Senin, 09 Oktober 2017

Inggris Siap Kirim Kapal Induk Hadapi Korea Utara




Inggris Siap Kirim Kapal Induk Hadapi Korea Utara
Korea Utara meluncurkan udal antar benua Kore Utara Hwasong-14 pada malam hari, menjelang tengah malam waktu setempat. Peluncuran ini juga terdeteksi oleh Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan. KCNA via Reuters

CB, Jakarta - Inggris siap mengirimkan kapal induk terbaru, HMS Queen Elizabeth, untuk mendukung sekutunya, Amerika Serikat dan Korea Selatan, dalam menghadapi Korea Utara, yang diperkirakan akan meluncurkan rudal nuklirnya pada beberapa hari ke depan.
Kapal induk HMS Queen Elizabeth mampu membawa 12 pesawat tempur F-35B ke Semenanjung Korea. Kapal induk ini akan dikawal kapal perusak Type-45 dan kapal penyerang Type-23.


Ads by

"Kami punya banyak kapal yang dikirim, seperti kapal perusak Type-45 dan kapal penyerang Type-23," kata seorang perwira senior di Angkatan Laut Inggris, seperti dikutip dari DailyStar.co.uk, Senin, 9 Oktober 2017.

Inggris menyatakan hal itu dilakukan karena Korea Utara diperkirakan akan meluncurkan bom hidrogennya bertepatan dengan hari berdirinya partai buruh negara itu, yang diperingati setiap 10 Oktober.

Sebelumnya, Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara, mengancam akan meluncurkan rudal jarak jauh pada beberapa hari ini. Dia mengklaim rudal itu mampu menghantam wilayah Amerika.
Adapun Presiden Donald Trump menegaskan hanya ada satu cara untuk menghancurkan Korea Utara tanpa menjelaskan dengan rinci isi pernyataannya itu.



Credit  TEMPO.CO






Putin Tahu Korea Utara Mau Luncurkan Nuklir Sejak 16 Tahun Lalu




Putin Tahu Korea Utara Mau Luncurkan Nuklir Sejak 16 Tahun Lalu
Presiden Russia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-il pada 2002. Alexander Nemenov/AFP
CB, Jakarta - Pemimpin Rusia, Vladimir Putin mengatakan, dirinya  telah mengetahui rencana peluncuran senjata nuklir Korea Utara sejak 16 tahun yang lalu dari mendiang ayah pemimpinn Korea Utara, Kim Jong-un.
Presiden yang baru saja merayakan ulang tahun ke 65 itu mengaku ia secara pribadi diberitahu tentang adanya senjata nuklir yang kuat di negara tersebut oleh mendiang pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-il.


"Pada tahun 2001 ketika saya dalam perjalanan untuk berkunjung ke Jepang, saya singgah di Korea Utara, di mana saya bertemu dengan ayah pemimpin negara saat ini. Pada saat itulah dia mengatakan kepada saya bahwa mereka memiliki bom nuklir," kata Putin seperti yang dilansir The Sun.
Pernyataan Putin itu diberikan untuk menggambarkan betapa sanksi kepada Korea Utara oleh Amerika Serikat dan Dewan Keamanan PBB tidak akan efektif. "Kapan itu? Pada tahun 2001. Sudah 2017, negara ini telah hidup dengan sanksi permanen dan bukan hanya bom nuklir, mereka sekarang memiliki bom hidrogen."

Putin menambahkan bahwa tidak ada alasan pihak luar untuk memprovokasi dan menekan Korea Utara. Karena negara itu sudah menarik diri dari semua kesepakatan dan mulai mengembangkan program nuklir mereka.
Putin memperingatkan setiap upaya untuk mengatasi Korea Utara oleh Amerika Serikat dengan serangan pencegahan akan gagal. Dia mendesak kedua belah pihak untuk "menemukan cara untuk dialog tatap muka" untuk mengurangi ancaman perang nuklir.
Namun Putin menambahkan bahwa dia masih khawatir dengan uji coba nuklir lanjutan di bawah rezim Kim Jong-un. Bahkan kekhawatirannya melebihi Amerika Serikat karena Rusia memiliki perbatasan darat langsung dengan Korea Utara.

"Sebuah lokasi uji coba nuklir berada di Korea Utara hanya berjarak 200 kilometer dari perbatasan kami. Amerika berada dimana. Kami lebih cemas tentang hal itu daripada Anda," tegas Putin.
Sehingga Putin memperingatkan bahwa komentar Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang konflik dengan Kim Jong-un hanya memberi lebih banyak kekuatan kepada Pyongyang.




Credit  tempo.co






Korea Utara Pamer Rudal, Ini 4 Rudal Balistik Antarbenua Terhebat



Korea Utara Pamer Rudal, Ini 4 Rudal Balistik Antarbenua Terhebat
Ilustrasi rudal. Bussinesinsider.com
CB, Jakarta - Korea Utara dikabarkan bakal meluncurkan rudal balistik antarbenua atau intercontinental balistic missile dengan daya jelajah mencapai pantai barat Amerika Serikat pada pekan depan.
Anton Morozov, salah satu anggota DPR Rusia atau Duma, memberikan informasi "bocoran" ini seusai mengunjungi Pyongyang, ibu kota Korea Utara, pada 2-6 Oktober 2017.


Kantor berita KCNA melaporkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memerintahkan peluncuran rudal Hwasong-14, yang dilakukan pada sudut yang curam, untuk menunjukkan jangkauan maksimum dan mengirim peringatan ke Amerika Serikat. KCNA/via REUTERS


Korea Utara memiliki rudal balistik antarbenua bernama Hwasong-14, yang telah diluncurkan melewati wilayah udara Jepang pada bulan lalu. Namun sejauh ini daya jelajahnya baru mencapai sekitar 3.700 kilometer dengan ketinggian 770 kilometer.

Berikut ini empat rudal balistik antarbenua dengan daya jangkau di atas 5000 kilometer.
:: Israel memiliki rudal balistik bernama Jericho 3, yang mulai diaktifkan pada 2011. Rudal itu diyakini sebagai rudal balistik pertama dan satu-satunya yang dimiliki negara ini. Rudal ini diyakini mampu melesat cukup cepat hingga bisa mengelabui sistem deteksi rudal di berbagai negara. Daya jelajahnya sekitar 11.500 kilometer.
:: Rusia memiliki rudal balistik bernama KRS-26 Rubezh. Rudal ini baru saja diaktifkan pada 2016. Pada saat pengujian, rudal ini mampu menempuh jarak sekitar 5.800 km. Militer Rusia mengklaim rudal ini mampu terbang hingga maksimal sekitar 12.500 km.
:: Amerika Serikat memiliki rudal balistik antarbenua yang dinamai LGM-30 Minuteman-III. Ada sekitar 450 rudal yang dipasang di berbagai lokasi. Rudal ini bakal aktif hingga minimal 2030. Daya jelajah rudal ini sekitar 12.900 km.
:: Cina memiliki rudal balistik antarbenua bernama Dongfeng-41. Ini adalah rudal terbaru yang menggantikan rudal DF-5. Rudal terbaru ini mampu terbang dengan kecepatan 25 kecepatan suara atau sekitar 30.600 km per jam dengan daya jelajah 14.500 kilometer. Cina merupakan sekutu Korea Utara, yang diduga ikut membantu pengembangan rudal balistik negara komunis di Semenanjung Korea ini.



Credit  TEMPO.CO







Korut Bersiap Tes Rudal Antarbenua yang Mampu Hantam Daratan AS



Korut Bersiap Tes Rudal Antarbenua yang Mampu Hantam Daratan AS
Rudal balistik Hwasong-12 Korea Utara saat diuji coba beberapa waktu lalu. Pyongyang bersiap uji coba rudal balistik antarbenua yang mampu hantam daratan AS. Foto/REUTERS


MOSKOW - Korea Utara (Korut) bersiap untuk menguji coba peluru kendali (rudal) balistik antarbenua (ICBM) baru yang mampu menghantam daratan Amerika Serikat (AS). Rencana tes rudal itu dibocorkan seorang anggota parlemen Rusia yang baru pulang setelah lima hari berkunjung ke Pyongyang.

Anggota parlemen Moskow bernama Anton Morozov mengaku berkunjung ke negeri yang dipimpin Kim Jong-un itu bersama delegasi Rusia.

Dia mengklaim pejabat Korut memberikan perhitungan matematika yang menunjukkan bahwa rudal ICBM yang hendak diuji coba itu dapat mencapai target di pantai barat AS. Namun, Morozov tidak merinci tanggal pasti uji coba senjata rezim Kim Jong-un itu.

Bocoran rencana manuver Pyongyang ini muncul beberapa hari setelah seorang pejabat CIA mengungkapkan bahwa rezim Kim Jong-un dapat meluncurkan rudal baru atau melakukan uji coba senjata nuklir lagi pada minggu depan.

“Mereka sedang mempersiapkan sebuah tes baru untuk rudal jarak jauh,” kata Morozov kepada kantor berita RIA Novosti.

”Mereka bahkan memberi kami perhitungan matematis yang mereka yakini sebagai bukti bahwa rudal mereka bisa melanda pantai barat Amerika Serikat,” ujar Morozov.

Dia menggambarkan suasana hati di Pyongyang seperti “mirip perang”. ”Dalam waktu dekat, mereka akan melakukan, sejauh yang kami tahu, masih ada peluncuran rudal lagi, tapi kali ini dengan rentang yang lebih panjang,” imbuh politikus Rusia ini, yang dikutip Sabtu (7/10/2017).

Morozov adalah bagian dari sebuah delegasi Rusia yang melakukan kunjungan resmi ke Pyongyang minggu ini untuk membahas kerja sama bilateral dengan Kedutaan Besar Rusia untuk Korea Utara. Dia tercatat sebagai anggota Komite Urusan Internasional Duma Negara Rusia.

Politikus Moskow ini telah meminta Rusia melakukan intervensi segera terkait situasi di semenanjung Korea untuk menghindari perang baru.

