Wartakotalive.com/Angga Bhagya Nugraha
Polisi
mengawal iring-iringan mobil peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015
di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (20/4/2015).
"Indonesia diproyeksikan mengalami kenaikan sangat signifikan, yakni dari urutan kesembilan menjadi keempat dunia. Sementara Brasil naik dua peringkat, dari urutan ketujuh menjadi urutan kelima pada 2050," kata Hal Hill, ekonom Crawford School of Public Policy (Fakultas Kebijakan Publik), Universitas Nasional Australia di kampus Universitas Gadjah Mada, Sabtu.
Menurut dia, negara-negara besar yang sekarang tergolong maju belum tentu akan sama maju pada masa yang akan datang karena pusat daya tarik dunia mulai bergerak dari Atlantik ke Asia Pasifik.
Berdasarkan proyeksinyam ada lima negara yang akan menjadi negara terbesar, yakni Tiongkok, India, Amerika Serikat, Indonesia, dan Brasil yang tiga di antaranya ada di Asia.
Ia menuturkan, berdasarkan PDB dengan perhitungan keseimbangan kemampuan berbelanja (PPP) per kapita, Tiongkok pada 2014, kemudian pada 2030 sampai 2050 akan tetap pada urutan pertama. India dari urutan ketiga akan naik dan bertukar posisi dengan AS pada urutan kedua.
Hill juga memaparkan daya tarik ekonomi dunia berubah sejalan juga dengan kemajuan ekonomi yang dialami negara-negara di Asia Tenggara.
Salah satu laporan World Bank mencatat, sedikitnya ada 13 negara dari 150 negara yang pertumbuhan ekonominya di bawah 10 persen selama 100 tahun dan yang menarik hampir semua negara dalam kelompok ini berasal dari Asia.
Dari Asia Timur ada Tiongkok, Hong Kong, Jepang, Korea, dan Taiwan, sedangkan dari Asia Tenggara ada Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand, kata Hill.
"Indonesia mulai mengejar. Kita tahu, pada tahun 1960-an, Indonesia sangat miskin namun mampu bangkit maju. Yang tidak maju menurut ukuran ini adalah Filipina karena selama lebih dari 60 tahun mengalami kemiskinan, jika dibandingkan dengan Amerika. Bangladesh dan Kamboja juga demikian," demikian Hill.
Credit WARTA KOTA