Tampilkan postingan dengan label LIGA ARAB. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label LIGA ARAB. Tampilkan semua postingan

Senin, 04 Juni 2018

Liga Arab Kutuk Veto AS untuk Perlindungan Warga Palestina



Liga Arab Kutuk Veto AS untuk Perlindungan Warga Palestina
Dubes AS untuk PBB Nikki Haley memveto resolusi DK PBB soal perlindungan internasional untuk warga Palestina. Foto/Istimewa


KAIRO - Liga Arab mengecam veto Amerika Serikat (AS) atas resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang menyerukan perlindungan internasional untuk warga Palestina. Resolusi tersebut diajukan oleh Kuwait.

Dalam sebuah pernyataan, organisasi yang bermarkas di Kairo mengatakan, pendekatan AS saat ini untuk menghalangi setiap resolusi yang berusaha untuk menghentikan pertumpahan darah warga Palestina yang tidak bersalah akan mendorong pihak Israel untuk melanjutkan praktiknya.

"Ini tidak akan menciptakan suasana yang cocok bagi kedua belah pihak, Palestina dan Israel, untuk kembali ke negosiasi guna mencapai penyelesaian yang adil dari Palestina," bunyi pernyataan itu seperti dikutip dari Anadolu, Minggu (3/6/2018).

Liga Arab juga menyesali kegagalan DK PBB mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan pelanggaran Israel terhadap rakyat Palestina.

Pada 18 Mei, Kuwait menyerahkan rancangan resolusi kepada DK PBB yang mengutuk kekerasan Israel dan menyerukan perlindungan terhadap rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

Tetapi AS pada hari Jumat memveto resolusi tersebut. Sepuluh negara memberikan suara mendukung, sementara Inggris, Polandia, Belanda dan Ethiopia memilih abstain.

Resolusi, yang direvisi tiga kali dan dikatakan telah "diperas", sebelumnya menyerukan perlunya perlindungan internasional untuk rakyat Palestina.

Draf akhir menyerukan pertimbangan langkah-langkah untuk menjamin keselamatan dan perlindungan penduduk sipil Palestina di Wilayah Pendudukan Palestina, termasuk di Jalur Gaza.

Sejak Maret, setidaknya 118 warga Palestina telah menjadi martir dan ribuan lainnya terluka oleh tembakan tentara Israel selama protes anti-pendudukan di dekat pagar keamanan Gaza-Israel.



Credit  sindonews.com





Liga Arab kecam tindakan Israel bunuh paramedis


Liga Arab kecam tindakan Israel bunuh paramedis
Warga Palestina menghadiri unjuk rasa kota tenda di sepanjang perbatasan dengan Gaza, menuntut hak mereka untuk kembali ke tanah air mereka, timur Kota Gaza, Jumat (30/3/2018). (REUTERS/Mohammad Salem)



Kairo, Mesir, (CB) - Liga Arab pada Ahad (3/6) mengutuk tindakan Israel baru-baru ini membunuh seorang petugas paramedis Palestina yang sedang menolong orang yang cedera di Jalur Gaza dan mencapnya sebagai babak baru terorisme Israel.

Tentara Israel menembak petugas paramedis yang berusia 21 tahun, Razan An-Najjar, di dekat pagar perbatasan di Jalur Gaza pada Jumat (1/6), saat wanita itu sedang merawat pemrotes yang cedera di Jalur Gaza. Ribuan orang Palestina memberi penghormatan terakhir kepada relawan muda tersebut dalam pemakaman besar pada Sabtu.

"Kejahatan Israel ini serta perbuatan lain adalah rangkaian baru babak terorisme Israel, yang tidak memberi perlindungan bagi tim medis dan petugas pertolongan, memburu dan membidik wartawan serta menghukum mati mereka dengan cara darah dingin," kata badan pan-Arab tersebut di dalam satu pernyataan, sebagaimana dikutip Xinhua.

Liga Arab menyatakan Israel bertanggung-jawab atas "pemusnahan" An-Najjar, dan memperingatkan tentara Israel agar tidak melanjutkan perbuatan brutal semacam itu.

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa tentara Israel yang ditempatkan di daerah perbatasan pada Jumat menembakkan gas air mata dan peluru aktif ke arah pemrotes, yang mengibarkan bendera Palestina dan melemparkan batu ke arah tentara Yahudi.

Pada Jumat, ratusan pemrotes Palestina berpawai menuju empat tempat di bagian timur Jalur Gaza di dekat perbatasan dengan Israel pada Jumat ke-10 pawai dan protes, yang oleh rakyat Palestina dinamakan "Pawai Akbar Kepulangan dan Pembangkangan terhadap Blokade Israel".

Pawai itu dimulai pada 30 Maret dan menyerukan hak pengungsi Palestina untuk pulang serta diakhirinya bloakde Israel --yang telah diberlakukan atas Jalur sejak musim panas 2007.

Sejak akhir Maret, pasukan Israel menewaskan sedikitnya 120 orang Palestina dan melukai ribuan orang lagi selama protes yang menyerukan hak pengungsi Palestina untuk pulang dan diakhirinya blokade Israel yang diberlakukan atas Jalur Gaza sejak 2007, ketika Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) merebut kekuasaan atas daerah kantung tersebut.




Credit  antaranews.com





Kamis, 24 Mei 2018

Pindahkan Kedubes ke Yerusalem, Guatemala 'Dicerai' Liga Arab


Pindahkan Kedubes ke Yerusalem, Guatemala Dicerai Liga Arab
Presiden Guatemala dan isteri bersama PM Israel Benjamin Netanyahu dan isteri meresmikan Kedubes Guatemala di Yerusalem. Foto/Istimewa


KAIRO - Liga Arab mengatakan tidak akan bekerja sama lagi dengan Guatemala. Pemutusan hubungan itu dilatarbelakangi keputusan negara itu memindahkan kedutaannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.


Organisasi yang bermarkas di Kairo itu mengatakan, telah meninggalkan nota kesepahaman yang ditandatangani pada 2013 dan telah memutuskan hubungan dengan negara Amerika Tengah itu seperti dikutip dari Washington Post, Kamis (24/5/2018).

Guatemala memindahkan kedutaannya ke Yerusalem awal bulan ini, menyusul peresmian Kedutaan Besar AS di Yerusalem yang disengketakan.

Guatemala adalah negara pertama yang menempatkan kedutaannya di Yerusalem, pada tahun 1956. Negara itu memindahkan fasilitasnya 24 tahun kemudian ke Tel Aviv, setelah parlemen Israel menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota yang abadi dan tak terpisahkan yang bertentangan dengan resolusi PBB.

Palestina mengklaim Yerusalem timur sebagai Ibu Kota negara masa depan mereka. Dunia internasional pun berpendapat status terakhir dari Yerusalem harus diputuskan dalam tahap akhir pembicaraan damai.