Awal pekan ini, Yong Suk Lee, Wakil Direktur Direktur Pusat Misi Korea CIA, mengungkapkan bahwa provokasi terbaru Korea Utara dapat terjadi pada hari Selasa saat merayakan berdirinya Partai Buruh Korea.

Dia memprediksi, tes rudal rezim Kim Jong-un akan bertepatan dengan kampanye pemilihan majelis rendah Jepang dan liburan Columbus Day di AS. Sekadar diketahui, sesuai perbedaan waktu, tes rudal itu kemungkinan terjadi hari Selasa pagi waktu Pyongyang atau hari Senin waktu AS. 

Nicholas Kristof, seorang kolumnis New York Times yang baru saja kembali ke Pyongyang untuk berkunjung, menulis bahwa Korea Utara menggembleng warganya untuk bersiap perang nuklir dengan AS.

Billboard di Ibu Kota Korea Utara, kata dia, menunjukkan rudal yang menghancurkan gedung Capitol AS di Washington, DC.

Penduduk Pyongyang, Mun Hyok-myong, seorang guru, berbincang dengan Kristof saat berkunjung ke sebuah taman hiburan. ”Jika kami harus berperang, kami tidak akan ragu untuk menghancurkan Amerika Serikat secara total,” kata Kristof menirukan ucapan warga Korea Utara itu.

Pemerintah Kim Jong-un belum mengonfirmasi laporan persiapan uji coba ICBM seperti yang dibocorkan  anggota parlemen Rusia.




Credit  sindonews.com




Pesawat Mata-mata AS dan Korsel Sibuk, Khawatir Korut Luncurkan ICBM


Pesawat Mata-mata AS dan Korsel Sibuk, Khawatir Korut Luncurkan ICBM
Pesawat mata-mata canggih Amerika Serikat, U-2. AS dan Korsel sibuk intai Korut di tengah kekhawatiran Pyongyang akan luncurkan ICBM. Foto/REUTERS


SEOUL - Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) sibuk meningkatkan operasi pesawat mata-mata mereka di dekat wilayah Korea Utara (Korut). Gencarnya operasi itu terjadi di tengah kekhawatiran bahwa rezim Kim Jong-un akan meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM).

Sumber militer Seoul mengatakan, pasukan dari kedua negara telah meningkatkan misi pengintaian setelah seorang anggota parlemen Rusia mengklaim bahwa Pyongyang berencana untuk menembakkan ICBM yang mampu menyerang daratan AS.

“Mereka sedang mempersiapkan sebuah tes baru untuk rudal jarak jauh,” kata Anton Morozov, anggota parlemen Rusia yang baru saja melakukan kunjungan ke Pyongyang.

”Mereka bahkan memberi kami perhitungan matematis yang mereka yakini sebagai bukti bahwa rudal mereka bisa melanda pantai barat Amerika Serikat,” ujar Morozov.

Pejabat CIA sebelumnya juga mengungkapkan bahwa rezim Kim Jong-un kemungkinan akan melakukan uji coba senjata nuklir baru pada hari Selasa (10/10/2017) besok untuk menandai berdirinya Partai Buruh Korea.

Sebagai respons, pasukan AS telah meningkatkan operasi pesawat pengintai ultra-tinggi U-2S. Sedangkan Korsel meningkatkan operasi pesawat pengintai RC-800 dan RF-16 terhadap tetangganya tersebut.

“Beberapa gerakan terus-menerus terdeteksi dari fasilitas rudal dan basis rudal Korea Utara. Kami mempertahankan postur pengintaian dan kesiapan yang tinggi,” kata sumber militer Korsel yang dilansir Yonhap.

Media Seoul itu juga melaporkan bahwa sistem radar canggih berbasis maritim dan darat sudah siaga di tempat untuk mendeteksi aktivitas rudal balistik Pyongyang. 




Credit  sindonews.com



Korsel Kembangkan Teknologi Blackout Bomb


Korsel Kembangkan Teknologi Blackout Bomb
Foto/Ilustrasi/Istimewa


SEOUL - Korea Selatan (Korsel) telah mengembangkan sebuah teknologi yang mampu melumpuhkan sistem tenaga Korea Utara (Korut) jika terjadi konflik militer potensial. Demikian yang dilaporkan olek kantor berita Yonhap.

Menurut Yonhap, teknologi tersebut telah dikembangkan oleh Agency for Defense Development dalam kerangka sistem serangan preemptive 'Kill Chain' di negara tersebut seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (8/10/2017).

Yonhap menambahkan bahwa teknologi itu berfokus hanya pada penargetan sistem tenaga listrik. Bom tersebut menyebarkan filamen grafit karbon melalui fasilitas listrik yang mengganggu aktivitas sistem tenaga listrik.

Hubungan antara kedua Korea telah tegang selama beberapa dekade. Kedua negara itu juga tidak pernah menandatangani perjanjian damai setelah Perang Korea yang berlangsung pada 1950-1953.

Ketegangan di semenanjung Korea meningkat dalam beberapa tahun terakhir dengan latar belakang peluncuran rudal Pyongyang dan uji coba nuklirnya.

Korut telah meluncurkan puluhan rudal di bawah kepemimpinan Jong-un karena mempercepat program senjata yang dirancang untuk memberikannya kemampuan menargetkan AS dengan rudal bertenaga nuklir yang kuat.

Korut menuduh AS, yang memiliki 28.500 tentara di Korsel, berencana untuk menyerang dan secara teratur mengancam untuk menghancurkannya dan sekutu-sekutunya di Asia.



credit  sindonews.com







Korut Sebut AS Dalang Terorisme Internasional


Korut Sebut AS Dalang Terorisme Internasional
Foto/Ilustrasi/Istimewa


PYONGYANG - Korea Utara (Korut) mengecam perang terhadap teror yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS). Pyongyang menuduh Washington menggunakan perang terhadap teror untuk memanipulasi pemerintah dan entitas lainnya di seluruh dunia.

Selain berupaya menghabisi pemimpin Korut Kim Jong-un pada bulan April, Korut menuding tindakan Washington terus mengganggu kestabilan organisasi dan pemerintahan global. Korut lantas menyebut AS sebagai alasan utama terorisme internasional belum dimusnahkan.

Sebuah artikel yang diterbitkan oleh kantor berita Korut, KCNA, menegaskan bahwa perwakilan Korut dalam Majelis Umum PBB ke-72 menjelaskan prinsp negaranya tentang bagaimana kontraterorisme didefinisikan oleh Kantor Anti Terorisme PBB.

"Alasan utama terorisme internasional belum dimusnahkan, terus berlanjut dan meningkatnya pertarungan militer dan diplomatik global adalah adanya campur tangan Pentagon dan Washington," tulis KCNA seperti disitat dari Russia Today, Minggu (8/10/2017).

Perwakilan Pyongyang di PBB juga mendokumentasikan sebuah rencana yang gagal untuk membunuh Kim Jong-un dan menggulingkan pemerintah di Pyongyang.

"Pada bulan Mei tahun ini, sekelompok teroris kejam yang menyusup ke negara kita atas perintah CIA AS dan Intelijen Korea Selatan dengan tujuan melaksanakan terorisme yang disponsori negara terhadap markas besar menggunakan zat biologis dan kimia tertangkap dan terbongkar," tegas KCNA.



"Ini jelas menunjukkan sifat sejati AS sebagai pelaku utama di balik terorisme," sambung artikel tersebut.

Perwakilan Korut juga mengklaim bahwa Washington berkontribusi terhadap ketidakstabilan global melalui penggunaan senjata biokimia untuk menargetkan pemimpin spesifik yang dianggap tidak ramah terhadap AS.

"AS telah sepenuhnya mengungkapkan skenario kriminalnya untuk tidak membuat keberatan menggunakan senjata biokimia guna menurunkan struktur kepemimpinan saat ini di Pyongyang," menurut KCNA. Korut juga telah lama menuduh Washington memakai dengan hati-hati "Plan Jupiter," dalam bentuk serangan biokimia untuk membunuh Jong-un dan kabinetnya.

Klaim terhadap Plan Jupiter belum dibuktikan, meskipun perdebatan yang sering diperdebatkan tentang campur tangan internasional AS dalam dunia politik dan intelijen tidak menunjukkan tanda-tanda akan hilang. 


Laporan KCNA juga mengklaim bahwa Washington "mengubah warnanya" mirip dengan "bunglon" dalam upaya untuk membenarkan penggulingan pemerintah, terutama di Timur Tengah.

KCNA lebih jauh berpendapat bahwa Washington secara bergantian menggunakan kontraterorisme dan nonproliferasi senjata pemusnah massal sebagai sarana untuk mempertahankan pendudukan militer dan invasi yang sedang berlangsung di Afghanistan, Irak, Suriah dan Libya.




Credit  sindonews.com


Kim Jong Un Sebut Senjata Nuklir Jamin Kedaulatan


Kim Jong Un Sebut Senjata Nuklir Jamin Kedaulatan 
Kim Jong Un menyebut rudal dan program senjata nuklir Korea Utara merupakan perisai kedaultan negara. (KCNA via Reuters)


Jakarta, CB -- Pemimpin Korea Utara Kim Jon Un mengatakan program senjata nuklir negaranya merupakan “alat pencegah yang kuat” untuk menjamin kedaulatan negara itu.

Pernyataan ini dirilis oleh media milik pemerintah Korea Utara pada Minggu (8/10), beberapa jam setelah Donald Trump mengatakan “hanya ada satu jalan yang berhasil” dalam menghadapi negara tertutup ini.

Dalam pidato di pertemuan Komite Pusat Partai Pekerja yang berkuasa pada Sabtu (7/10), media Korea Utara melaporkan bahwa Kim Jong Un membahas “situasi internasional yang rumit”.


Senjata nuklir Korea Utara merupakan “perisai kuat yang dengan pasti menjaga perdamaian dan keamanan semenanjung Korea dan Asia timur laut,” kata Kim Jong Un yang merujuk pada “ancaman nuklir berkepanjangan dari negara penjajah Amerika Serikat.”

Dalam beberapa minggu belakangan, Korea Utara telah meluncurkan dua rudal ke wilayah Jepang dan melakukan uji coba nuklir keenam.

