AS ikut terlibat selidiki hilangnya Khashoggi.
CB,
LONDON — Turki menerima proposal dari Arab Saudi untuk membentuk
kelompok kerja gabungan menyelidiki kasus hilangnya jurnalis veteran
Saudi, Jamal Khashoggi.
Dilansir di
Arab News pada Kamis (11/10), juru bicara
Presiden Turki, Ibrahim Kalin mengatakan kedua negara akan bekerja sama
dalam kasus tersebut. Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald
Trump mengatakan Amerika Serikat bekerja dengan Turki dan Arab Saudi
untuk membantu menemukan Khashoggi, seorang warga negara Saudi yang lama
tinggal di Amerika Serikat.
“Kami memiliki penyidik di sana,” kata Trump dilansir di
Fox News.
Khashoggi
dilaporkan hilang saat mendatangi gedung konsulat jenderal Saudi di
Istanbul pada 2 Oktober. Pejabat kepolisian Turki mengklaim, Khashoggi
telah dibunuh di dalam gedung konsulat. Namun tudingan tersebut segera
dibantah oleh pejabat konsulat Saudi di Istanbul.
Khashoggi merupakan jurnalis kondang Saudi yang kini menjadi kolumnis di The
Washington Post.
Selama berkarier sebagai jurnalis, dia diketahui kerap melayangkan
kritik tajam terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil Pemerintah Saudi.
Surat kabar Turki,
Daily Sabah,
pada Rabu (10/10), telah memuat nama serta foto-foto dari 15 orang yang
diduga terlibat dalam kasus hilangnya Khashoggi. Mereka berada di
gedung konsulat jenderal Saudi di Istanbul pada 2 Oktober, yakni hari
ketika Khashoggi dinyatakan hilang.
Salah satu terduga
tersangka itu bernama Maher Abdulaziz M. Mutreb. Ia diketahui seorang
perwira intelijen Saudi yang pernah ditempatkan di kedutaan Saudi di
Inggris. Selain Mutreb, nama lainnya yang diduga menjadi tersangka dalam
kasus hilangnya Khashoggi adalah S Muhammed A Tubaigy. Ia
teridentifikasi sebagai pejabat forensik di Departemen Keamanan Umum
Saudi.