Guatemala adalah termasuk dalam 9 negara yang mendukung Amerika Serikat (AS) mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dalam sidang umum PBB pada Desember tahun lalu. Selain Guatemala ada Honduras, Micronesia, Nauru, Palau dan Kepulauan Marshall serta Togo.

Sebelumnya, Rabat telah menunda rencana untuk kemitraan kota kembar dengan Guatemala City. Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap pemindahan kedubes Guatemala di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.


Langkah AS dan Guatemala ini belakangan diikuti oleh Paraguay. Presiden Paraguay Horacio Cartes meresmikan langsung kantor Kedutaan Besar Paraguay di Yerusalem yang terletak di kawasan taman teknologi Malkha, kawasan yang sama di mana kedutaan Guatemala berdiri. 






Credit  sindonews.com





Kamis, 17 Mei 2018

Liga Arab jadwalkan pertemuan darurat mengenai Jerusalem


Liga Arab jadwalkan pertemuan darurat mengenai Jerusalem
Seorang polisi Israel berargumen dengan seorang perempuan Palestina diluar Kota Tua Yerusalem di Gerbang Damaskus, Minggu (13/5/2018). (REUTERS/Ammar Awad)



Kairo, Mesir (CB) - Liga Arab, yang berpusat di Ibu Kota Mesir, Kairo, berencana untuk mengadakan pertemuan darurat pada Kamis mengenai Jerusalem, setelah Amerika Serikat memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel ke kota suci yang menjadi sengketa itu.

Pertemuan itu telah diserukan Arab Saudi dan direncanakan membahas cara yang mungkin untuk menghadapi pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem, kata kantor berita resmi Mesir, MENA, yang mengutip satu sumber diplomatik.

Pertemuan itu akan didahului pertemuan persiapan di tingkat wakil tetap negara anggota Liga Arab, kata sumber itu.

Washington meresmikan pembukaan kedutaan besarnya di Jerusalem, Senin (14/5), di tengah protes oleh puluhan ribu orang Palestina di perbatasan Israel dengan daerah kantung terkepung, Jalur Gaza, sehingga menewaskan sedikitnya 63 orang dan melukai tak kurang dari 2.800 orang lagi.

Agresi Israel terhadap warga Jalur Gaza, yang tak bersenjata, telah memicu kemarahan di wilayah tersebut dan di tingkat internasional.

Jerusalem merupakan kota suci bagi tiga agama besar dunia, yaitu Kristen, Islam, dan Yahudi.

Protes itu dilancarkan bersamaan dengan peringatan ke-70 deklarasi kemerdekaan Israel, sehari sebelah "Hari Nakba (Bencana)" Palestina, untuk menandai pengusiran sebanyak 750.000 orang Palestina dari rumah mereka sehingga mereka menjadi pengungsi pada 1948.

Korban kekerasan tentara Israel pada Senin membuat jumlah korban jiwa di pihak warga Palestina bertambah jadi 112 sejak pemrotes Palestina memulai "Pawai Akbar Kepulangan" mereka pada penghujung Maret untuk memperingati tahun ke-42 "Hari Tanah". Rakyat Palestina menuntut hak mereka bagi kepulangan pengungsi Palestina.

Masyarakat internasional menganggap Israel bertanggung-jawab atas kebuntuan dalam proses perdamaian dengan Palestina karena kebijakan perluasan permukimannya di wilayah pendudukan Palestina.

Rakyat Palestina berusaha mendirikan negara berdaulat dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kotanya sehubungan dengan penyelesaian dua-negara, yang diusulkan PBB, dengan dasar perbatasan pra-1967.

Israel adalah sekutu nomor satu regional bagi Amerika Serikat, yang Presidennya, Donald Trump, telah mengakui kota Jerusalem, yang menjadi sengketa, sebagai Ibu Kota Israel meskipun ada penentangan regional dan internasional.





Credit  antaranews.com




Liga Arab Serukan ICC Selidiki Kejahatan Israel di Gaza


Liga Arab Serukan ICC Selidiki Kejahatan Israel di Gaza
Setidaknya 60 warga Palestina tewas dalam bentrokan berdarah dengan tentara Israel di perbatasan Gaza. Foto/Istimewa


KAIRO - Jaksa Pengadilan Pidana Internasional (ICC) didesak untuk segera menyelidiki kejahatan Israel terhadap warga Palestina. Adalah Komite Permanen Hak Asasi Manusia Liga Arab yang menyerukan hal itu.

"Israel adalah entitas yang menindas dan membunuh dan para politisi dan perwiranya harus dibawa ke Pengadilan Pidana Internasional," kata ketua komite, Amjad Shamout, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (16/5/2018).

Shamout merujuk pada pembunuhan puluhan orang Palestina oleh pasukan Israel selama bentrokan dan aksi protes pada awal pekan ini atas pembukaan kedutaan Amerika Serikat (AS) yang kontroversial di Yerusalem.

Sebelumnya Kepala jaksa ICC, Fatou Bensouda, pada Selasa kemarin mengatakan ia akan mengambil tindakan apa pun yang dibenarkan untuk mengadili kejahatan.

“Staf saya dengan waspada mengikuti perkembangan di lapangan dan merekam setiap dugaan kejahatan yang bisa masuk ke dalam yurisdiksi pengadilan," katanya dalam sebuah pernyataan.

“Kekerasan harus dihentikan,” imbuhnya.

Pemimpin Liga Arab Ahmed Abul Gheit mengutuk pembantaian warga Palestina, yang katanya mirip kejahatan perang.

Dalam sebuah pernyataan, dia meminta komunitas internasional untuk melindungi rakyat Palestina, yang telah memilih jalan perjuangan damai dan telah dihadapkan dengan kebrutalan, kekerasan dan pembunuhan.

Liga Arab akan mengadakan pembicaraan darurat pada hari ini untuk membahas apa yang disebutnya relokasi ilegal kedutaan AS ke kota yang disengketakan.

Status Yerusalem mungkin adalah masalah paling sulit dalam konflik Israel-Palestina.

Israel menganggap seluruh kota itu adalah ibukotanya, sementara Palestina melihat Yerusalem timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka. 




Credit  sindonews.com



Selasa, 15 Mei 2018

Liga Arab: Pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem Ilegal


Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump saat memasuki Gedung Putih, Rabu, 15 Februari 2017.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump saat memasuki Gedung Putih, Rabu, 15 Februari 2017.
Foto: AP Photo/Evan Vucci

Liga Arab sebut negara-negara yang ikut merayakan pemindahan kedubes AS memalukan.



CB, KAIRO -- Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, mengutuk langkah AS yang memindahkan kantor Kedutaan Besar ke Yerusalem. Apalagi langkah tersebut dinilai ilegal atau melanggar hukum internasional dan resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) terkait konflik Israel-Palestina.

''Sangat memalukan melihat Amerika Serikat dan sejumlah negara merayakan pemindahan kantor kedutaan tersebut. Langkah ini jelas melanggar kesepakatan internasional dan resolusi PBB,'' kata Abul Gheit seperti dikutip kantor berita MENA, Senin (15/4).