Negara ini diperkirakan mencapai kemajuan pesat dalam mengembangkan kemampuan membuat rudal berkepala nuklir mencapai wilayah Amerika Serikat.

Seorang anggota parlemen Rusia yang baru kembali dari Pyongyang sebelumnya mengatakan bahwa Korea Utara sedang bersiap-siap melakukan uji coba rudal jenis itu.




Presiden Donald Trump sebelumnya mengatakan Amerika Serikat akan “menghancurleburkan” Korea Utara jika perlu, dalam upaya melindungi negara itu dan sekutunya.

Dalam pidato di depan Komite Pusat Partai Pekerja ini Kim Jong Un mengatakan, situasi yang sekarang terjadi menunjukkan kebijakan “byungjin” atau pembangunan senjata nuklir dan ekonomi dalam waktu bersamaan, “terbukti benar.”

“Perekonomian nasional tahun ini tumbuh kuat, meski semakin banyak sanksi,” kata Kim yang merujuk pada resolusi Dewan Keamanan PBB yang dijatuhkan untuk mengendalikan program nuklir dan rudal negara itu.

Promosi Adik

Pertemuan itu juga memutuskan perbahan jajaran pejabat inti pemerintahan Korea Utara yang sangat tertutup ini.




Kim Jong Un Sebut Senjata Nuklir Jamin Kedaulatan
Kim Jong Un mempromosikan adik perempuannya untuk duduk di politbiro Partai Pekerja yang berkuasa di Korea Utara. (AFP Photo / KCNA via KNS_
Adik perempuan Kim Jong Un, yakni Kim Yo Jong, naik ke jajaran elit politbiro Korea Utara dan langkah ini semakin mengukuhkan pengaruh keluarga Kim di pemerintahan negara itu.

"Ini menunjukkan rekam jejaknya jauh lebih penting dari yang diyakini sebelumnya dan keputusan ini merupakan konsolidasi kekuasaan Kim di tampuk pemerintahan," ujar Michael Madden, pakar Korea Utara dari John Hopkins University seperti dikutip dari Reuters.

Kim Yo Jong adalah putri kandung Kim Jong Il yang masih berusia 28 tahun dan penunjukkannya di jajaran politbiro diperkirakan untuk menggantikan peran Kim Kyong Hee, bibi Kim Jong Un, yang pernah memegang peran kunci di saat Kim Jong Il masih berkuasa.

Januari tahun ini, Kementerian Keuangan Amerika Serikat memasukkan Yo Jong dan sejumlah pejabat Korea Utara lain ke dalam daftar hitam atas dugaan pelanggaran HAM berat.



Selain Yo Jong, dua tokoh penting di balik program rudal Korea Utara yaitu Kim Jong Sik dan Ri Pyong Chol, juga diangkat sebagai anggota penuh politbiro.

"Saat ini bisa dibilang Ri sudah masuk ke jajaran tertinggi pembuat kebijakan Korea Utara," imbuh Madden.


Credit  cnnindonesia.com



Kim Jong-un Puji Kemampuan Senjata Nuklirnya


Kim Jong-un Puji Kemampuan Senjata Nuklirnya
Kim Jong-un menyaksikan langsung uji coba rudal Korut. Foto/Istimewa


PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, memuji program senjata nuklirnya. Menurut Jong-un, senjata nuklirnya adalah alat pencegah yang kuat untuk menjamin kedaulatan Korut.

Dalam sebuah pidato pada sebuah pertemuan Komite Sentral Partai Buruh yang berkuasa, media pemerintah Korut mengatakan bahwa Kim Jong-un telah menangani situasi internasional yang rumit.

"Senjata nuklir Korea Utara adalah pencegah yang kuat untuk melindungi perdamaian dan keamanan di semenanjung Korea dan Asia Timur Laut," kata Kim Jong-un, mengacu pada ancaman nuklir yang berkepanjangan terhadap imperialis Amerika Serikat (AS) seperti dikutip dari Reuters, Minggu (8/10/2017).

Dalam beberapa pekan terakhir, Korut telah meluncurkan dua rudal di atas Jepang dan melakukan uji coba nuklir keenam. Uji coba ini menimbulkan spekulasi jika Korut akan terus mengembangkan rudal bersenjata nuklir yang mampu mencapai darata utama AS.

Sebelumnya, seorang anggota parlemen Rusia mengatakan jika Korut bersiap untuk menguji peluncuran rudal dengan kemampuan tersebut.

Donald Trump sebelumnya mengatakan bahwa Amerika Serikat akan benar-benar menghancurkan Korut jika perlu untuk melindungi dirinya dan sekutu-sekutunya.

"Situasi tersebut membuktikan bahwa kebijakan "byungjin" Korea Utara, yang berarti perkembangan paralel senjata nuklir dan ekonomi benar sekali," kata Kim Jong-un dalam pidatonya.

"Perekonomian nasional telah tumbuh dengan kekuatan mereka tahun ini, meskipun ada sanksi yang meningkat," imbuh Jong-un, mengacu pada resolusi Dewan Keamanan yang diberlakukan untuk membatasi program nuklir dan rudal Pyongyang. 





Credit  sindonews.com










Duo Sekandung di Tahta Korea Utara


Duo Sekandung di Tahta Korea Utara 
Foto: KCNA/via Reuters



Jakarta, CB -- Di tengah memanasnya hubungan Korea Utara dan Amerika Serikat gara-gara uji coba rudal, pemimpin negeri itu, Kim Jong-un mempromosikan empat orang terdekatnya ke puncak partai yang berkuasa di negeri itu. Salah satunya adalah adik kandungnya yang misterius, Kim Yo-jong, 28 tahun. Ini makin memperkuat kontrol keluarga terhadap kekuasaan. 

Tak banyak informasi yang terungkap mengenai sosok Kim Yo-jong ini. Tapi bagaimana Kim Jong-un mencitrakan dirinya di depan umum, adalah buah pekerjaan sang adik, selaku Wakil Direktur Departemen Propaganda dan Agitasi di Partai Pekerja, partai yang berkuasa di Korea Utara.

Yo-jong adalah pendukung kuat abangnya. Kini Kim Yo-jong kini dipromosikan menjadi anggota Biro Politik di Komite Sentral Partai Pekerja. Dia sepertinya menggantikan bibi Kim Jong-un, yaitu Kim Kyong Hui, yang sebelumnya menjadi penasihat bagi Kim Jong Il, ayahanda Kim Jong-un.


“Ini menunjukkan bahwa portofolio dia jauh lebih penting daripada yang diperkirakan sebelumnya dan ini adalah konsolidasi lebih lanjut dari kekuatan keluarga Kim,” kata Michael Madden, seorang ahli Korea Utara di situs web 38 North milik Universitas Utara Johns Hopkins, seperti dikutip Reuters.

Kim Jong-un dan Kim Yo-jong adalah anak-anak dari Ko Yong Hui. Kim Yo-jong adalah putri bungsu Kim Jong Il dari tujuh anak. Saudara tengah mereka dari ibu yang berbeda, Kim Jong-nam, terkenal kritis terhadap rezim itu. Tapi dia tewas dibunuh di Bandara Malaysia pada Februari lalu.

Kim Yo-jong sendiri masuk dalam daftar blacklist Kementerian Keuangan Amerika Serikat karena dianggap melakukan pelanggaran HAM berat.

Dia bersekolah di Swiss dan Korea Utara. Dia pernah tampak menggantikan abangnya dalam beberapa kesempatan, ketika sang abang sakit. “Dia dikenal karena pekerjaannya pada tahun-tahun lalu untuk memoles dan menjadikan Kim Jong-un sebagai idola,” kata Yang Moo-jin, profesor studi Korea Utara di Universitas Korea Selatan, seperti dikutip Bloomberg.



Credit  cnnindonesia.com


Kim Jong-un Angkat Adiknya Jadi Anggota Politbiro


Kim Jong-un Angkat Adiknya Jadi Anggota Politbiro
Pemimpin Korut, Kim Jong-un, menunjuk adiknya sebagai anggota politbiro. Foto/Istimewa


SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, mengangkat adik perempuannya ke pusat kekuasaan. Jong-un mengangkat Kim Yo-jong sebagai anggota pengganti politbiro.

Politbiro adalah badan pembuat keputusan tertinggi di negara itu yang dipimpin oleh Kim Jong-un sendiri. Pengangkatan itu dilakukan dalam sebuah pertemuan Komite Sentral Partai Buruh, partai yang berkuasa di negara itu.

Pengangkatan ini menunjukkan perempuan berusia 28 tahun itu telah menjadi pengganti bagi bibi Kim Jong-un, Kim Kyong-hee. Kyong-hee sendiri menjadi pengambil keputusan utama ketika mantan pemimpin Kim Jong-il masih hidup.

"Ini menunjukkan bahwa portofolio dan pengaruhnya jauh lebih substantif daripada yang diyakini sebelumnya dan ini adalah konsolidasi lebih lanjut dari kekuatan keluarga Kim," kata Michael Madden, seorang ahli Korea Utara di situs 38North seperti dikutip dari Reuters, Minggu (8/10/2017).

Pada bulan Januari, Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) memasukan Kim Yo-jong bersama dengan pejabat Korea Utara lainnya daftar hitam. Mereka dituduh telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang parah.

Kim Jong-sik dan Ri Pyong-chol, dua dari tiga orang di belakang program rudal Jong-un yang dilarang, juga dipromosikan.

Menteri luar negeri Korut, Ri Yong-ho, yang menyebut Donald Trump Presiden Setan dalam sebuah pidato bombastis di Majelis Umum PBB bulan lalu, dipromosikan menjadi anggota penih pembawa suara (vote-carrying) politbiro.

"Yong-ho sekarang bisa diidentifikasi dengan aman sebagai salah satu pembuat kebijakan utama Korea Utara," kata Madden.

"Bahkan jika dia memiliki pertemuan informal atau tidak dapat direkam, rekan-rekan utama Ri dapat diyakinkan bahwa apa pun usulan yang mereka ajukan akan dibawa langsung ke puncak," katanya. 






