Pemimpin Taliban yang baru, Mullah
Akhtar Mohammad Mansour, menyerukan persatuan anggotanya dalam
meluncurkan pemberontakan terhadap Afghanistan. (Taliban Handout via
Reuters)
Jakarta, CB
--
Pemimpin Taliban Afghanistan yang baru saja
terpilih, Mullah Akhtar Mohammad Mansour, dalam pesan publik pertamanya
dirilis pada Sabtu (1/8) menyerukan persatuan bagi para anggota militan
dalam meluncurkan pemberontakan terhadap pemerintahan negara tersebut.
Diberitakan
Reuters, seruan ini menyusul adanya sejumlah laporan yang menentang
kepemimpinan Mansour oleh sejumalh anggota keluarga pemimpin sebelumnya,
Mullah Omar.
Mansour terpilih memimpin kelompok militan ini
setelah menjabat sebagai wakil Omar selama beberapa tahun. Mansour
dinilai ingin mengikuti jejak Omar, terkenal sebagai tokoh pemersatu dan
panduan spiritual bagi anggota pemberontakan meskipun tidak tampil di
depan publik selama bertahun-tahun.
Pekan ini, Taliban
mengkonfirmasi bahwa Omar telah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Pemerintah Afghanistan menyatakan bahwa kematian Omar terjadi lebih dari
dua tahun lalu.
Terpilihnya Mansour sebagai pemimpin Taliban
yang baru dapat menjadi jalan agar pembicaraan damai antara Taliban
dengan pemerintahan Afghanistan dapat menemukan solusi terang. Pengamat
menilai Mansour dapat membujuk faksi Taliban lain agar mendukungnya.
"Musuh
tidak bisa mengalahkan kita jika kita menunjukkan persatuan," kata
Mansour dalam sebuah rekaman audio dari sumber Taliban kepada sejumlah
wartawan, dikutip dari Reuters.
"Saya akan memanfaatkan semua
energi saya untuk mengikuti almarhum Mullah Mohammad Omar dan misinya.
Kita harus bersabar dan mencoba menyakini para rekan kami yang hidup
menderita untuk bergabung," kata Mansour.
Pada Jumat (31/7),
komandan Taliban yang menghadiri pelantikan Mansour sebagai pengganti
Omar memaparkan bahwa anak dan saudara Omar mengajukan protes dengan
meninggalkan ruangan.
Perbedaan pendapat yang terlihat jelas di kubu Taliban akan menjadi
tantangan tersendiri bagi Mansour. Dia harus mencoba membujuk para
komandannya yang bimbang dan menyakinkan mereka untuk menggelar
pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan. Tantangan lainnya,
adalah membendung perekrutan kelompok militan lainnya, ISIS, yang juga
semakin gencar.
Pasalnya, dua faksi Taliban yang menyatakan Omar telah meninggal pada bulan lalu membelot dan bersumpah setia kepada ISIS.
Mansour
menyalahkan divisi di Taliban atas "propaganda musuh" dan bersumpah
untuk terus memperjuangkan penerapan hukum Syariah Islam di Afghanistan,
seperti yang dicita-citakan Mullah Omar.
Dia juga mengecam
tindakan pembunuhan warga sipil. Sebuah laporan PBB yang dirilis pada
akhir tahun lalu menyatakan bahwa untuk tahun kedua, Taliban Afganistan
bertanggung jawab atas sekitar 75 persen pembunuhan warga sipil.
"Atas
nama jihad, pembunuhan orang tak bersalah dilarang dalam Islam. Kita
harus memenangkan hati orang, maka kita dapat memerintah hati mereka,"
kata Mansour.
Mansour menegaskan bahwa salah satu wakilnya,
Sirajuddin Haqqani, merupakan putra pemimpin jihad terkenal, Jalaluddin
Haqqani, yang juga pendiri jaringan militan Haqqani, yang diduga
bertanggung jawab atas berbagai serangan bunuh diri mematikan di
Afghanistan.
Beberapa pemimpin Taliban menyatakan kepada Reuters
bahwa pada Jumat (31/7), Jalaluddin telah tewas pada satu setengah tahun
yang lalu. Namun, laporan ini dibantah juru bicara Taliban pada Sabtu
(1/8).
Credit
CNN Indonesia