Abul Gheit menambahkan, selain ilegal, langkah yang diambil AS merupakan langkah yang berbahaya, terutama dalam hal proses perdamaian Israel-Palestina. ''Saya kira, Pemerintah Amerika Serikat tidak menyadari efek jangka panjang ataupun jangka pendek dari langkah tersebut,'' ujarnya.

Sebelumnya, wakil Sekjen Liga Arab untuk urusan Palestina, Saeed Abu Ali, mengungkapkan, Liga Arab akan menggelar pertemuan darurat pada Rabu (16/5) waktu setempat. Pertemuan tersebut rencananya akan dihadiri perwakilan dari 22 negara anggota Liga Arab. Pertemuan itu pun merupakan permintaan khusus dari perwakilan Palestina di Liga Arab.

Agenda utama pertemuan tersebut akan membahas langkah yang diambil Liga Arab dalam merespons pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem. ''Pertemuan itu akan fokus pada cara melawan langkah ilegal yang dilakukan oleh Amerika Serikat,'' tutur Saeed.


Pemerintah Amerika Serikat (AS) secara resmi memindahkan Kedutaan Besar dari Tel Aviv ke Yerusalem, Senin (14/5) waktu setempat. Peresmian kantor Kedutaan Besar AS di Yerusalem itu dihadiri oleh delegasi khusus dari Gedung Putih, Ivanka Trump, dan penasihat senior Presiden AS, Donald Trump, Jared Kushner, serta Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.

Bersamaan dengan acara peresmian tersebut, ribuan warga Palestina melancarkan aksi protes di perbatasan Israel-Palestina di sebelah timur Gaza. Aksi ini pun dibalas dengan tindakan represif dari tentara Israel. Akibatnya, dilaporkan 52 warga Palestina meninggal dunia, dan ribuan orang terluka. Jumlah korban jiwa ini menjadi angka tertinggi sejak konflik Israel-Palestina di Jalur Gaza pada 2014 silam.






Credit  republika.co.id




Selasa, 17 April 2018

Rusia Rangkul Liga Arab Ajak Bangun Suriah dan Irak


Rusia Rangkul Liga Arab Ajak Bangun Suriah dan Irak
Presiden Rusia Vladimir Putin mengajak Liga Arab membangun Suriah dan Irak pasca-kekalahan ISIS. (REUTERS/Pavel Golovkin/Pool)


Jakarta, CB -- Rusia siap mengembangkan kerja sama dengan Liga Arab untuk mempertahankan stabilitas kawasan. Menurut kabar yang dilansir kantor berita Rusia, TASS, Presiden Vladimir Putin mengajak Liga Arab untuk bersama-sama berkontribusi pada penyelesaian politik dan restorasi di Suriah dan Irak.

"Rusia siap mengembangkan kerja sama dengan Liga Arab untu menjamin stabilitas kawasan. Saya harap di tengah kebangkitan pasca kekalahan ISIL di Suriah dan Irak, kita dapat bersama-sama berkontribusi bagi penyelesaian politik dan rekonstruksi di negara tersebut serta mengatasi masalah kemanusiaan," kata Putin dalam sambutannya kepada Liga Arab seperti diposting dalam situs Kremlin, Ahad.

Adapun dalam pertemuan di Dhahran, Arab Saudi, Liga Arab menyerukan penyelidikan internasional terhadap "tindakan kriminal" penggunaan senjata kimia di Suriah.


"Kami tegaskan kecaman mutlak terhadap penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil Suriah. Kami menuntut penyelidikan internasional yang independen demi menjamin penerapan hukum internasional terhadap seluruh pihak yang terbukti menggunakan senjata kimia," bunyi pernyataan Liga Arab dalam Konferensi Tingkat Tinggi di Dhahran, Senin (16/4).



Organisasi beranggotakan 22 negara itu juga menekankan pentingnya solusi politis dalam penyelesaian perang sipil di Suriah.

Dalam kesempatan itu, Arab Saudi dan sekutunya juga mengungkapkan dukungannya terhadap serangan gabungan yang dilakukan Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris ke sejumlah situs militer dan senjata kimia milik Suriah pada akhir pekan lalu. Serangan itu dikecam oleh Rusia.

Serangan udara itu dilakukan sebagai respons atas dugaan penggunaan senjata kimia yang kembali dilakukan rezim Presiden Bashar Al-Assad terhadap pemberontak di Douma, Ghouta Timur. Serangan senjata kimia pada 7 April lalu menewaskan sedikitnya 70 orang dan melukai 1.000 lainnya.

Baik Rusia dan Suriah membantah adanya penggunaan senjata kimia terhadap warganya sendiri. Damaskus menganggap serangan AS dan sekutunya merupakan sebuah bentuk agresi.

Dalam pidatonya yang tertuju kepada Liga Arab, Putin menegaskan bahwa normalisasi di Timur Tengah tidak mungkin terjadi tanpa menyelesaikan isu Palestina.

"Seluruh isu terkait status wilayah Palestina, termasuk masalah Yerusalem, harus diatasi melalui negosiasi langsung Palestina-Israel, dengan dasar hukum internasional yang diakui, termasuk resolusi relevan yang disahkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa dan Majelis Umum PBB dan Inisiatif Perdamaian Arab yang didorong oleh Liga Arab," kata Presiden Rusia tersebut.



Credit  cnnindonesia.com




Senin, 16 April 2018

Kecam Iran, Liga Arab Minta Serangan Kimia Suriah Diselidiki



Kecam Iran, Liga Arab Minta Serangan Kimia Suriah Diselidiki
Ilustrasi korban serangan kimia. (REUTERS/Ammar Abdullah)


Jakarta, CB -- Liga Arab meminta masyarakat internasional menyelidiki "kejahatan" penggunaan senjata kimia di Suriah dan mengecam Iran karena dinilai mengintervensi urusan negara lain.

Arab Saudi dan Iran telah bersaing mencapai supremasi regional untuk beberapa dekade dan kini terlibat dalam perang proksi di sejumlah negara, termasuk Yaman dan Suriah.

"Kami menekankan kecaman mutlak kami atas penggunaan senjata kimia terhadap warga Suriah dan kami menuntut penyelidikan independen internasional untuk menjamin penerapan hukum," bunyi pernyataan yang dikutip Reuters, Senin (16/4).


Liga Arab juga menekankan pentingnya solusi politik untuk perang Suriah yang melibatkan banyak pihak.

Arab Saudi dan para sekutunya menyatakan dukungan atas serangan peluru kendali yang dilakukan Amerika Serikat, Inggris dan Perancis, Sabtu lalu. Sementara Irak dan Libanon mengecam serangan yang mengincar sejumlah fasilitas diduga terkait senjata kimia itu.

Damaskus menampik memiliki senjata kimia dan menyebut serangan tiga negara itu merupakan bentuk agresi.