Credit  sindonews.com







Filipina Akan Ekstradisi Warga yang Rancang Teror di New York


Filipina Akan Ekstradisi Warga yang Rancang Teror di New York 
Ilustrasi. (ThinkStock/Studio_Serge_Aubert)


Jakarta, CB -- Filipina akan mengekstradisi Russell Salic, warganya yang merencanakan serangkaian teror bom di stasiun New York dan Times Square pada bulan Ramadhan lalu.

"Kami akan memulai proses ekstradisi yang diminta. Ada proses yang harus dilakukan dan hal semacam ini sudah sering dilakukan sebelumnya," ujar Menteri Kehakiman Filipina, Vitaliano Aguirre, Minggu (8/10).


Kepala militer Filipina, Eduardo Ano, menyatakan bahwa Salic sudah ditahan oleh Biro Investigasi negaranya pada April lalu.

Sebagaimana dilansir AFP, Salic adalah seorang dokter di Filipina. Dia diduga mentransfer dana sebesar US$423 atau setara Rp5,7 juta kepada tersangka lainnya untuk operasi teror tersebut.

Merujuk pada pernyataan penyelidik yang dirilis Jumat lalu, Salic merencanakan serangkaian atas nama ISIS di sejumlah titik, tapi berhasil digagalkan oleh aparat.

Salic dilaporkan berkomunikasi rutin dengan dua rekannya, Abdulrahman El Bahnasawy, seorang pemuda Kanada yang bertugas membeli bahan pembuatan bom.

Ia juga berkoordinasi dengan Talha Haroon, seorang pemuda berkebangsaan Amerika Serikat yang tinggal di Pakistan.

Dokter ortopedi ini pun sudah ada dalam radar militer Filipina sejak 2014 lalu karena diduga kerap mengirimkan uang untuk ekstremis di Malaysia, AS, bahkan Timur Tengah.





Credit  cnnindonesia.com



Mirip Jamur Nuklir, Ledakan Dahsyat di Ghana Picu Ketakutan Publik


Mirip Jamur Nuklir, Ledakan Dahsyat di Ghana Picu Ketakutan Publik
Ledakan dahsyat di area stasiun pompa bensin di Accra, Ghana, pada Sabtu (7/10/2017) malam, membentuk bola api raksasa mirip jamur nuklir. Foto/Showcase Ghana/YouTube


ACCRA - Sebuah kendaraan tanker yang terbakar di sebuah pompa bensin di Ibu Kota Ghana, Accra, memicu dua ledakan dahsyat yang membentuk gumpalan api mirip jamur nuklir. Insiden yang menewaskan sejumlah orang itu membuat publik ketakutan hingga memilih melarikan diri dari area sekitar.

Pihak kepolisian Ghana mengatakan ledakan tersebut terjadi di daerah bundaran Atomic Junction di Legon, timur laut Accra, sekitar pukul 19.30 waktu setempat pada hari Sabtu.

"Sayangnya ada beberapa korban jiwa dan kami bekerja untuk mendapatkan jumlahnya,” kata Deputi Menteri Informasi Kojo Oppong Nkrumah, seperti dikutip Reuters, Minggu (8/10/2017).

“Ada cukup banyak juga yang terluka,” katanya lagi. Ledakan dimulai di sebuah stasiun gas alam cair milik pemerintah, GOIL, dan  merembet ke sebuah stasiun pompa bensin Total di seberang jalan. Dua ledakan mebentuk bola api raksasa ke langit malam dan memaksa penduduk yang ketakutan melarikan diri.

“Masih terlalu dini bagi kita untuk mengetahui penyebab kebakaran tersebut. Kami akan menyelidiki,” kata juru bicara Dinas Pemadam Kebakaran Nasional Ghana, Billy Anaglate kepada kantor berita AFP. ”Ada beberapa kendaraan yang juga terbakar akibat ledakan tersebut.”

Sedikitnya enam truk pemadam kebakaran dan lebih dari 200 personel polisi dikerahkan untuk membantu mengatasi dampak ledakan tersebut. Banyak ambulans juga tiba untuk mengirim para korban luka ke rumah sakit.

Otoritas Kota Accra memperingatkan orang untuk menghindari daerah tersebut. Kobby Boateng, seorang pemrogram komputer, mengatakan bahwa dirinya telah kembali ke kampus universitas bersama kekasihnya saat ledakan terjadi.

”Tiba-tiba, kami mendengar  suara ledakan dan (melihat) kilat sebuah ledakan, yang membuat bangunan itu goyah dan lampu padam,” katanya kepada AFP.

”Orang-orang bergegas keluar dari kamar mereka, beberapa di antaranya telanjang, kepanasan, yang datang dari (lokasi) ledakan itu. Ya Tuhanku, itu tak tertahankan.” 





Credit  sindonews.com/read





Saudi Serukan Dunia Internasional Lawan Hizbullah


Saudi Serukan Dunia Internasional Lawan Hizbullah
Menlu Saudi untuk Urusan Teluk, Thamer al-Sabhan mengajak dunia internasional untuk bersatu melawan Hizbullah, baik melawan langsung, atau melawan pengaruhnya. Foto/Istimewa


RIYADH - Menteri Luar Negeri Saudi untuk Urusan Teluk, Thamer al-Sabhan menyampaikan pujian terhadap langkah terbaru Amerika Serikat (AS) terkait dengan Hizbullah. Sebelumnya, AS telah menjatuhkan sanksi baru terhadap Hizbullah.

Namun, Sabhan menyatakan, langkah yang diambil oleh AS tidaklah cukup. Dia mengajak dunia internasional untuk bersatu dalam melawan Hizbullah, baik itu melawan secara langsung, atau melawan pengaruhnya.

"Sanksi AS terhadap milisi di Libanon bagus, tapi solusi untuk mencapai perdamaian dan keamanan regional adalah tugas aliansi internasional untuk menghadapi mereka dan sekutu mereka," kata Sabhan merujuk pada Hizbullah, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (5/10).

Seperti diketahui, Komite Hubungan Luar Negeri AS menyerahkan dua dokumen baru pada Kamis yang memperketat sanksi terhadap organisasi Hizbullah.

Dokumen sanksi pertama menargetkan orang asing yang memberikan dukungan kepada sejumlah organisasi kunci Hizbullah, baik dalam bidang keamanan, hubungan luar negeri, dan media Hizbullah.

Sedangkan dokumen kedua menjatuhkan sanksi pada siapa saja yang menggunakan perisai manusia dalam Perang Israel-Libanon pada 2006, atau sesudahnya dan dalam dokumen tersebut disebutkan sejumlah nama pemimpin senior Hizbullah. 





Credit  sindonews.com




AS Setuju Jual Paket Sistem Rudal THAAD ke Saudi Rp202,5 Triliun


AS Setuju Jual Paket Sistem Rudal THAAD ke Saudi Rp202,5 Triliun
Sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) Amerika Serikat. Foto/REUTERS


WASHINGTON - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penjualan paket sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) ke Arab Saudi. Harga penjualannya mencapai sekitar USD15 miliar atau Rp202,5 triliun.

“Penjualan yang diusulkan akan mendukung kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat dengan memperbaiki keamanan sebuah negara yang bersahabat dan tidak akan mengubah keseimbangan militer dasar di wilayah tersebut,” kata Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan Pentagon dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters, Sabtu (7/10/2017).

Kontraktor utama sistem senjata THAAD AS adalah Lockheed Martin Co (LMT.N) dan Raytheon Co (RTN.N).

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan, penjualan tersebut merupakan bagian dari megakesepakatan penjualan senjata senilai USD110 miliar dengan Arab Saudi yang diumumkan Presiden Trump ketika lawatan perdananya ke Riyadh pada bulan Mei lalu.

“Penjualan THAAD akan melanjutkan keamanan nasional dan kepentingan kebijakan luar negeri AS dan mendukung keamanan jangka panjang Arab Saudi dan kawasan Teluk dalam menghadapi ancaman regional, Iran dan lainnya,” kata pejabat tersebut yang berbicara dalam kondisi anonim.

Pengumuman dari Pentagon itu disampaikan hari Jumat waktu AS. Paket alat pertahanan yang dijual ini mencakup 44 peluncur, 360 rudal pencegat, 16 kelompok kontrol kebakaran dan komunikasi mobile dan tujuh radar.

”Kemampuan exo-atmospheric, hit-to-kill milik THAAD akan menambahkan lapis atas arsitektur pertahanan rudal berlapis Arab Saudi dan akan mendukung modernisasi Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi (RSADF),” imbuh Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan Pentagon.

Bruce Riedel, seorang kritikus ternama AS pernah mengatakan bahwa kesepakatan penjualan paket senjata senilai USD110 miliar itu sejatinya bukan hasil kerja Trump, tapi sudah terjadi di era Presiden Barack Obama.

Kritik Riedel ditulis di situs Brookings Institution. ”Itu berita palsu,” tulis Riedel terkait klaim pemerintah Trump yang berhasil mencapai kesepakatan dengan Saudi soal paket penjualan alat pertahanan AS.

”Tidak ada kesepakatan senilai USD110 miliar, melainkan ada banyak surat berharga atau niat, tapi bukan kontrak,” tulis Reidel, Direktur Brookings Intelligence Project.  “Banyak yang menyatakan bahwa industri pertahanan menganggap Saudi akan tertarik pada suatu hari nanti.” 





Credit  sindonews.com






Kurdi Irak Kembali Serukan Dialog dengan Baghdad Terkait Referendum



Kurdi Irak Kembali Serukan Dialog dengan Baghdad Terkait Referendum
Presiden KRG, Masoud Barzani, kembali menyerukan dialog kepada pemerintah pusat Irak untuk menyelesaikan masalah yang belum terselesaikan dengan Baghdad. Foto/Istimewa


BAGHDAD - Presiden Daerah Kurdi Irak (KRG), Masoud Barzani, kembali menyerukan dialog kepada pemerintah pusat Irak untuk menyelesaikan masalah yang belum terselesaikan dengan pemerintah pusat. Sebelumnya, KRG dan Baghdad terlibat ketegangan, setelah Erbil memutuskan untuk menggelar referendum kemerdekaan.

