SEOUL
- Diktator muda Korea Utara (Korut) telah memerintahkan penyelidikan
besar-besaran atas kegagalan dua peluncuran rudal baru-baru ini.
Informasi penyelidikan itu dipublikasikan kantor berita Korea Selatan, Yonhap, mengutip kelompok pembelot Korut, Sabtu (29/10/2016).
Uji coba dua rudal balistik jarak menengah Musudan Korut berakhir dengan kegagalan sekitar dua minggu yang lalu.
Penyelidikan
akan mencakup semua orang yang terlibat dalam pembuatan rudal.
Penyelidikan diluncurkan di tengah kecurigaan adanya sabotase oleh
Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan.
Kelompok pembelot Korut
“North Korea Intellectuals Solidarity” yang berbasis di Seoul pada
konferensi pers mengatakan bahwa penyelidikan itu dilakukan tim khusus
dengan anggota sebanyak 60 orang. Kim Heung-kwang, anggota dari kelompok
pembelot Korut mengatakan tim khusus penyelidik itu dipimpin oleh
Menteri Keamanan Negara Korut, Kim Won-hong.
”Kim telah
menginstruksikan tim investigasi khusus untuk melaksanakan penyelidikan
ke dalam sektor pertahanan nasional mulai pada tanggal 1 November untuk
mengetahui penyebab kegagalan peluncuran (rudal),” katanya.
”Para
pejabat dan pekerja yang terlibat dalam peluncuran rudal sekarang
dilarang bepergian dan ponsel-ponsel mereka disita untuk memeriksa
catatan percakapan mereka,” ujarnya.
Menurutnya, pemimpin Korut
percaya mata-mata dari AS dan Korea Selatan bertanggung jawab atas
kegagalan peluncuran rudal Musudan.
Negara Komunis itu telah
berusaha menguji coba rudal Musudan sebanyak delapan kali sejak 15 April
2016. Namun, semua peluncuran, kecuali pada tanggal 22 Juni, berakhir
dengan kegagalan. Satu-satunya peluncuran rudal yang sukses adalah rudal
yang terbang pada jarak 400 km dan mencapai ketinggian lebih dari 1.400
km.
Credit Sindonews