Bantuan militer dari Rusia dan Iran, yang juga didukung Hizbullah Libanon dan kelompok Syiah di Irak, selama tiga tahun terakhir memungkinkan Presiden Suriah Bashar al-Assad menghancurkan para pemberontak yang mengancam menggulingkannya.

Komunike Liga Arab yang merupakan produk dari konferensi tingkat tinggi juga menyerukan sanksi internasional terhadap Iran dan mendorong negara tersebut menarik "kelompok bersenjata" dari Suriah dan Yaman.

"KTT mengecam intervensi Iran pada urusan internal negara-negara Arab, baik dengan memicu perpecahan sektarian atau menanap kelompok bersenjata di negara-negara Arab seperti Libanon, Irak dan Yaman, dan melindungi teroris al-Qaidah," kata Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir.

Menampik tudingan itu, Iran menyebut kecaman Liga Arab merupakan hasil dari tekanan Saudi.

"Bayangan kebijakan destruktif Saudi terbukti pada ... pernyataan final KTT tersebut," kata juru bicara Kemlu Iran Bahram Qasemi, dalam laporan media pemerintah yang dikutip Reuters.




Credit  cnnindonesia.com





Raja Salman ungkapkan misil Houthi pernah sasar Makkah


Raja Salman ungkapkan misil Houthi pernah sasar Makkah
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)


Al Khobar, Arab Saudi (CB) - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud mengatakan milisi Houthi di Yaman yang didukung Iran merupakan ancaman nyata dan tiga dari 119 misil yang telah ditembakkannya bahkan diarahkan ke Makkah, kota tersuci umat Islam.

"Realitas ini kembali menunjukkan kepada dunia bahaya prilaku Iran di kawasan, pelanggaran atas prinsip-prinsip hukum internasional dan pengabaian atas nilai-nilai, etika, dan bertetangga baik," katanya dalam pidatonya selaku ketua KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di Dhahran, Minggu.

Pemimpin Arab Saudi yang menyandang gelar pelayan dua tempat suci umat Islam dunia ini menyambut baik pernyataan PBB yang mengutuk keras serangan misil milisi Houthi ke sejumlah kota di Arab Saudi tersebut.

Arab Saudi, lanjutnya, meyakini milisi Houthi yang didukung Iran bertanggungjawab penuh atas munculnya dan berlanjutnya krisis Yaman dan penderitaan kemanusiaan di negeri itu.

Karenanya, Arab Saudi meminta PBB bersikap tegas atas prilaku Iran ini. Dalam bagian lain pidatonya, Raja Salman juga menyinggung tentang krisis Libya serta ancaman terorisme yang dipandangnya sebagai tantangan paling serius dunia saat ini.

"Terorisme itu berdampingan dengan ekstremisme dan sektarianisme untuk memicu konflik dalam negeri di banyak negara Arab," katanya dalam pidatonya di depan para pemimpin dan delegasi negara-negara anggota Liga Arab yang hadir.

Terhadap kondisi ini, Arab Saudi kembali mengutuk keras aksi-aksi terorisme yang dilakukan Iran di kawasan Arab dan menolak campur tangan Teheran dalam urusan dalam negeri negara-negara Arab, katanya dalam pidatonya yang disiarkan SPA, kantor berita resmi Arab Saudi.

"Kami mengutuk upaya-upaya permusuhan Iran yang dimaksudkan untuk menggoyang stabilitas keamanan dan menyebarkan hasutan bermuatan SARA yang berpotensi mengancam keamanan nasional dan pelanggaran atas prinsip-prinsip hukum internasional," katanya.

Raja Salman menegaskan komitmen Arab Saudi terhadap kesatuan, kedaulatan, kemerdekaan, keamanan dan keutuhan wilayah Yaman.

"Kami juga mendukung semua upaya yang dimaksudkan untuk mencapai solusi politik atas krisis Yaman berdasarkan inisiatif Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) dan mekanisme eksekutifnya, hasil Konferensi Dialog Nasional Menyeluruh Yaman dan Resolusi Dewan Keamanan PBB No.2216," katanya.

Untuk membantu rakyat Yaman, Arab Saudi menyerukan kepada masyarakat internasional agar berupaya menyiapkan semua sarana yang diperlukan untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke berbagai wilayah Yaman.

Sementara itu, dalam pidatonya, Raja Jordania Abdullah II bin Al-Hussain menjelaskan tentang berbagai upaya yang telah dia lakukan selama setahun dirinya menjadi ketua KTT ke-28 Liga Arab.

Di antara masalah yang mendapat penekanan Raja Abdullah II dalam pidatonya itu adalah pentingnya penegakan hak-hak bangsa Palestina, Arab, Muslim, dan Kristen atas Al Quds sebagai pra-syarat penting bagi terciptanya keamanan di kawasan.

Pemenuhan atas hak-hak tersebut akan membantu membuka jalan bagi terwujudnya solusi menyeluruh yang menjamin berdirinya negara Palestina merdeka berdasarkan kondisi 1967 dengan Al Quds (Jerusalem) Timur sebagai ibu kota Palestina merdeka.

Solusi komprehensif atas masalah Palestina itu juga didasarkan pada solusi dua negara dan Inisiatif Damai Arab, katanya.

Konferensi tingka tinggi yang berlangsung sehari itu antara lain dihadir Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Tunisia B?ji Caid Essebsi, Presiden Komoros Azali Assoumani, Presiden Irak Mohammed Fuad Masum, Presiden Yaman Abdrabbuh Mansur Hadi, Presiden Dewan Presiden Pemerintahan Koalisi Nasional Libya Fayez Mustafa Al-Sarraj, Presiden Lebanon Michel Aoun, serta pemimpin Jordania, Kuwait, Bahrain, dan Moroko.

KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di aula gedung Pusat Budaya Dunia Raja Abdulaziz, Dhahran, itu diliput oleh 600-an wartawan dari Arab Saudi dan mancanegara.

Liga Arab yang didirikan di Kairo pada 1945 oleh Mesir, Arab Saudi, Irak, Lebanon, Suriah, Yordania, dan Yaman itu kini beranggotakan 22 negara. Lima belas negara anggota lainnya adalah Libya, Sudan, Maroko, Tunisia, Kuwait, Al Jazair, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Oman, Mauritania, Somalia, Palestina, Djibaouti, dan Komoro.




Credit  antaranews.com








Emir Qatar tak Hadiri Pertemuan Negara Arab



Perang di Suriah akan menjadi pembahasan saat Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.
Perang di Suriah akan menjadi pembahasan saat Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: AP/John Gambrell


Absennya Emir diperkirakan lantaran konflik yang terjadi antara negara-negara teluk.



CB, DOHA -- Qatar tidak akan diwakili pejabat senior dalam pertemuan negara-negara Arab. Pertemuan negara-negara Arab akan dilakukan pada Ahad (15/4) waktu setempat di Arab Saudi.

Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani juga dipastikan tidak akan menghadiri pertemuan tersebut. Absennya Emir Qatar diperkirakan lantaran konflik yang terjadi antara negara-negara teluk.