"Kami akan berupaya memecahkan masalah dan perbedaan dengan Baghdad melalui dialog," kata Barzani kepada wartawan, setelah dia meletakkan selimut bunga di makam mantan Presiden Irak Jalal Talabani.

"Kami berharap kematian Talabani akan menjadi kesempatan untuk menemukan kembali hubungan antara semua partai politik di wilayah Kurdi," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (8/10).

Seperti diketahui, pada 25 September, warga Irak di daerah yang dikuasai KRG dan di beberapa daerah yang disengketakan antara Baghdad dan Erbil, memilih apakah akan mengumumkan kemerdekaan dari Irak atau tetap bergabung dengan Baghdad.

Menurut hasil yang diumumkan oleh KRG, hampir 93 persen pemilih terdaftar memberikan suara untuk kemerdekaan. Namun, Pemerintah Irak menilai referendum tersebut tidak sah.

Referendum tersebut banyak dikritik oleh sebagian besar aktor regional dan internasional, banyak yang memperingatkan bahwa hal itu akan mengalihkan perhatian dari perang melawan terorisme Irak, dan merusak stabilitas kawasan. 





Credit  sindonews.com






Bangladesh Buru Warganya yang Nikahi Pengungsi Rohingya


Bangladesh Buru Warganya yang Nikahi Pengungsi Rohingya 
Bangladesh melarang warganya menikahi pengungsi Rohingya sejak 2014 lalu. (Reuters/Mohammad Ponir Hossain)


Jakarta, CB -- Kepolisian Bangladesh memburu warganya, Shoaib Hossain Jewel, yang diduga menikahi seorang pengungsi Rohingya bernama Rafiza pada bulan lalu.

"Kami mendengar, dia menikahi perempuan Rohingya. Kami ke rumahnya di Desa Charigram. Namun, kami tak menemukannya dan orang tuanya juga tidak tahu keberadaannya," ujar Kepala Kepolisian daerah Singair, Khandaker Imam Hossain, kepada AFP.

Bangladesh memang melarang warganya menikahi pengungsi Rohingya sejak 2014 lalu. Saat itu, gelombang pengungsi Rohingya sedang meningkat karena aksi kekerasan di Rakhine.



Pelarangan itu diterapkan karena sejumlah klaim yang mengatakan bahwa Rohingya kerap menggunakan modus pernikahan dengan warga lokal agar mendapatkan kewarganegaraan.


Namun, ayah dari Jewel, Babul Hossain, mengatakan bahwa pernikahan anaknya dengan pengungsi Rohingya itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan modus tersebut.

"Jika seorang warga Bangladesh bisa menikahi orang Kristen dan dari agama lain, apa yang salah jika anak saya menikahi Rohingya? Dia menikahi seorang Muslim yang ditampung di Bangladesh," katanya.

Surat kabar Dhaka Tribune melaporkan, Jewel yang berprofesi sebagai guru di madrasah, bertemu dengan Rafiza saat perempuan itu dan keluarganya mengungsi di rumah seorang imam di Singair.

Mereka kemudian menjalin kasih hingga Jewel rela pergi ke Cox's Bazar, di mana kamp pengungsi untuk Rohingya berdiri. Ia ke sana untuk meminta restu dari orang tua Rafiza.

Pasangan itu kemudian mengikat janji dalam prosesi yang menjadi pernikahan antara warga Bangladesh dan pengungsi Rohingya pertama sejak eksodus pada Agustus lalu.

Eksodus ini terjadi karena bentrokan kembali pecah di Rakhine pada 25 Agustus, menewaskan 1.000 orang dan membuat lebih dari 500 ribu orang Rohingya kabur ke Bangladesh.




credit  cnnindonesia.com





PBB khawatir eksodus Muslim Rohingya berlanjut



PBB khawatir eksodus Muslim Rohingya berlanjut
Pengungsi Rohingya yang datang dari Myanmar menjemput anak-anak mereka dan barang-barang mereka menuju pusat bantuan di Teknaf, dekat Cox's Bazar di Bangladesh, Selasa (3/10/2017). (REUTERS/Damir Sagolj)
Aliran orang Myanmar ini belum berhenti."

Jenewa & Yangon (CB) - Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bersiap untuk kemungkinan "eksodus lebih lanjut" pengungsi Muslim Rohingya dari Myanmar ke Bangladesh dalam enam minggu setelah darurat pengungsi itu dimulai, kata Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB Mark Lowcock.

Sekira 515.000 orang Rohingya tiba di Bangladesh dari Rakhine bagian barat, Myanmar, dalam sebuah gerakan pengungisan yang tiada henti-hentinya setelah pasukan keamanan Myanmar menanggapi serangan militan Rohingya dengan tindakan keras.

PBB telah mengecam serangan militer Myanmar sebagai pembersihan etnis, namun Myanmar menegaskan pasukannya sedang memerangi teroris yang telah membunuh warga sipil, pemimpin agama dan membakar pedesaan.

Kelompok hak asasi manusia (HAM) mengatakan lebih dari 400 desa Rohingya di Rakhine Utara dibakar oleh pasukan keamanan dan warga Budha untuk mengusir umat Islam.

Mark Lowcock, yang posisinya di bawah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengulangi seruan untuk mengakses penduduk di Rakhine utara, dan mengatakan bahwa situasinya "tidak dapat diterima".

Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Budha telah memblokir sebagian besar akses ke wilayah tersebut, walaupun beberapa agen kemanusiaan memiliki kantor terbuka di sana dan Komite Palang Merah Internasional membantu Palang Merah Myanmar untuk memberikan bantuan.

"Aliran orang Myanmar ini belum berhenti. Jelas ada ratusan ribu Rohingya yang masih tinggal di Myanmar, dan kami ingin siap seandainya ada eksodus lebih jauh,” kata Lowcock kepada Reuters di Jenewa.

Lowcock mengatakan seorang pejabat senior PBB diperkirakan akan berkunjung ke Myanmar dalam beberapa hari ke depan.

Diperkirakan 2.000 orang Rohingya tiba di Bangladesh setiap hari, Joel Millman dari Organisasi Migrasi Internasional (IMO).

Pejabat Myanmar mengatakan bahwa mereka berusaha meyakinkan kelompok yang mencoba melarikan diri ke Bangladesh, namun tidak dapat menghentikan orang-orang yang bukan warga negara untuk pergi.

Kantor Berita resmi Myanmar mengatakan bahwa sejumlah besar umat Islam bersiap untuk melintasi perbatasan karena mereka kesulitan mata pencaharian, masalah kesehatan, ketidakamanan kepercayaan dan ketakutan untuk menjadi minoritas.

Badan bantuan internasional telah memperingatkan adanya krisis gizi buruk pada sekitar 281.000 orang di Bangladesh yang membutuhkan makanan mendesak, termasuk 145.000 anak balita dan lebih dari 50.000 wanita hamil dan menyusui.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa kolera adalah sebuah risiko di tengah kekhawatiran penyebaran penyakit di kamp-kamp yang basah kuyup, di mana relawan mencoba memasang sistem sanitasi.

Sekira 900.000 dosis vaksin kolera akan tiba akhir pekan ini dan kampanye vaksinasi harus dimulai pada pekan depan.

Badan bantuan yang dipimpin PBB telah mengajukan bantuan senilai 434 juta dolar Amerika Serikat (AS) selama enam bulan untuk membantu hingga 1,2 juta orang, termasuk 300.000 Rohingya yang sudah berada di Bangladesh sebelum krisis terakhir, dan 300.000 penduduk desa Banglades.

Rohingya dianggap sebagai imigran gelap di Myanmar dan sebagian besar orang tanpa kewarganegaraan.

Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi menghadapi kritik karena tidak berbuat lebih banyak untuk menghentikan kekerasan tersebut, walaupun sebuah konstitusi rancangan militer tidak memberinya kekuatan atas pasukan keamanan.

Dia dikecam atas pelanggaran HAM, dan mengatakan bahwa Myanmar siap untuk memulai sebuah proses yang disetujui oleh Bangladesh pada 1993, di mana siapapun yang diverifikasi sebagai pengungsi akan diterima kembali.

Lowcock mengatakan bahwa pembicaraan antara Myanmar dan Bangladesh mengenai rencana repatriasi merupakan langkah awal yang berguna.

"Tapi, jelas jalannya panjang," katanya.

Baik Amerika Serikat (AS) maupun Inggris telah memperingatkan Myanmar bahwa krisis tersebut membahayakan kemajuan yang telah diraihnya sejak militer mulai melonggarkan cengkeramannya pada kekuasaan.

Namun, sejauh ini kekuasaan militer Myanmar masih cukup dominan. Bahkan, undang-undang dasar Myanmar yang disusun militer menetapkan seseorang yang menikah dengan orang asing tidak bisa menjadi pemimpin negara dan pemerintahan. Hal ini dialami Aung San Suu-Kyi yang bersuami warga negara Inggris, Michael Aris (1946--1999).

China, yang membangun hubungan dekat dengan Myanmar saat berada di bawah kekuasaan militer dan sanksi Barat, mendukung kebijakan Pemerintah Myanmar.

Di Washington, pejabat AS mengatakan bahwa sanksi dan pemotongan bantuan termasuk di antara pilihan yang tersedia untuk menekan Myanmar menghentikan kekerasan tersebut tetapi mereka harus berhati-hati untuk mencegah terjadinya krisis.

"Kami tidak ingin mengambil tindakan yang memperburuk penderitaan mereka. Ada risiko di lingkungan yang rumit ini, "Patrick Murphy, seorang wakil asisten sekretaris negara, mengatakan kepada audiensi Komite Urusan Luar Negeri Perwakilan AS.

Murphy mengatakan bahwa upaya dilakukan untuk mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia.




