Donald Trump mengklaim sejumlah penyelidik AS
bekerja sama dengan Arab Saudi dan Turki untuk menginvestigasi kasus
jurnalis yang hilang, Jamal Khashoggi. (Reuters/Carlos Barria)
"Kami tak bisa membiarkan ini terjadi. Kami sangat keras dan ada penyelidik kami di sana dan kami bekerja sama dengan Turki dan tentu saja Arab Saudi," ujar Trump kepada Fox, sebagaimana dikutip AFP, Kamis (11/10).
Ketika ditanya lebih lanjut mengenai kekhawatiran akan keretakan hubungan dengan Saudi akibat kasus ini, Trump hanya menjawab, "Saya harus cari tahu apa yang sebenarnya terjadi."
Kekhawatiran keretakan hubungan ini semakin menjadi setelah seorang pejabat AS mengatakan kepada The Washington Post bahwa berdasarkan intersepsi intelijen, diketahui sejumlah pejabat senior Saudi berencana melacak keberadaan Khashogi.
Trump sendiri mengaku sudah menelepon langsung seorang pejabat tinggi Saudi untuk meminta penjelasan mengenai Khashogi.
Ia bahkan mengatakan bahwa pihak Gedung Putih sudah menghubungi otoritas Saudi "lebih dari satu kali" sejak kontributor Washington Post itu menghilang pada 2 Oktober lalu setelah masuk ke gedung konsulat Saudi di Istanbul.
Hingga kini, penyelidikan masih berlanjut. Namun, Turki menduga Khashoggi diculik dan dibunuh oleh Saudi.
Penyelidik Turki kini sedang meneliti rekaman CCTV yang menunjukkan momen ketika Khashoggi masuk ke dalam gedung konsulat Saudi di Istanbul.
Saat itu, Khashoggi dilaporkan bermaksud untuk mengambil dokumen untuk keperluan pernikahannya dengan tunangannya yang berkebangsaan Turki, Hatice Cengiz.
Cengiz tak ikut masuk ke dalam konsulat dan memilih untuk menunggu di luar. Setelah berjam-jam menunggu, Cengiz tak melihat tunangannya itu keluar gedung hingga konsulat tutup.
Sejak saat itu, AS selalu memperingatkan Saudi agar menjalankan penyelidikan secara terbuka dan transparan.
"Orang-orang dengan kemampuan luar biasa sedang menyelidiki ini. Kami tidak suka ini. Saya tidak suka. Tak ada yang baik," katanya.
Namun, pihak Turki membantah pernyataan Trump mengenai kerja sama aparat AS dengan negaranya.
"Informasi bahwa Amerika Serikat menugaskan penyelidik untuk menyelidiki kasus Khashogi sama sekali tidak benar," ujar seorang sumber diplomatik Turki sebagaimana dikutip kantor berita Anadolu.
Credit cnnindonesia.com