Konflik yang terjadi hampir setahun itu masih jauh dari kata selesai. Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) Bahrain dan Mesir melakukan blokade jalur laut, darat dan udara kepada Qatar.

Hal tersebut dilakukan menyusul dugaan dukungan terhadap kegiatan terorisme yang diakukan Doha. Meski demikian, pemerintah Qatar membantah tuduhan tersebut. Mereka mengatakan, boikot yang dilakukan merupakan ancaman terhadap kedaulatan negara.

Sementara, Qatar hanya akan mengirim representatif permanen mereka dalam Liga Arab, Saif bin Muqaddam al-Buainain dalam pertemuan tersebut. Mayoritas 22 negara arab lainnya akan mengirim pemimpin tertinggi negara dalam pertemuan itu.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengonfirmasi jika krisis menyangkut Qatar tidak akan masuk dalam pembahasan pertemuan tersebut. Dia mengatakan, pembahasan terkait Qatar hanya akan didiskusikan dalam organisasi kerjasama negara teluk (GCC).

Pertemuan liga arab diperkirakan akan difokuskan untuk membahas perihal Iran dan Suriah. Meskipun membahas Suriah, Presiden Bashar al-Assad tidak akan diikutsertakan dalam pertemuan tersebut. Keanggotakan Suriah dalam organisasi tersebut ditangguhkan sejak 2011 menyusul keterlibatan pemerintah terkait peperangan yang terjadi di negara tersebut.

Arab Saudi meminta persatuan dan keteguhan sikap dari 22 negara arab terkait isu yang menyangkut Iran. Arab Saudi dan Iran merupakan negara saingan yang terlibat dalam perang di Suriah, Yaman dan Lebanon.

Pertemuan diperkirakan juga akan membahas situasi di Yerusalem. Terlebih jika mengingat Amerika Serikat (AS) yang akan memindahkan kedutaan besar mereka pada Mei tahun ini.

Negara-negara arab menilai jika kebijakan yang diambil Presiden AS Donald Trump terkait status Yerusalem telah merusak diplomasi internasioal yang disepakati dalam beberapa dekade. Menteri-menteri negara Arab mengecam tindakan yang diambil Presiden Trump. Mereka berencana memblokir kepindahan kedutaan besar tersebut.






Credit  republika.co.id







Raja Salman: Palestina isu terpenting Liga Arab



Raja Salman: Palestina isu terpenting Liga Arab

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)



Al Khobar, Arab Saudi (CB) - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud menegaskan bahwa Palestina senantiasa terpatri dalam sanubari bangsa Arab dan akan terus menjadi isu terpenting yang bersifat tetap bagi negara-negara anggota Liga Arab.

Dalam pidatonya selaku ketua KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di Dhahran, Minggu sore, pemimpin Arab Saudi yang menyandang gelar pelayan dua tempat suci umat Islam dunia ini juga kembali mengecam keputusan Amerika Serikat memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Jerusalem.

Bahkan, dalam pidatonya yang disiarkan Al Arabiya dan SPA, kantor berita resmi Arab Saudi, Raja Salman mengibaratkan KTT Liga Arab yang berlangsung di aula Pusat Budaya Dunia Raja Abdulaziz, Dhahran, itu sebagai `KTT Jerusalem`.

Terhadap perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaannya, dia menekankan bahwa Jerusalem Timur harus menjadi ibu kota negara Palestina merdeka.

Raja Salman pun mengumumkan komitmen bantuan senilai 50 juta dolar untuk UNRWA, badan kemanusiaan PBB untuk para pengungsi Palestina di Timur Dekat, serta bantuan senilai 150 juta dolar guna mendukung program bantuan dana hibah Islam di Jerusalem.

Dalam bagian lain pidatonya, Raja Salman mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar menentang apa yang disebutnya `prilaku ekspansionis Iran di kawasan yang telah menyebabkan kekacauan`.

Terkait masalah keamanan nasional Arab, dia menyebut hal tersebut sebagai satu sistem yang utuh dan lengkap. Raja Salman juga menyambut baik kesepakatan untuk membentuk KTT budaya Arab.

Sebelumnya, Raja Jordania Abdullah II bin Al-Hussain yang tahun lalu menjadi ketua KTT ke-28 Liga Arab menyampaikan terima kasihnya kepada Raja Salman atas penyambutan yang hangat dan bersahabat.

Konferensi tingka tinggi yang berlangsung sehari itu antara lain dihadir Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Tunisia B?ji Caid Essebsi, Presiden Komoros Azali Assoumani, Presiden Irak Mohammed Fuad Masum, Presiden Yaman Abdrabbuh Mansur Hadi, Presiden Dewan Presiden Pemerintahan Koalisi Nasional Libya Fayez Mustafa Al-Sarraj, Presiden Lebanon Michel Aoun, serta pemimpin Jordania, Kuwait, Bahrain, dan Moroko.

KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di Dhahran, kota yang merupakan pusat administrasi industri minyak Arab Saudi dan bagian dari perluasan wilayah Kota Metropolitan Dammam di Provinsi Timur, Arab Saudi, itu, diliput oleh 600-an wartawan dari Arab Saudi dan mancanegara.

Liga Arab yang didirikan di Kairo pada 1945 oleh Mesir, Arab Saudi, Irak, Lebanon, Suriah, Yordania, dan Yaman itu kini beranggotakan 22 negara. Lima belas negara anggota lainnya adalah Libya, Sudan, Maroko, Tunisia, Kuwait, Al Jazair, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Oman, Mauritania, Somalia, Palestina, Djibaouti, dan Komoro.




Credit  antaranews.com


Raja Salman sambut pemimpin KTT Liga Arab


Raja Salman: Palestina isu terpenting Liga Arab

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)



Al Khobar, Arab Saudi (CB) - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud yang bergelar pelayan dua tempat suci umat Islam dunia, Minggu sore, menyambut satu per satu pemimpin Arab, termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas, saat memasuki ruang dalam pintu utama gedung King Abdulaziz Center for World Culture, Dhahran, sebelum masing-masing pemimpin menuju ruang Konferensi Tingkat Tinggi ke-29 Liga Arab.

Dengan senyum dan gestur bersahabat, Raja Salman menyambut kedatangan setiap pemimpin negara-negara anggota Liga Arab yang tiba secara bergantian dengan sedan berwarna gelap dari sekitar pukul 13.30 hingga pukul 14.07 waktu Dhahran. Para pemimpin tersebut turun dari mobil menuju karpet merah yang di sisi kiri dan kanannya berdiri pasukan kehormatan Arab Saudi hingga memasuki ruang dalam gedung tempat Raja Salman berdiri menanti kedatangan mereka.

Raja Salman dan para pemimpin yang hadir di konferensi yang digelar di tengah memanasnya krisis Suriah dan kompleksnya tantangan regional, termasuk konflik Yaman yang berimplikasi pada keamanan dalam negeri Arab Saudi itu, berkesempatan berfoto bersama dengan latar belakang bendera dan simbol bendera Liga Arab. Kemudian, para pemimpin berjalan di atas karpet merah menuju ruang pertemuan.