Credit  antaranews.com


Pengungsi Rohingya terus mengalir, dua tewas akibat perahu terbalik


Pengungsi Rohingya terus mengalir, dua tewas akibat perahu terbalik
Arus Pengungsi Masih Terus Terjadi Pengungsi rohingya menaiki perahu usai melintasi perbatasan Myanmar-Bangladesh di Teknaf, Cox Bazar, Bangladesh, Jumat (29/9/2017). Setiap hari ribuan pengungsi Rohingya terus berdatangan ke Bangladesh. (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay) ()



Jakarta (CB) - Paling sedikit dua orang meninggal dunia setelah perahu yang dipenuhi para pengungsi Rohingya terbalik dekat pantai Bangladesh, kata pejabat Bangladesh seperti dikutip BBC.

Sejumlah orang dinyatakan hilang setelah insiden yang terjadi Minggu malam di Sungai Naf itu. Perahu ini disebut-sebut mengangkut 100 orang yang di dalamnya termasuk anak-anak.

Misi penyelamatan tengah dilakukan oleh pemerintah Bangladesh.

Sebelum ini lusinan pengungsi Rohingya meninggal dunia selagi menyeberangi sungai yang berbatasan dengan Bangladesh menyusul operasi militer Myanmar di negara bagian Rakhine.

Kekerasan memuncak di Rakhine akhir Agustus silam setelah militan Rohingya menyerang berbagai pos keamanan yang memicu operasi militer dari Myanmar.

Setelah itu setengah juta orang Rohingya yang kebanyakan muslim dan tidak diakui kewarganegaraannya oleh Myanmar, lari menyelamatkan diri ke Bangladesh.

Para pengungsi Rohingya menyebut militer Myanmar yang dibantu oleh gerombolan ekstremis Budha telah menggunakan metode pembunuhan dan pembakaran desa untuk mengusir Rohingya dari Mynamar.






Credit  antaranews.com





China Bantah Tudingan Serangan Siber di AS


China Bantah Tudingan Serangan Siber di AS 
Pemerintah China membantah mensasar kantor pengacara New York dalam serangan siber. Foto: (Ilustrasi/Thinkstock/g-stockstudio)


Jakarta, CB -- China membantah bertanggung jawab atas dugaan serangan siber di Amerika Serikat yang mensasar seorang konglomerat yang mengasingkan diri dan meminta suaka politik.

Dalam pernyataan tertulis, Kementerian Keamanan Publik mengatakan penyelidikan yang dilakukan “tidak menemukan bukti” keterlibatan pemerintah China dalam dugaan sarangan siber itu.

Badan penegakan hukum ini mengatakan bahwa China telah memberi bukti kepada pemerintah AS bahwa Guo Wengui memalsukan dokumen untuk mendukung klaim permintaan suaka politik.


Disebutkan bahwa pemerintah China akan mengajukan permintaan resmi agar pihak berwenang menyelidiki masalah ini.

“Dokumen resmi yang dipalsukan dan informasu palsu yang dia buat sangat sensasional dan berlebihan,” bunyi pernyataan tertulis dalam bahsa Inggris yang diterima oleh kantor berita Reuters.



Guo Wengui mengajukan tuduhan korupsi terhadap sejumlah pejabat senior Partai Komunis China.

Konglomerat ini belum menjawab permintaan komentar atas pernyataan pemerintah China itu.

Institut Hudson, satu lembaga penelitian di Washington, pada Rabu (4/10) sedianya akan mendatangkan Guo namun dibatalkan tanpa penjelasan.

Acara ini dilaksanakan bersamaan dengan kunjungan satu delegasi pejabat China ke Washington untuk menghadiri dialog tingkat tinggi tentang penegakan hukum dan keamanan siber antara kedua negara.

Dugaan serangan siber ini mendorong Jaksa Agung AS Jeff Session mengajukan keluhan dalam pertemuan dengan Menteri Keamanan Publik China Gue Shengkun pada Rabu itu.



Guo Wengui yang berdomisili di New York mengajukan permintaan suaka politik September lalu, namun minggu ini mengatakan bahwa kantor pengacaranya mundur karena menjadi korban peretas asal China.

Thomas Ragland dari kantor pengacara itu membenarkan pihaknya tidak lagi mewakili Gue Wengui.

Setelah acara di lembaga Hudson dibatalkan, Guo mengadakan jumpa pers pada Kamis dan memperlihatkan dokumen yang diklaim sebagai dokumen resmi “rahasia”.

Dokumen itu berisi keterangan bahwa pemerintah China telah mengirim agen rahasia ke Amerika Serikat.

Kementerian Keamanan Publik China mengatakan dokumen yang diperlihatkan oleh Guo itu “dipalsukan dengan tidak rapi” dan “penuh dengan kesalahan kecil”.

Guo menuduh sejumlah pemimpin senior Partai Komunis melakukan korupsi yang disebar melalui Twitter dan YouTube sejak awal tahun ini.



Dia mengatakan langkah itu diambil untuk menganggu kongres lima tahunan Partai Komunis yang akan dimulai minggu depan.

Pemerintah China berusaha mendiskreditkan Guo sebagai terduga pelaku kejahatan yang tidak bisa dipercaya.

China sendiri telah memasukkan nama Guo ke dalam surat pencarian orang Interpol.





Credit  cnnindonesia.com






Jutaan Pejabat China Dihukum karena Korupsi


Jutaan Pejabat China Dihukum karena Korupsi 
Gerakan antikorupsi Presiden Xi Jinping telah menjerat jutaan pejabat China sejak 2013. (Reuters/Damir Sagolj)



Jakarta, CB -- Badan anti korupsi China mengatakan sejak 2013 sekitar 1,34 juta pejabat tingkat rendah dihukum dalam program antikorupsi yang dicanangkan Presiden Xi Jinping.

Komisi Pusat Inspeksi Disiplin (CCDI) mengatakan, pejabat yang dihukum itu meliputi 648 ribu pejabat desa, dan sebagian besar terkait dengan korupsi dalam jumlah kecil.

Sementara sebagian besar gerakan antikorupsi di China mensasar pejabat desa dan kota, sejumlah tokoh terkenal juga terjaring.



Pada Agustus lalu, ketua komite antikorupsi Kementerian Keuangan China diselidiki karena diduga melakukan korupsi.


Pada September seorang perwira senior militer yang menduduki jabatan di Komisi Pusat Militer pimpinan Presiden Xi Jinping, ditahan terkait kasus dugaan korupsi.

CCDI mengatakan, 155 ribu atau 94,8 persen, kantor cabang partai tingkat propinsi telah membuat mekanisme kebijakan korupsi.

Badan ini sebelumnya mengatakan bahwa dalam menjalankan kampanye antikorupsi, China dibantu oleh 48 negara yang memiliki perjanjian ekstradisi dengan Beijing, seperti Spanyol, Italia, dan Perancis.

Data badan tersebut menunjukkan  hampir 2.600 orang buronan korupsi yang melarikan diri ke luar negeri berhasil diekstradisi atau direpatriasi berkat kerja sama tersebut.

Meski demikian masih banyak buronan kasus korupsi China di negara lain yang belum terjamah.



Korupsi di kalangan pejabat pemerintahan China menjadi masalah besar dan sejak menjabat pada 2012, Xi diapresiasi oleh banyak pihak karena mencanangkan gerakan antikorupsi di pemerintah.

CCDI awal tahun ini menyatakan akan membuat komisi pengawasan dan hukum nasional yang akan menggabungkan fungsi badan pencegahan korupsi, otoritas supervisi dan departemen yang menangani penyuapan serta kasus kelalaian tugas.

Program percontohan telah dibentuk di Beijing dan di pusat provinsi Shanxi serta Zhejiang timur, tetapi belakangan CCDI menilai upaya reformasi tersebut tidak akan bisa menempatkan kekuatan di luar partai.

Presiden Xi Jinping yang tengah mempersiapkan konferensi pemimpin Partai Komunis bulan ini membuat gerakan antikorupsi mensasar “macan dan lalat” yaitu pejabat tingkat tinggi dan tingkat rendah sebagai prioritas program di masa jabatan lima tahunnya.

China akan mengadakan Kongres Partai Komunis ke-19 bulan Oktober ini. Kongres ini adalah pertemuan dua kali dalam satu dekade dan Presiden Xi Jinping akan mengkonsolidasikan kekuasaan dan mendorong kebijakan-kebijakannya.




Credit  cnnindonesia.com





AS Bantah Gunakan Pengungsi Suriah sebagai Perisai Hidup


AS Bantah Gunakan Pengungsi Suriah sebagai Perisai Hidup
Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon membantah tudingan yang menyebut tentara pangkalan militer AS di Suriah menggunakan pengungsi sebagai perisai hidup. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Pentagon membantah tudingan yang menyebut tentara pangkalan militer AS di Suriah menggunakan pengungsi sebagai perisai hidup. Tudingan tersebut disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Rusia.

Juru bicara kemhan Rusia, Igor Konashenkov pada Jumat mengatakan, pengungsi yang tinggal di kamp Rukban di Suriah tenggara, secara efektif digunakan oleh AS untuk menjadi tameng bagi pangkalan militernya yang ada di dekat kota al-Tanf.

Kamp Rukban di dekat perbatasan Yordania adalah rumah bagi setidaknya 60 ribu wanita dan anak-anak yang melarikan diri dari Raqqa dan Deir ez-Zor. Dalam pernyataannya, Konashenkov juga menyalahkan militer AS karena menghentikan konvoi kemanusiaan Suriah, PBB dan Yordania untuk mencapai penduduk kamp yang terjebak.

Merepon hal ini, Kantor Urusan Publik CJTF-Operation Inherent Resolve, yang merupakan bagian dari CENTCOM, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (8/10), menegaskan, tudingan tersebut adalah salah besar dan sangat tidak berdasar.

"Bukan hanya tuduhan palsu, pernyataan Mayor Jenderal Konashenkov mengenai orang-orang Suriah yang terlantar di Rukban sangat disayangkan, mengingat dia tahu kedua negara kita memiliki tujuan yang sama untuk mengalahkan ISIS di Suriah dan mengembalikan kehidupan di negara tersebut kembali normal," bunyi pernyataan tersebut.  





