Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Senin, 24 Oktober 2016
Hebat, Robot Bedah Kedokteran Ini Mampu Rasakan Sentuhan
Kemampuan
membedakan kekerasan jaringan tersebut memungkinkan pengguna untuk
membedakan jaringan normal dan abnormal. (Sumber Deakin University)
CB, Jakarta -
Sebuah sistem baru bernama HeroSurg yang dikembangkan bersama oleh para
peneliti Deakin University dan Harvard University dimaksudkan sebagai
robot bedah.
Tapi, ini bukan robot bedah biasa karena sistem baru itu menggunakan
sistem umpan balik yang dapat merasakan sentuhan. Dengan demikian,
pembedahan menggunakan robot ini lebih aman dan lebih teliti.
Dikutip dari newatlas.com pada Jumat (21/10/2016), bedah robotik adalah bedah yang menggunakan robot di bawah kendali manusia untuk melakukan tugas-tugas bedah yang rumit.
Salah satu contohnya adalah sistem robot da Vinci keluaran Intuitive
Surgical. Alat itu terdiri dari sejumlah lengan robotik, konsol kendali,
dan sistem pencitraan supaya dokter bedah mengetahui apa yang sedang
berlangsung.
Pada 2008, profesor Suren Krishnan adalah dokter bedah pertama yang
melakukan bedah telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) menggunakan
sistem da Vinci. Profesor itu jugalah yang sekarang terlibat dalam tim
pengembangan HeroSurg.
Sejak saat itu, telah ada beberapa terobosan dan perbaikan terhadap
sistem da Vinci. Telah hadir juga beberapa robot yang dapat melakukan
tugas-tugas secara mengesankan, misalnya pembedahan pada jantung yang
sedang berdenyut atau penjahitan jejaring lunak.
Pada September lalu, para dokter bedah di University of Oxford
mengumumkan keberhasilan penggunaan sistem Robotic Retinal Dissection
Device (R2D2) untuk pembedahan rumit pada mata yang memerlukan
ketelitian sub-milimeter--sesuatu yang tidak mungkin dilakukan tangan
manusia.
Kemampuan
membedakan kekerasan jaringan tersebut memungkinkan pengguna untuk
membedakan jaringan normal dan abnormal. (Sumber Deakin University)
Para peneliti Deakin University yakin bahwa HeroSurg dapat membantu dokter bedah dengan
alat bantu yang diperlukan untuk tingkat pembedahan berikutnya,
terutama karena sistem umpan balik haptik pada sistem tersebut.
Sensor-sensor merupakan bagian terintegrasi perangkat sehingga
memungkinkan kekuatan yang dikirimkan oleh dokter bedah diukur saat itu
juga, lalu menjadi umpan balik dalam bentuk getaran kepada tangan
pengguna.
Karena bisa "merasa" dan melihat apa yang terjadi di meja bedah,
manfaatnya tentu jelas dan lebih dari sekedar rasa percaya diri dokter
bedah.
Menurut tim di belakan HeroSurg, sistem umpan balik memungkinkan para
dokter untuk menyentuh jejaring tubuh manusia dan menentukan
kekerasannya secara tepat.
Kemampuan membedakan kekerasan jaringan tersebut memungkinkan
pengguna untuk membedakan jaringan normal dan abnormal, misalnya pada
jaringan tumor.
Pembedaan kekerasan jaringan merupakan hal yang lazim
dilakukan--dikenal sebagai palpasi--tapi dulunya belum mampu dilakukan
oleh sistem bedah robotik.
Sistem yang baru juga mencakup kemampuan menghindari tabrakan karena
sensor-sensor yang ditempatkan seputar sistem untuk memastikan bahwa
lengan-lengan robotik dan meja bedah tidak saling bersinggungan agar
perangkat tidak meleset dan melukai pasien.
Kemampuan
membedakan kekerasan jaringan tersebut memungkinkan pengguna untuk
membedakan jaringan normal dan abnormal. (Sumber Deakin University)
Pengaturannya mencakup kemampuan pencitraan 3 dimensi dan rancangan
konsol yang ergonomis demi kenyamanan pengguna agar tidak terganggu saat
melakukan pembedahan.
Pengaturan juga dibuat moduler agar penggantian bagian-bagiannya lebih mudah untuk aplikasi-aplikasi tertentu.
HeroSurg diduga akan memberi dampak besar dalam dunia kedokteran dan tim perancangnya akan segera memulai percobaan pada manusia.