Di antara pemimpin Arab yang mengikuti KTT ini adalah Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi, Presiden Komoros Azali Assoumani, Presiden Irak Mohammed Fuad Masum, Presiden Yaman Abdrabbuh Mansur Hadi, Presiden Dewan Presiden Pemerintahan Koalisi Nasional Libya Fayez Mustafa Al-Sarraj, Presiden Lebanon Michel Aoun, serta pemimpin Jordania, Kuwait, Bahrain, dan Moroko.

Adapun agenda KTT ke-29 Liga Arab yang digelar di dalam gedung pusat budaya seluas 100 ribu meter persegi yang dilengkapi fasilitas seni, budaya, sains, inovasi, museum, dan perpustakaan yang megah itu antara lain meliputi isu Palestina serta tantangan regional berupa apa yang disebut media Arab Saudi sebagai "campur tangan Iran dalam urusan dalam negeri negara-negara Arab" dan "serangan misil Houthi".

Terkait dengan masalah Palestina, Presiden Mahmoud Abbas menegaskan keyakinan kuatnya bahwa KTT ke-29 Liga Arab ini akan menghasilkan dukungan negara-negara Arab pada perjuangan rakyatnya untuk merdeka dan mendirikan negara merdeka dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina merdeka.

"Jerusalem saat ini membutuhkan dukungan penuh Arab untuk memperkuat ketabahan dan posisi rakyat Palestina di tanah mereka guna mempertahankan Jerusalem dan tempat-tempat suci yang ada," kata Presiden Palestina dalam pernyataannya yang disiarkan SPA, kantor berita resmi Arab Saudi, di sela kehadirannya di KTT tersebut.

Mahmoud Abbas mengharapkan KTT Liga Arab yang berlangsung sehari di gedung Pusat Kebudayaan Dunia Raja Abdulaziz, Dhahran, ini memberikan dukungan tak terbatas kepada rakyat Palestina untuk mewujudkan perdamaian sebagaimana yang telah ditegaskan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Dalam pernyataan persnya tersebut, pemimpin kelahiran 13 November 1935 di Safed, Palestina, ini juga menyampaikan dukungan negaranya pada upaya Arab Saudi memerangi terorisme di mana pun dan dalam bentuk apa pun.

KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di Dhahran, kota yang merupakan pusat administrasi industri minyak Arab Saudi dan bagian dari perluasan wilayah Kota Metropolitan Dammam di Provinsi Timur, Arab Saudi, itu, diliput oleh 600-an wartawan dari Arab Saudi dan mancanegara.

Liga Arab yang didirikan di Kairo pada 1945 oleh Mesir, Arab Saudi, Irak, Lebanon, Suriah, Yordania, dan Yaman itu kini beranggotakan 22 negara. Lima belas negara anggota lainnya adalah Libya, Sudan, Maroko, Tunisia, Kuwait, Al Jazair, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Oman, Mauritania, Somalia, Palestina, Djibaouti, dan Komoro.




Credit  antaranews.com



Palestina minta dukungan penuh KTT Liga Arab


Palestina minta dukungan penuh KTT Liga Arab
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas (ANTARA FOTO/HO/Nico Adam)



Al Khobar, Arab Saudi (CB) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan keyakinan kuatnya bahwa KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di Dhahran, Arab Saudi, Minggu, akan menghasilkan dukungan negara-negara Arab pada perjuangan rakyatnya untuk merdeka dan mendirikan negara merdeka dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina merdeka.

"Jerusalem saat ini membutuhkan dukungan penuh Arab untuk memperkuat ketabahan dan posisi rakyat Palestina di tanah mereka guna mempertahankan Jerusalem dan tempat-tempat suci yang ada," katanya dalam pernyataannya yang disiarkan SPA, kantor berita resmi Arab Saudi, di sela kehadirannya di KTT ke-29 Liga Arab.

Mahmoud Abbas mengatakan KTT Liga Arab yang berlangsung sehari di gedung Pusat Kebudayaan Dunia Raja Abdulaziz, Dhahran, ini diharapkan memberikan dukungan tak terbatas kepada rakyat Palestina untuk mewujudkan perdamaian sebagaimana yang telah ditegaskan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Dalam pernyataan persnya tersebut, pemimpin kelahiran 13 November 1935 di Safed, Palestina, ini juga menyampaikan dukungan negaranya pada upaya Arab Saudi memerangi terorisme di mana pun dan dalam bentuk apa pun.

Konferensi Tingkat Tinggi ke-29 Liga Arab yang berlangsung di King Abdulaziz International Cultural Center, Dhahran, Dammam, Arab Saudi, Minggu, kembali memasukkan isu Palestina sebagai salah satu agenda pentingnya.

Isu Palestina telah berulang kali dibahas para pemimpin negara-negara anggota organisasi yang telah berdiri sejak dibentuk di Kairo, Mesir, tahun 1945 ini di banyak KTT dan forum lain.

Perlehatan tertinggi dalam proses pengambilan keputusan Liga Arab yang kini beranggotakan 22 negara, termasuk Palestina, itu sendiri sudah digelar 29 kali, namun Palestina tak kunjung merdeka dan lepas dari penjajahan Israel.

Alih-alih segera mendapatkan kemerdekaan dan haknya atas tanah yang dirampas Israel yang mendapat dukungan Amerika dan sekutunya, seperti Inggris, lingkar kekerasan tentara Israel atas rakyat Palestina tak kunjung berhenti.

Bahkan, saat para pemimpin Liga Arab bertemu di KTT Dammam, Arab Saudi, ini, kekerasan tentara Israel atas rakyat Palestina yang menuntut keadilan, termasuk mereka yang menggelar aksi "Great March of Return" sejak 30 Maret 2018, terus terjadi.

Sejak aksi yang menyerukan rakyat Palestina agar kembali ke rumah-rumah mereka yang kini berada di wilayah Israel itu digelar, setidaknya sudah 19 warga Palestina tewas dan hampir 1.500 orang lainnya terluka akibat kekerasan tentara Israel (Arab News, 2018).

Eskalasi dan lingkar kekerasan tentara Israel terhadap banyak warga Palestina tak bersenjata yang menuntut keadilan tersebut dalam berbagai protes mereka itu tak kunjung berhasil dihentikan oleh PBB dan para pemimpin Dunia Islam, termasuk mereka yang pada Minggu ini bertemu di Liga Arab.

KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di Dhahran, kota yang merupakan pusat administrasi industri minyak Arab Saudi dan bagian dari perluasan wilayah Kota Metropolitan Dammam di Provinsi Timur, Arab Saudi, itu, diliput oleh 600-an orang wartawan dari Arab Saudi dan mancanegara.

Kecuali pemimpin Suriah dan Qatar, para kepala negara dan pemerintahan dari negara-negara anggota Liga Arab yang lain dilaporkan media setempat hadir di konferensi yang berlangsung di tengah memanasnya krisis Suriah dan kompleksnya tantangan regional, termasuk konflik Yaman yang berimplikasi pada keamanan dalam negeri Arab Saudi itu.