Credit  sindonews.com




Libanon Tangkap 3 Agen Mata-mata Mossad Israel


Libanon Tangkap 3 Agen Mata-mata Mossad Israel
Pasukan militer Libanon saat ditugaskan di wilayah perbatasan. Dinas Keamanan Libanon menangkap tiga warga lokal yang dituduh jadi agen mata-mata Mossad Israel. Foto/REUTERS/Hassan Abadallah


BEIRUT - Dinas Keamanan Libanon dalam beberapa hari terakhir menangkap tiga orang yang dituduh sebagai agen mata-mata Mossad, Israel. Ketiganya diduga kuat memata-matai akivitas faksi Hizbullah yang selama ini jadi musuh bebuyutan Tel Aviv.

Surat kabar Libanon, Al-Akhbar yang dilansir Times of Israel pada hari Minggu (8/109/2017) melaporkan bahwa tiga warga lokal yang jadi agen mata-mata untuk Mossad itu bekerja mengumpulkan informasi terkait Hizbullah. Mereka melaporkan hasil kerjanya kepada agen mata-mata negara Yahudi tersebut.

Libanon kerap mengklaim menangkap mata-mata yang bekerja untuk Israel di dalam negeri. Sedangkan pemerintah Tel Aviv belum mengomentari tuduhan tersebut.

Para pejabat Israel selama ini menyatakan keprihatinannya atas sepak terjang pasukan Hizbullah dan sekutunya, pasukan Iran, yang bermunculan di sepanjang perbatasan Israel-Libanon-Suriah.

Penyelidikan militer Israel pada bulan lalu mengatakan bahwa Teheran bekerja tanpa kenal lelah untuk melindungi kelompok Hizbullah dengan rudal yang lebih akurat untuk perang masa depan dengan Tel Aviv.

Militer pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu juga percaya bahwa Iran akan melanjutkan usahanya untuk membangun kehadiran pasukannya di Suriah melalui “proxy”.

Pada bulan Agustus lalu, PBB memperpanjang mandat misi penjaga perdamaiannya di Libanon selatan (UNIFIL) dan memberi kewenangan pasukannya untuk menangani serangan senjata Hizbullah di daerah tersebut.

Perubahan yang disetujui oleh Dewan Keamanan PBB akan melihat UNIFIL meningkatkan kegiatan pengawasannya di LIbanon selatan, termasuk dengan memasuki desa-desa di mana kelompok militan beroperasi.

Resolusi tersebut menyoroti bahwa UNIFIL memiliki wewenang untuk ”mengambil semua tindakan yang diperlukan” di wilayah di mana pasukannya ditempatkan dan harus memastikan bahwa wilayah operasinya ”tidak digunakan untuk kegiatan bermusuhan dalam bentuk apapun.”

Namun, Israel menuduh badan internasional tersebut gagal mencegah senjata diselundupkan ke Hizbullah. 





Credit  sindonews.com




Hamas Akan Ambil Bagian dalam Pemerintahan Palestina


Hamas Akan Ambil Bagian dalam Pemerintahan Palestina
Foto/Ilustrasi/Istimewa


RAMALLAH - Gerakan Hamas mengumumkan bahwa mereka akan menjadi bagian dari pemerintah persatuan nasional Palestina. Pembentukan pemerintahan ini merupakan bagian dari rekonsiliasi baru-baru ini dengan kelompok pesaingnya, Fatah.

Rencana ini akan membantu membuka jalan untuk menyelenggarakan pemilihan umum.

Kedua faksi Palestina akan menangani rincian pemerintahan ini saat mereka bertemu di Kairo dalam serangkaian pertemuan yang akan dimulai pada hari Selasa.

Pejabat Hamas yang bertanggung jawab atas hubungan nasional, Hussam Badran, mengatakan bahwa pemerintah persatuan nasional berarti partisipasi sebenarnya dari semua faksi Palestina yang aktif, dimulai dengan Hamas.

"Ini semua benar. Sebenarnya, ini adalah tugas pada tahap ini. Orang-orang kita pantas memilih siapa yang harus memimpin mereka di jalan keselamatan dari pendudukan," tegasnya.

"Mekanisme untuk melawan dan menghadapi pendudukan juga harus dilakukan selama fase ini," tambahnya seperti dikutip dari Asharq al-Awsat, Minggu (8/10/2017).

Masih harus dilihat apakah Hamas akan berpartisipasi secara langsung atau tidak langsung di pemerintahan. Tokoh-tokoh independen bisa dipilih. Partisipasi Hamas adalah salah satu masalah yang dapat menghambat rekonsiliasi karena permintaan Israel-Amerika bahwa pemerintah yang akan datang harus mengakui Israel.

Sumber mengatakan kepada Asharq al-Awsat bahwa tokoh-tokoh yang tidak diketahui dapat dipilih untuk menduduki jabatan menteri karena mereka mungkin tidak memiliki hubungan langsung yang jelas dengan Hamas dan faksi lainnya. Ini akan memungkinkan pemerintah untuk berkomitmen pada program Organisasi Pembebasan Palestina dan menghindari Hamas mengakui Israel.

Anggota politbiro Hamas Khalil al-Hayyah mengatakan bahwa tidak ada yang bisa menghalangi rekonsiliasi jika keyakinan untuk mencapai kemitraan dan kerja sama tersedia.

"Kami menuju rekonsiliasi Palestina dengan pikiran terbuka yang akan membantu pertemuan Kairo yang diantisipasi dengan sukses," tambahnya.

"Ada kesempatan nyata untuk mengakhiri divisi Palestina salah jika menempatkan hambatan sebelum dialog dimulai," lanjutnya. 

Dia mengatakan bahwa Hamas percaya bahwa seharusnya ada satu otoritas, dewan pemerintah dan legislatif yang akan mewakili setiap orang Palestina.

"Pemerintahan ini harus bisa mengatur hidup mereka berdasarkan melayani dan mendukung warga negara dan tidak dengan mengorbankan kepentingan Palestina," Hayya menyatakan.

Dia juga berbicara tentang satu pemerintahan yang akan memerintah Tepi Barat dan Jalur Gaza. Ini juga akan mencakup pasukan keamanan.

Pejabat Hamas tersebut berjanji bahwa senjata perlawanan tersebut akan ditinggalkan dalam diskusi. "Senjata tidak terbuka untuk diskusi. Kesepakatan sebelumnya telah dibuat selama ini," katanya.

Perundingan Kairo akan mencakup isu mantan pegawai pemerintah Hamas. Mereka juga akan menangani masalah perbatasan, keamanan dan penyeberangan.




Credit  sindonews.com





Israel-Palestina Berdamai, Trump Pindahkan Kedubes AS ke Yerusalem


Israel-Palestina Berdamai, Trump Pindahkan Kedubes AS ke Yerusalem
Kedubes AS di Tel Aviv, Israel. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) kemungkinan akan tetap memindahkan kedutaan besarnya di Tel Aviv ke Yerusalem. Namun hal itu akan dilakukan jika Palestina dan Israel telah berdamai.

Hal tersebut dikatakan oleh Presiden AS Donald Trump dalam sebuah wawancara dengan mantan Gubernur Arkansas Mike Huckabee dalam program TBN "Huckabee."

Trump mengungkapkan bahwa pemerintahannya sedang mengerjakan sebuah rencana untuk perdamaian di antara Palestina dan Israel.

"Saya ingin memberikan tembaka itu sebelum saya berpikir untuk memindahkan kedutaan ke Yerusalem," katanya seperti dilansir dari Reuters, Minggu (8/10/2017).

"Jika kita bisa membuat perdamaian antara Palestina dan Israel, saya pikir pada akhirnya ini akan mengarah pada perdamaian di Timur Tengah, yang harus terjadi," katanya.

Ketika ditanya apakah ada jangka waktu untuk langkah kedutaan tersebut, Trump berkata: "Kami akan membuat keputusan di masa depan yang tidak terlalu jauh."

Bulan Juni lalu, Trump telah menandatangani sebuah perintah sementara untuk mempertahankan kedubes AS di Tel Aviv. Saat kampanye presiden lalu, Trump berjanji akan memindahkannya ke Yerusalem.

Rencana pemindahan kedubes AS ini di mendapat penolakan dari Palestina. Palestina menilai jika AS memindahkan kedubesnya ke Yerusalem maka hal itu akan mengakhiri solusi dua negara. Palestina telah menetapkan Yerusalem sebagai ibu kota negaranya di masa depan. 





Credit  sindonews.com





Hubungan Memanas, AS-Turki Kurangi Pemberian Visa


Hubungan Memanas, AS-Turki Kurangi Pemberian Visa 
Ilustrasi. (morgueFile/click)


Jakarta, CB -- Amerika Serikat dan Turki saling mengurangi pemberian visa di tengah meningkatnya ketegangan kedua negara pasca penangkapan seorang personel konsulat Washington di Istanbul.

"Kejadian belakangan ini membuat pemerintah AS harus mempertimbangkan kembali komitmen pemerintah Turki terhadap keamanan personel misi AS," demikian bunyi pernyataan misi AS di Ankara, sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (8/10).

Melanjutkan pernyataan tersebut, misi AS menulis, "Untuk meminimalkan jumlah pengunjung ke kedutaan dan konsulat kami sementara peninjauan ini berlangsung, kami menangguhkan semua layanan visa non-imigran di semua fasilitas diplomatik AS di Turki."



Kedutaan Besar Turki di Washington pun mengeluarkan pengumuman serupa, mencontoh isi pernyataan dari AS dan hanya mengganti nama negaranya.


Keputusan ini diambil setelah seorang warga Turki yang merupakan karyawan misi AS di Turki ditahan di Istanbul karena dianggap berkaitan dengan Fethullah Gulen, tokoh agama yang dituding sebagai dalang upaya kudeta tahun lalu.

Kantor berita Turki, Anadolu, melaporkan bahwa pria itu ditahan atas alasan "spionase dan upaya untuk menghancurkan perintah konstitusi dan pemerintah."



Sementara itu, Gulen terus berlindung di AS dan menekankan bahwa ia sama sekali tak terlibat dalam upaya kudeta yang gagal pada tahun lalu.

Selama ini, relasi kedua negara ini sendiri sudah tegang karena AS mendukung pasukan Kurdi bernama YPG dalam perang Suriah.

