Ilustrasi senjata kimia. (CNN Indonesia/Fajrian)


Jakarta, CB -- Seorang pejabat intelijen Amerika Serikat mengatakan "ada sidik jari" pemerintah Presiden Bashar al-Assad pada serangan yang diduga menggunakan gas beracun di Idlib, Suriah.

"Jika rezim Assad betul bertanggung jawab atas serangan ini, jumlah korban yang sejauh ini dilaporkan akan jadi insiden serupa terbesar sejak serangan Sarin rezim Suriah, 2013 lalu di Damaskus," ujar pejabat itu kepada Reuters, Rabu (5/4).
 
"Serangan ini menunjukkan sidik jari serangan rezim."

Kepala otoritas kesehatan di Idlib mengatakan lebih dari 50 orang tewas dalam serangan gas itu, sementara 300 lainnya luka-luka. Dua sumber pemerintahan AS menyebut serangan di daerah yang dikuasai pemberontak itu menggunakan zat beracun sarin.

Presiden Donald Trump secara terpisah mengutuk serangan tersebut dan menyalahkan Assad, meski tidak menyebut bagaimana pihaknya akan merespons.

Trump mengatakan serangan itu "tercela dan tidak bisa diabaikan oleh dunia yang beradab."

Di saat yang sama, dia juga mencoba untuk menyalahkan pendahulunya, Barack Obama, atas situasi di Suriah. "Aksi keji rezim Bashar al-Assad ini adalah konsekuensi kelemahan dan ketidaktegasan pemerintahan sebelumnya."

"Presiden Obama pada 2012 mengatakan pihaknya akan membuat 'garis merah' soal penggunaan zat kimia dan tidak melakukan apa-apa."

Sementara itu, militer Suriah menampik bertanggung jawab dan menyatakan tidak akan sekalipun menggunakan senjata kimia.







Credit  CNN Indonesia