Selain Presiden Mahmoud Abbas, di antara pemimpin Arab yang telah hadir adalah Presiden Tunisia B?ji Caid Essebsi, Presiden Komoros Azali Assoumani, Presiden Irak Mohammed Fuad Masum, Presiden Yaman Abdrabbuh Mansur Hadi, Presiden Dewan Presiden Pemerintahan Koalisi Nasional Libya Fayez Mustafa Al-Sarraj, serta Presiden Lebanon Michel Aoun.

Ada pun para pemimpin Jordania, Kuwait, Bahrain, dan Moroko, menurut laporan SPA dan media setempat, dijadwalkan tiba pada Minggu menjelang pembukaan KTT yang dipimpin langsung Raja Salman itu dilaksanakan.

Liga Arab yang didirikan di Kairo pada 1945 oleh Mesir, Arab Saudi, Irak, Lebanon, Suriah, Yordania, dan Yaman itu kini beranggotakan 22 negara. Lima belas negara anggota lainnya adalah Libya, Sudan, Maroko, Tunisia, Kuwait, Al Jazair, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Oman, Mauritania, Somalia, Palestina, Djibaouti, dan Komoro.




Credit  antaranews.com




Minggu, 15 April 2018

Palestina jadi prioritas utama KTT Liga Arab


Palestina jadi prioritas utama KTT Liga Arab
Seorang pengunjuk rasa perempuan Palestina dievakuasi setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Israel saat bentrok protes terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, di kota Bethlehem Tepi Barat, Rabu (20/12/2017). (REUTERS/Mussa Qawasma)



Riyadh (CB) - Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir pada hari Kamis mengatakan bahwa masalah Palestina merupakan prioritas utama pada KTT Liga Arab ke-29 yang akan berlangsung hari Minggu.

Memimpin pertemuan para menteri luar negeri Arab, yang menjadi persiapan menuju KTT, Al-Jubeir menyayangkan pengumuman Washington yang menerima pemindahan ibu kota Israel ke Yerusalem, seperti yang dilaporkan Badan Pers Saudi (SPA), mengutip Saudi Gazette.

Al-Jubeir juga menekankan bahwa terorisme harus ditangani dengan tegas dan sumber pendanaannya harus dikeringkan. Ia menekankan bahwa tidak akan ada stabilitas di kawasan selama Iran melanjutkan intervensi di kawasan itu dengan menghasut perselisihan sektarian dan mendukung milisi Houthi, selain menampung para pemimpin Al-Qaeda.

"Iran dan terorisme adalah dua sisi mata uang yang sama di kawasan itu," katanya, sambil menekankan bahwa milisi Houthi bertanggung jawab penuh atas krisis di Yaman.

Merujuk pada pertemuan tersebut, Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengatakan bahwa krisis serius di kawasan itu memfasilitasi campur tangan asing.

Ia mencatat bahwa kemenangan atas ISIS harus dikonsolidasikan dengan menyerukan rekonstruksi daerah yang terkena dampak. Gheit juga mengutuk campur tangan Iran di Bahrain dan negara-negara Arab lainnya.

"Ada konsensus Arab tentang kesatuan wilayah Suriah," katanya, sambil menunjukan bahwa solusi politik adalah cara terbaik untuk menyelesaikan krisis dan juga menekankan perlunya mempertahankan proses Jenewa guna mencapai solusi politik terhadap krisis.


Credit  antaranews.com






Parade Militer Digelar Jelang KTT Liga Arab


Militer Arab Saudi siap melawan pemberontak Houthi.
Militer Arab Saudi siap melawan pemberontak Houthi.
Foto: Muslimmirror. 
 
Parade digelar usai latihan militer bersama pertama bertajuk Perisai Teluk.
 
 
CB, DAMMAM, ARAB SAUDI -- Angkatan Bersenjata Arab Saudi, Turki, Mesir, Pakistan, Afghanistan, dan sejumlah negara yang telah menyelesaikan latihan militer bersama pertama "Perisai Teluk" menggelar parade militer di luar Kota Dammam, Sabtu (14/4).
Parade militer yang melibatkan kontingen pasukan peserta "Gulf Shield Joint Exercise I" yang resmi ditutup pada 7 April itu, digelar sehari menjelang penyelenggaraan KTT ke-29 Liga Arab, di gedung King Abdulaziz International Cultural Center, Dhahran, Dammam.
Sebelum parade militer yang diisi dengan defile pasukan dan unjuk alat utama sistem persenjataan (alutsista) matra darat dan udara yang dilibatkan dalam program latihan militer yang diikuti 24 negara itu, dilakukan atraksi dan simulasi serangan militer.
Berulang kali terdengar dentuman yang memecah keheningan padang pasir tempat berlangsung simulasi serangan militer yang melibatkan matra darat, laut, dan udara di daerah Madain Samat berjarak sekitar satu setengah jam berkendara dari Dammam itu.
Asap hitam membubung ke angkasa padang pasir yang berada di tepian pantai laut biru tatkala serangan dilakukan pasukan infanteri dari tepian pantai dan kendaraan-kendaraan tempur taktis.
Simulasi serangan militer yang menjadi bagian dari rangkaian acara parade militer Angkatan Bersenjata Arab Saudi dan belasan negara peserta latihan militer "Perisai Teluk" pertama tersebut, menyita perhatian puluhan jurnalis mancanegara.
Gemuruh suara dua jet tempur yang terbang cepat diikuti dengan manuver tiga unit helikopter serbu "Apache" dan dua unit helikopter angkut pasukan mewarnai simulasi serangan terhadap sejumlah bangunan buatan di lokasi acara.
Puluhan jurnalis Arab Saudi dan mancanegara mengabadikan rangkaian acara parade militer yang diawali dengan atraksi kecakapan militer dalam simulasi serangan darat, laut, dan udara tersebut dengan kamera untuk mendukung peliputan media mereka.
Seusai digelar parade yang turut dimeriahkan dengan atraksi udara jet tempur dan terjun payung prajurit negara peserta, Juru Bicara Angkatan Bersenjata Arab Saudi Brigadir Abdullah Hussein Al Sobaei menggelar konferensi pers.
Al Sobaei mengatakan latihan yang diikuti kontingen pasukan dari 24 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Malaysia dari 27 Maret hingga 7 April 2018 itu dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalitas dan kesiapan tempur matra darat, laut, dan udara.
Dia mengatakan pelajaran dari pengalaman latihan bersama ini tidak hanya terkait dengan kesiapan tempur pasukan multinasional dalam merespons ancaman dan tantangan regional, seperti terorisme, tetapi juga mewujudkan standardisasi keyakinan militer.
Latihan militer bersama pertama "Perisai Teluk" yang dilangsungkan di kawasan sektor komando timur Arab Saudi itu meliputi apa yang disebut latihan simulasi (CPX) dan lapangan (FTX), katanya pula.
Melalui latihan bersama ini, kata Al Sobaei, operasi bersama pasukan koalisi untuk menjawab berbagai ancaman dan tantangan keamanan di kawasan diharapkan dapat dilakukan secara terpadu dan terintegrasi.
"Semua upaya ini akan tercermin dalam peningkatan keamanan untuk negara-negara di kawasan Teluk," katanya.




