Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Senin, 31 Oktober 2016
5 Senjata yang Memiliki 'Harga Selangit' Ini Tak Pernah Digunakan
Expeditionary Fighting Vehicle (United States Marine Corps)
CB, Washington DC - Senjata modern
memang jauh dari kata murah. Sejumlah negara bahkan menetapkan anggaran
yang fantastis untuk meningkatkan sistem pertahanan negaranya.
Namun tak semua rencana pengembangan sistem senjata yang telah
dianggarkan dapat berjalan dengan baik. Terdapat sejumlah sistem yang
sudah menghabiskan biaya dengan jumlah tidak sedikit justru pada
akhirnya dibatalkan pengembangannya.
Seperti dikutip dari Listverse, Minggu (30/10/2016), berikut 5 sistem senjata berharga selangit yang pada akhirnya tak digunakan. 1. A-12 Avenger II (US$ 2,95 Miliar)
A-12 Avenger II (US Navy)
A-12 Avenger II merupakan pesawat tempur 'siluman' yang tahan dalam
segala kondisi cuaca dan dimaksudkan untuk menggantikan A-6 Intruder
milik Angkatan Laut Amerika Serikat dan Korps Marinir.
Pembuatan pesawat yang dimulai pada 1990 akhirnya dihentikan pada
1991 sebelum seluruh biaya yang ditaksir mencapai US$ 57 miliar itu
habis.
Padahal AS telah membayar hampir US$ 3 miliar dari kontrak sebesar
US$ 4,8 miliar tapi pesawat tak kunjung dibangun. Atas hal itu,
Departemen Pertahanan AS menggugat kontraktor untuk mengembalikan biaya
itu. Pada akhirnya, di tahun 2014, AS hanya mendapatkan kembali uangnya
sebesar US$ 400 juta. 2. Expeditionary Fighting Vehicle (US$ 3 Miliar)
Expeditionary Fighting Vehicle (United States Marine Corps)
Expeditionary Fighting Vehicle (EFV) merupakan kendaraan amfibi yang
dibangun untuk Korps Marinir Amerika Serikat untuk menggantikan Assault
Amphibious Vehicle yang telah digunakan sejak 1972. EFV dibangun untuk
menyaingi mobilitas dan manuver dari M1 Abrams Main Battle Tank.
Proyek tersebut diperkirakan menelan biaya US$ 15 miliar, namun
dibatalkan pada 2011 oleh Menteri Pertahanan Robert Gates karena
permintaan Korps Marinir untuk memperpanjang penggunaan Marine Personnel
Carrier dan Amphibious Combat Vehicle.
Biaya pembuatan yang mahal memaksa Korps untuk mengurangi pesanan
dari 1.013 menjadi 573 kendaraan. Hal itu menjadi salah satu alasan
utama poryek tersebut akhirnya dibatalkan setelah memakan biaya dengan
total US$ 3 miliar.
Pengembangan sistem senjata yang dihentikan
3. YAL-1 Airborne Laser (US$ 5 Miliar)
YAL-1 Airborne Laser (US Missile Defense Agency)
YAL-1 Airborne Laser merupakan senjata yang didesain untuk dipasang
pada Boeing 747-400F. Laser tersebut dapat menghadang dan menghancurkan
rudal balistik selama pesawat melakukan penerbangan.
Senjata laser itu berhasil dalam uji coba, tapi tak pernah digunakan
karena penggunaannya yang tak praktis dalam medan pertempuran. Proyek
tersebut dihentikan pada 2011 setelah 16 tahun dilakukan pembangunan
dengan memakan biaya total US$ 5 miliar. 4. Future Combat Systems (US$ 18,1 Miliar)
XM1203 Non Line of Sight-Cannon (NLOS-C) (US Army)
Selama tahun 2003 hingga 2009, Angkatan Darat Amerika Serikat memulai
program modernisasi Future Combat Systems (FCS) yang bertujuan membuat
kendaraan yang lebih cepat, bermanuver tinggi, dan mampu masuk ke zona
tempur dalam waktu singkat.
Namun FCS tidak pernah diterjunkan dan gagal memenuhi tenggat waktu
sebelum Menteri Pertahanan, Robert Gates menyerukan restrukturisasi dan
pembatalan akhir program pada 2009. Departemen Pertahanan menghabiskan
lebih dari US$ 18 miliar selama pengembangan program yang memakan waktu
enam tahun. 5. Trident Missile Program (US$ 40 Miliar)
Trident II (US Department of Defense)
Berbagai bentuk rudal Trident dikembangkan sebagai rudal balistik
kapal selam yang mampu membawa hulu ledak nuklir. Rudal Trident
dijalankan oleh Angkatan Laut AS dan Inggris dengan total biaya US$ 40
miliar pada 2011 dengan estimasi biaya US$ 70 juta per misil.
Program Rudal Trident telah beroperasi dan terus dikembangkan sejak
1979 dan rencananya akan tetap digunakan hingga 2042. Diperkirakan total
biaya yang diperlukan sebesar US$ 170,2 miliar, tapi rudal tersebut tak
pernah digunakan.