Dikhawatirkan, kapal selam dipersenjatai juga dengan rudal jelajah Kalibr dan digunakan untuk melakukan serangan besar terakhir di kota Aleppo. Armada Rusia yang menuju Suriah terdiri dari Kapal Induk Admiral Kuznetsov, kapal Pyotr Veliky (Peter yang Agung), kapal penghancur Vice-Admiral Kulakov, kapal penghancur Severomorsk, dan beberapa kapal pengangkut barang.
Pada Selasa (25/10), Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, memperingatkan bahwa armada Rusia itu bisa digunakan untuk menargetkan warga sipil dan mendukung serangan udara yang lebih besar di Aleppo. Namun, pejabat senior Kementerian Luar Negeri Rusia, Andrei Kelin, mengatakan kekhawatiran itu tidqk masuk akal.
"Kekhawatiran itu tidak berdasar. Armada pertempuran kami ada di Mediterania. Kapal kami selalu hadir di sana. Mengapa membuat spekulasi palsu dan kemudian membuat rekomendasi politik berdasarkan pada spekulasi itu? Hal ini tentu saja tidak masuk akal," kata dia, dikutip dari The Independent.
Meski demikian, fakta menunjukkan kapal selam Rusia telah meluncurkan rudal terhadap ISIS untuk pertama kalinya. Rusia sebelumnya merilis rekaman video kapal selam yang meluncurkan rudal terhadap sasaran ISIS di Suriah.
Menurut Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, rudal jelajah Kalibr diluncurkan dari kapal selam Rostov-on-Don dan berhasil menargetkan dua titik teroris di Raqqa, sekitar 160 kilometer timur dari Aleppo.
Credit REPUBLIKA.CO.ID