Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Senin, 31 Oktober 2016
Terkuak, Rahasia yang Terendam di Laut Hitam selama Ribuan Tahun
(Sumber University of Southampton/Dr. Rodrigo Pacheco-Ruiz)
CB, Southampton -
Di kedalaman Laut Hitam, terbentanglah dasar samudra yang gelap gulita,
tanpa cahaya dan tanpa oksigen. Dengan keadaan demikian, para ahli arkeologi telah lama menduga bahwa 'kawasan maut' itu menjadi kuburan sempurna bangkai-bangkai kapal.
Sekarang, suatu penjelajahan pemetaan membuktikan bahwa dugaan mereka
memang benar. Tanpa sengaja, penjelahan itu telah mengungkapkan
keberadaan lebih dari 40 bangkai kapal dari masa Ottoman dan Byzantine.
Dikutip dari Daily Mail pada Selasa (25/10/2016), ekspedisi itu mengintip air di kedalaman 1800 meter di bawah permukaan Laut Hitam menggunakan kapal yang dilengkapi dengan perangkat termaju untuk bawah air.
Kapal itu sebenarnya sedang melakukan ekspedisi pemetaan bentang alam purba yang dulu terbenam air setelah Zaman Es.
(Sumber MARIS via Facebook)
Proyek yang dikenal sebagai Black Sea Maritime Archaeology Project
(Black Sea MAP) melibatkan tim internasional di bawah pimpinan Centre
for Maritime Archaeology dari University of Southampton, Inggris.
Profesor Jon Adams, pimpinan investigasi proyek, mengatakan, "Kami
berupaya menjawab beberapa pertanyaan yang diperdebatkan sengit tentang
saat naiknya tinggi air, seberapa cepat, dan apa dampaknya pada populasi
manusia yang tinggal sepanjang pantai Laut Hitam di Bulgaria."
(Sumber MARIS via Facebook)
"Fokus utama proyek ini adalah untuk melakukan survei geofisika guna
mendeteksi bekas permukaan-permukaan daratan yang tertimbun di bawah
dasar laut sekarang ini, mengambil contoh inti, mencatat sifat dan
tarikhnya, dan menciptakan rekonstruksi lingkungan palaeo prasejarah di
Laut Hitam."
Kendaraan bawah air dengan beberapa perangkat termaju sedunia itu
parkir di Stril Explorer. Para peneliti menggunakan dua kendaraan
operasi jarak jauh (remotely operated vehicles, ROV) untuk melakukan survei dasar laut.
(Sumber University of Southampton)
Satu ROV dikhususkan agar optimal bagi fotografi 3D dengan resolusi
tinggi. Satu lagi, Surveyor Interceptor, 'melayang' pada 4 kali
kecepatan ROV biasa sambil membawa peralatan geofisika lengkap, disertai
lampu, kamera definisi tinggi, dan pemindai laser.
Sejak dimulainya proyek, Surveyor Interceptor telah meraih sejumlah
rekor untuk kedalaman 1.800 meteer, kecepatan yang lebih dari 6 knot,
serta cakupan sekitar 1.250 km.
(Sumber University of Southampton/Dr. Rodrigo Pacheco-Ruiz)
Di antara bangkai-bangkai kapal ada yang berasal dari Kesultanan
Ottoman dan Kerajaan Byzantine, sehingga memberikan informasi tentang
masyarakat-masyarakat yang ada di sepanjang pantai Laut Hitam.
Banyak kegiatan kolonial dan perdagangan Yunani dan Romawi Kuno, serta Kerajaan Byzantine, yang berpusat di Laut Hitam.
(Sumber University of Southampton/Dr. Rodrigo Pacheco-Ruiz)
Setelah 1453, ketika Turki Ottoman mencaplok Konstantinopel dan
mengganti namanya menjadi Istanbul, bisa dikatakan Laut Hitam tertutup
bagi perdagangan asing.
Hampir 400 tahun kemudian, Perjanjian Paris pada 1856 membuka lagi lautan itu bagi perdagangan segala bangsa.
Menurut Profesor Adams, "Bangkai-bangkai kapal itu benar-benar bonus,
tapi merupakan temuan yang menakjubkan ketika ditemukan dalam survei
geofisika yang berkepanjangan."
(Sumber University of Southampton/Dr. Rodrigo Pacheco-Ruiz)
"Bangkai-bangkai itu sangat terawetkan karena keadaan anoksik
(ketiadaan oksigen) di Laut Hitam pada kedalaman lebih dari 150 meter."
"Menggunakan teknik rekaman 3D teranyar untuk bangunan-bangunan bawah
air, kami berhasil merekam sejumlah gambar luar biasa tanpa mengganggu
dasar laut."
“Sekarang kami telah termasuk sebagai yang terbaik untuk metodologi
ini dan belum pernah ada yang mencapai model kelengkapan bangkai kapal
pada kedalaman ini.”