Rabu, 05 Oktober 2016

Rangkong Gading Kalimantan Dapat Status Perlindungan Tambahan


Rangkong Gading Kalimantan Dapat Status Perlindungan Tambahan
BBC Ancaman kepunahan terhadap rangkong gading disebut sama beratnya seperti ancaman terhadap gajah.


Johannesburg - Spesies burung Asia yang terancam karena helm di kepalanya yang seolah seperti gading mendapat status perlindungan tambahan dalam konferensiCites diJohannesburg.
Jumlah rangkong gading atau Rhinoplax vigil menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir karena tingginya permintaan akan 'gading merah' yang menjadi bagian dari paruh burung tersebut.
Di China, harga 'helm' rangkong tersebut mencapai lima kali lipat lebih mahal daripada gading gajah.
Pertemuan Cites tersebut memutuskan untuk mengerahkan upaya tambahan untuk mengurangi perdagangan ilegal.
Rangkong gading yang terkenal karena suara panggilannya yang mirip seperti bunyi ketawa terkekeh adalah spesies rangkong terbesar di Asia dan ditemukan di hutan tropis Indonesia, Thailand, Malaysia dan Myanmar.
    Selama bertahun-tahun, burung ini terancam oleh deforestasi berkelanjutan dan bertambah luasnya perkebunan kelapa sawit.
    Namun casque atau cula/balung di atas kepala rangkonglah yang membuat satwa ini semakin terancam punah.
    Tak seperti spesies lain, cula atau balung itu terbuat dari keratin padat, mirip seperti cula badak, dan sudah sejak lama dianggap sebagai material yang mudah dipahat.
    Namun dalam enam tahun terakhir, permintaan akan cula rangkong ini melonjak, dan banyak ahli konservasi berpendapat bahwa tren meningkatnya minat ini sejajar dengan peningkatan minat akan gading gajah.
    "Rangkong adalah burung yang cukup besar, jantannya bisa mencapai berat di atas 3kg sehingga mereka relatif mudah ditembak," kata Sophie Adwick dari Masyarakat Zoologi London.
    "Seringkali suara mereka terdengar lebih dahulu daripada terlihat hewannya, karena suara mereka seperti terkekeh."
    Pada 2013, diperkirakan bahwa sekitar 500 burung dibunuh tiap bulannya di Kalimantan Barat untuk diambil culanya, yang dinilai terkait dengan peningkatan permintaan di Cina.
    "Cula ini bisa lebih mudah dipahat dari gading gajah, karena lebih lembut, sehingga bisa digunakan untuk mengembangkan ornamen yang lebih rumit dan kemudian dijual sebagai simbol status," kata Adwick.
    Tak boleh diperdagangkan



    BBC Cularangkong gading yang lebih lembut membuatnya lebih mudah dipahat sehingga laku diperjualbelikan sebagai simbol status.Dengan semakin meningkatnya kesejahteraan di Asia, ada peningkatan permintaan, dan burung-burung ini diburu dan diperdagangkan dalam skala yang tak lagi seimbang dengan pertumbuhan populasi mereka."
    Hilangnya burung jantan juga memiliki pengaruh terhadap burung betina, terutama karena perilaku mereka yang tak biasa saat berkembang-biak.
    Burung betina membuat sarang di dalam pohon yang dilubangi dan burung jantan menutup sarang menggunakan lumpur.
    Burung betina akan tinggal di sana selama 160 hari dan burung jantan akan membawakan makanan dan mengantarkannya lewat celah di tutupan lumpur tersebut.
    Saat burung jantan diburu untuk diambil culanya, burung jantan dan anak burung terancam mati karena tak ada yang memberi mereka makan.
    Spesies ini sudah terdaftar di Appendix I sehingga tak boleh lagi diperdagangkan.
    Tapi dalam upaya untuk mendorong penerapan perlindungan yang lebih kuat terhadap spesies ini, Indonesia mengajukan resolusi, dan setelah beberapa amandemen, Pertemuan Para Pihak di Johannesburg sudah menyepakati serangkaian keputusan yang akan meningkatkan perlindungan hukum terhadap burung ini, meningkatkan kerjasama antar badan hukum dan mendorong program pendidikan publik.
    "Fokus pertemuan ini sangat berat pada krisis gajah tapi kami percaya bahwa ancaman terhadap rangkong sama beratnya seperti terhadap gajah," kata Noviar Andayani dari Masyarakat Konservasi Satwa Liar di Indonesia.
    "Kini kami berharap bahwa tak hanya negara asal, tapi juga negara tujuan, menerapkan hukum yang lebih keras agar memastikan bahwa perdagangan ilegal spesies ini akan dilarang untuk selamanya."




    Credit  detikNews/BBC