Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan pada Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018). - ANTARA/Puspa Perwitasari
CB,
NUSADUA - Pemerintah mencatat setidaknya terdapat 7 poin utama yang
menjadi hasil dari pembahasan Pertemuan Annual Meetings IMF-World Bank
Group 2018 di Nusa Dua, Bali.
Sejak awal persiapan pertemuan tahunan tersebut, pemerintah sudah menentukan target-targetnya.
Targetnya
yakni, pembahasan mengenai pembiayaan dan asuransi risiko bencana,
kesepakatan The Bali Fintech Agenda serta pemanfaatan teknologi,
memperkenalkan pembiayaan syariah ke dunia sebagai alternatif
pembangunan berkelanjutan, pembiayaan infrastruktur,perubahan iklim,
pembahasan peningkatan kapasitas manusia (human capital), dan yang
terpenting menguatkan kepemimpinan Indonesia di mata dunia.
Khusus
yang terakhir, pemerintah Indonesia telah mencuri perhatian karena dua
hal, yakni pidato presiden Joko Widodo yang memberikan pesan dengan
sangat kuat agar negara-negara di dunia bersatu dan kedua kesuksesan
Indonesia sebagai tuan rumah.
Direktur Pelaksana IMF, Christine
Lagarde bahkan mengungkapkan pidato tersebut luar biasa. "Pidato
tersebut campuran dari kreativitas, inovasi dan penyampaian pesan yang
sangat kuat," tuturnya dalam Konferensi Pers, Minggu (14/10/2018).
Keramahan
pelayanan Indonesia menjamu tamu internasional tersebut pun diakui oleh
Lagarde. Menurutnya, Indonesia telah memberikan kesan terbaik sebagai
tuan rumah dan menjadikan pelaksanaan pertemuan tahunan tersebut yang
terbesar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan terkait
pembiayaan dan asuransi risiko bencana, pemerintah telah mendapatkan
pelajaran dari berbagai negara yang sudah memiliki instrumen serupa.
Pemerintah pun sudah melangkah lebih lanjut menyiapkan skema asuransi
terhadap Barang Milik Negara (BMN) dan menyusun skema pooling fund atau
penarikan dana bantuan.
Sementara itu, pertemuan tahunan tersebut
menyepakati 12 prinsip dasar mengenai teknologi finansial [tekfin].
Prinsip tersebut akan dibawa kembali ke negara masing-masing guna
menjadi acuan dalam menyikapi perkembangan tekfin di masing-masing
negara.
"Nama Indonesia dan Bali akan terpatri di dunia teknologi.
Untuk Indonesia sendiri, ini memposisikan reputasi Indonesia menjadi
banyak kelebihan terutama kita sudah memiliki unicorn," paparnya.
Annual
Meetings juga membuka kesempatan pemerintah menarik investasi. Dalam
pertemuan tersebut, ada 19 komitmen investasi yang ditandatangani,
dengan nilai komitmen US$13,6 miliar atau setara sekitar Rp 200 triliun.
Terkait
pengembangan human capital atau kapasitas manusia, pemerintah
kedatangan Melida Gates sebagai representasi Melinda&Bill Gates
Fondation.
Sri Mulyani menuturkan ada dua hal yang menjadi tujuan
kedatangan Melinda, yakni terkait upaya lembaga filatropis milik orang
terkaya di dunia tersebut yang ingin membangun industri vaksin di
Indonesia dalam rangka peningkatan kesehatan.
Dia tidak memerinci
mengenai jumlah investasinya, yang jelas melalui kerja sama tersebut,
Indonesia diharapkan menjadi salah satu produsen vaksin di dunia.
Tak lupa, Bank Dunia pun mengeluarkan indeks pembangunan manusia yang baru dalam agenda ini.
Menutup
agenda tahunan tersebut, Sri Mulyani berharap setiap delegasi maupun
para pemimpin yang hadir dapat membawa semangat kebersamaan di Bali
kembali ke negaranya dan melewati ketidakpastian global yang dia
analogikan sebagai musim dingin yang akan datang.
"Kami mau
memberi kepada Anda kehangatan dan cinta dari kami dan semangat kerja
sama dari Bali sehingga memberi Anda kehangatan dan perlindungan. Saya
mohon kita menjaga semangat kecintaan dan koordinasi dari Bali ini,
semoga bertahan lama sampai kita lalui musim dingin hingga selamat,"
tuturnya.
Credit
bisnis.com