Turki menganggap YPG sebagai perpanjangan tangan kelompok PKK, pasukan Kurdi yang melakukan upaya pemberontakan di Ankara selama tiga dekade belakangan.


Credit  cnnindonesia.com



Seteru Memanas, Turki dan AS Saling Tangguhkan Layanan Visa


Seteru Memanas, Turki dan AS Saling Tangguhkan Layanan Visa
Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Ankara. AS dan Turki saling tangguhkan layanan visa non-imigran setelah perseteruan diplomatik kedua negara memanas. Foto/REUTERS/Umit Bektas


WASHINGTON - Perseteruan antara Turki dan Amerika Serikat (AS) kembali memanas. Kedua negara ini saling menangguhkan layanan visa non-imigran di masing-masing kedutaannya.

Penangguhan layanan visa dimulai oleh AS melalui kedutaannya di Ankara dalam pengumumannya pada Minggu (8/10/2017). “Menangguhkan semua layanan visa non-imigran di semua fasilitas diplomatik AS, dengan alasan keamanan,” bunyi pengumuman Washington melalui akun Twitter @USEmbassyTurkey, Senin (9/10/2017).

Dalam pengumumannya, Washington menyatakan keputusan itu didasarkan pada kebutuhan untuk menilai kembali komitmen pemerintah Turki terhadap keamanan misi dan personel AS di negara Timue Tengah tersebut.

Seperti diketahui, pada awal pekan lalu, warga Turki Metin Topuz, yang bekerja di Konsulat Jenderal AS di Istanbul, ditangkap oleh penegak hukum setempat atas tuduhan terorisme. Pengadilan memutuskan bahwa dia akan tetap ditahan karena diduga memiliki dengan ulama Turki yang diasingkan, Fethullah Gulen, yang oleh pemerintah dianggap sebagai dalang kudeta yang gagal tahun lalu.

Washington mengecam penangkapan tersebut, dengan mengatakan bahwa langkah tersebut merongrong hubungan kedua negara. Selain itu, tuduhan Ankara dianggap tidak berdasar.

Beberapa jam setelah pengumuman dari Kedutaan AS itu muncul, Turki membalasnya dengan pengumuman yang hampir sama.

”Untuk meminimalkan jumlah pengunjung Kedutaan Besar dan Konsulat kami saat penilaian ini berjalan efektif, (kami) menghentikan semua layanan visa non-imigran di semua fasilitas diplomatik Turki di AS,” bunyi pengumuman Kedutaan Turki di Washington, DC, seperti dikutip Al Jazeera.

Perseteruan dua negara di antara sesama anggota NATO ini sudah terjadi beberapa kali. Selain tuduhan AS melindungi Gulen yang dituduh dalang kudeta yang gagal, dukungan militer Washington untuk pasukan YPG Kurdi di Suriah juga jadi pemicunya.

Pemerintah Presiden Tayyip Erdogan sudah berulang kali mendesak Pemerintah Presiden Donald Trump agar mengekstradisi Gulen. Namun, desakan itu diabaikan. Terlebih Gulen juga membantah tuduhan sebagai dalang kudeta.

Sedangkan dukungan militer AS untuk pasukan YPG Kurdi di Suriah membuat Ankara marah, karena kelompok itu dianggap perpanjangan dari PKK, faksi Kurdi yang oleh pemerintah Erdogan dianggap sebagai kelompok teroris. Sudah tiga dekade terakhir, PKK dan pasukan Ankara terlibat bentrok senjata di wilayah Turki tenggara.





Credit  sindonews.com











Turki dan Milisi Tahrir al-Sham Saling Lepaskan Tembakan di Perbatasan Suriah



Turki dan Milisi Tahrir al-Sham Saling Lepaskan Tembakan di Perbatasan Suriah
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia menuturkan, pasukan Turki dan milisi Tahrir al-Sham, terlibat pertempuran di sebuah desa dekat perbatasan Suriah. Foto/Reuters


ANKARA - Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia menuturkan, pasukan Turki dan milisi Tahrir al-Sham, atau yang dahulu dikenal sebagai al-Nusra terlibat pertempuran di perbatasan Suriah. Keduanya berbalas tembakan dari wilayah masing-masing.

Kelompok pemantau perang yang berbasis di Inggris itu mengatakan, tentara Turki dan anggota Tahrir al-Sham terlibat baku tembak di desa Kafr Lusin, yang berada di dekat perbatasan Suriah dan Turki.

Kepala Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia Rami Abdulrahman, seperti dilansir Al Jazeera pada Minggu (8/10), mengatakan, kelompok milisi tersebut terus mengirim bala bantuan ke daerah perbatasan.

"Pasukan Turki belum berada di tanah Suriah. Tentara menembakkan peluru artileri ke seberang perbatasan, sementara Tahrir al-Sham menyerang sebuah pangkalan militer Turki," ungkapnya.

Sementara itu, Musa Khaled, komandan divisi ke 13 dari Tentara Suriah Bebas, membenarkan adanya baku tembak tersebut. Dia mengatakan, baku tembak terjadi saat kelompok milisi itu mencoba melakukan serangan terhadap basis militer Turki yang berada di perbatasan.

"Ada baku tembak yang intens, Tahrir al-Sham menembak sebuah buldoser Turki di perbatasan, sehingga tentara Turki membalas dengan tembakan, namun semuanya telah tenang sekarang," kata Khaled. 




Credit  sindonews.com





Turki Dukung Pemberontak Suriah Lawan Jihadis


Turki Dukung Pemberontak Suriah Lawan Jihadis 
Turki dan Rusia bekerja sama untuk menghancurkan kelompok ISIS di wilayah perbatasan dengan Suriah. (Reuters/Ammar Abdullah)


Jakarta, CB -- Kelompok pemberontak Suriah melancarkan satu operasi militer besar-besaran yang didukung pasukan Turki ke wilayah Suriah yang dikuasai oleh kelompok jihadis.

“Sekarang ada operasi serius di Idlib Suriah dan akan terus berlangsung,” kata Presiden Turki Tayyip Erdogan dalam pidato di depan partai AK, Sabtu (7/8).

Erdogan menambahkan bahwa Turki tidak akan membiarkan satu “koridor terorisme di wilayah perbatasan dengan Suriah.


“Saat ini Tentara Pembebasan Suriah melakukan operasi di sana,” kata Erdogan. “Rusia mendukung operasi itu dari udara, dan pasukan kita dari dalam wilayah negara ini di perbatasan.



Seorang saksi mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Turki mengerahkan tank dan kendaraan militer ke wilayah perbatasan dengan Suriah pada Sabtu malam.

Saksi ini juga mengatakan pihak berwenang Turki telah membongkar tembok perbatasan di beberapa titik.

Operasi penyusupan ke provinsi Idlib dan sekitarnya ini dilakukan setelah bulan lalu Iran dan Rusia, yang mendukung Presiden Bashar al-Assad, dan Turki yang mendukung pemberontak, sepakat untuk mengurangi pertempuran antara kelompok perlawanan dan pemerintah di wilayah barat daya.

Kesepakatan ini tampaknya bertujuan mengendalikan aliansi Tahrir al-Sham, kelompok jihadis terbesar di Suriah selain ISIS. Kesepakatan itu juga bertujuan mengamankan wilayah perbatasan Turki.



Mustafa Sejari, pejabat senior kelompok perlawanan Liwa al-Mutasem yang ikut dalam operasi ini, mengatakan Rusia tidak akan mendukung para pemberontak.

“Rusia tidak akan terlibat sama sekali di wilayah yang kami kuasai. Peran Rusia hanya terbatas di wilayah yang dikuasai oleh pemerintah,” ujarnya.

Ankara, Moskow dan Tehran mengumumkan satu kesepakatan untuk membentuk dan menjaga zona “de-eskalasi di wilayah Idlib pada bulan lalu.

Menteri luar negeri Turki mengatakan bahwa pemerintahnya bertujuan mencegah pertempuran di Idlib.

“Para pengamat Rusia dan Iran akan ditempatkan di sejumlah wilayah di sini, dan pengamat kami akan berada di wilayah Idlib. Tentu saja mereka ada di tempat aman, jadi tidak ada risiko sama sekali,” kata Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu, Sabtu (7/10).

Aliansi Jihadis

Tahris al-Sham dimotori oleh mantan Front Nusra, yang hingga tahun lalu adalah cabang al-Qaida di Suriah. Front Nusra kemudian berganti nama dan memutus hubungan dengan gerakan global yang didirikan oleh Osama bin Laden itu.

Kelompok ini merupakan kekuatan militer yang kuat sejak perang di Suriah pecah. Mereka berganti taktik dari serangan bom di perkotaan menjadi perang gerilya dengan tentara Suriah bersama dengan sejumlah faksi lain.

Sejak awal tahun ini, kelompok itu bertempur dengan kelompok-kelompok pemberontak lain di Idlib dan wilayah lain Suriah, sementara pemerintah memusatkan perhatian pada upaya menghancurkan ISIS di wilayah timur.

Turki Dukung Pemberontak Suriah Usir ISIS
Rusia dan Turki pada awalnya bertentangan dalam konflik di Suriah, Turki berusaha menjatuhkan Presiden Bashar Assad yang didukung oleh Rusia. (Reuters/Khalil Ashawi)
Pada Juli Tahrir al-Sham merebut wilayah di sekitar pintu perbatasan antara Suriah dan Turki bernama Bab al-Hawa. Langkah ini membuat wilayah garis depan di suriah sebagian besar dikuasainya.



Turki merupakan salah satu pendukung kuat perjuangan para pembrontak yang memerangi Presiden Assad dalam konflik yang sudah berjalan selama lebih dari enam tahun ini.

Namun, pusat perhatian Turki kemudian berubah dari upaya menjatuhkan Assad menjadi taktik melindungi wilayah perbatasannya.

Setahun lalu, Turki mendukung pemberontak Suria di Idlib Timur dalam operasi penyusupan yang dikenal dengan nama “Perlindungan Efrat” yang bertujuan mengusir ISIS dan kelompok Kurdi dari wilayah perbatasan.



Credit  cnnindonesia.com