Credit  republika.co.id




Kamis, 05 April 2018

Hamas Desak Liga Arab Gugat Israel ke Mahkamah Internasional



Sejumlah warga Palestina menggendong rekannya yang terluka akibat bentrok dengan tentara Israel saat melakukan protes yang menuntut hak untuk kembali ke tanah air mereka di perbatasan Israel-Gaza, 1 April 2018. Sedikitnya 16 orang Palestina tewas dan lebih dari 1.400 lainnya luka dalam bentrokan itu. REUTERS/Mohammed Salem
Sejumlah warga Palestina menggendong rekannya yang terluka akibat bentrok dengan tentara Israel saat melakukan protes yang menuntut hak untuk kembali ke tanah air mereka di perbatasan Israel-Gaza, 1 April 2018. Sedikitnya 16 orang Palestina tewas dan lebih dari 1.400 lainnya luka dalam bentrokan itu. REUTERS/Mohammed Salem

CB, Jakarta - Hamas mendesak Liga Arab menggugat Israel ke Mahkamah Kejahatan Internasional atas pembunuhan sejumlah demonstran Palestina tak bersenjata di dekat perbatasan Jalur Gaza, Jumat pekan lalu.
Desakan itu disampaikan pada Senin, 1 April 2018, melalui percakapan telepon antara pemimpin politik Hamas, Ismail Haniya, dan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Abul-Gheit.

Ads by Kiosked

Petugas medis wanita Palestina Razan Al-Najar memberikan pengobatan kepada para pendemo saat terjadinya bentrokan di perbatasan Israel-Gaza, di Jalur Gaza selatan 1 April 2018. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
"Liga Arab telah menggelar pertemuan darurat pada Selasa, 3 April 2018, guna membahas serangan mematikan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza," kata salah seorang pejabat Liga Arab kepada Al Jazeera.
Duta Besar Palestina Diab al-Louh mengatakan negaranya mengajukan memorandum kepada Liga Arab untuk mengadakan pertemuan di tingkat perwakilan tetap. Sebab, pasukan Israel telah membunuhi pengunjuk rasa damai pada peringatan Hari Tanah, Jumat lalu.
Sejumlah petugas medis Palestina dari Razan Al-Najar memberikan pertolongan pada seorang korban yang terluka akibat bentrokan dengan tentara Israel di perbatasan Israel-Gaza, 1 April 2018. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Sementara itu, Saeed Abu Ali, asisten Sekretaris Jenderal untuk Bangsa Palestina dan Daerah Pendudukan Arab, menuturkan Arab Saudi hadir pada pertemuan tersebut.

Liga Arab juga meminta komunitas internasional bertanggung jawab menghentikan kekerasan Israel dan membentuk komisi penyelidikan atas serangan yang menewaskan 17 orang dan melukai lebih dari 1.500 warga Palestina. "Israel melakukan kejahatan terhadap peserta unjuk rasa damai," kata Abull-Gheit.






Credit  tempo.co





Selasa, 03 April 2018

Liga Arab akan Gelar Pertemuan Darurat Bahas Palestina


Bendera negara-negara peserta Liga Arab

Bendera negara-negara peserta Liga Arab


Arab Saudi akan memimpin pertemuan tingkat perwakilan Liga Arab.


CB, KAIRO -- Liga Arab akan mengadakan pertemuan darurat pada Selasa (3/4) untuk membahas serangan mematikan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.


Dilansir Anadolu, Senin (2/4), Asisten Sekretaris Jenderal Palestina dan Wilayah Arab Liga Arab, Saeed Abu Ali, mengatakan Arab Saudi akan memimpin pertemuan tingkat perwakilan yang akan diadakan atas permintaan Otoritas Palestina. Duta besar negara Palestina untuk Kairo Diab al-Louh mengatakan negaranya mengajukan memorandum ke Liga Arab untuk mengadakan pertemuan di tingkat perwakilan permanen untuk menyikapi serangan Israel terhadap demonstran Palestina.

Liga Arab juga menuntut masyarakat internasional memenuhi tanggung jawabnya untuk menghentikan pelanggaran Israel dan membentuk komisi penyelidikan. Serangan pada Jumat lalu (31/3) melukai hampir 1.500 orang Palestina.

Puluhan ribu demonstran berkumpul pada Jumat (31/3) di perbatasan timur Gaza dengan Israel. Mereka menuntut hak untuk kembali ke kampung halamannya di Palestina. Untuk mengantisipasi demonstrasi massa, Israel mengerahkan ribuan pasukan di sepanjang perbatasan.

Aksi tersebut dijuluki "Great March of Return". Protes juga dimaksudkan untuk menekan Israel agar menghentikan blokade Gaza yang telah berlangsung lebih dari satu dekade.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID







Kamis, 22 Maret 2018

Liga Arab Terbentuk Hari Ini 73 Tahun Lalu


Bendera negara-negara peserta Liga Arab

Bendera negara-negara peserta Liga Arab

Liga Arab dibentuk untuk menengahi perselisihan negara anggota.



CB, RIYADH -- Perwakilan dari Mesir, Suriah, Lebanon, Transyordania (sekarang Yordania), Arab Saudi, Irak, dan Yaman mengadakan pertemuan di Kairo pada 22 Maret 1945 untuk mendirikan Liga Arab. Liga Arab adalah sebuah organisasi regional khusus negara-negara Arab, yang juga dikenal dengan nama al-Jamia ad-Duwal al-Arabiyah dan al-Jamia al-Arabiyah.

Dilansir dari Britannica, tujuan dibentuknya Liga Arab adalah untuk memperkuat dan mengkoordinasikan program politik, budaya, ekonomi, dan sosial para negara anggotanya. Organisasi tersebut juga dibuat untuk menengahi perselisihan di antara mereka atau antara mereka dan pihak ketiga.

Ketika negara Israel diciptakan pada 1948, negara-negara Liga Arab bersama-sama menyerang, tetapi kemudian dipukul mundur oleh Israel. Dua tahun kemudian, pada 13 April 1950, Liga Arab melakukan penandatanganan perjanjian tentang pertahanan bersama dan kerja sama ekonomi.

Liga tersebut juga melakukan penandatangan koordinasi langkah-langkah pertahanan militer. Lebih dari 15 negara Arab lainnya akhirnya bergabung dengan organisasi tersebut, yang membentuk pasar bersama pada 1965.

Negara-negara Arab yang menyusul menjadi anggota Liga Arab adalah Libya (1953); Sudan (1956); Tunisia dan Maroko (1958); Kuwait (1961); Aljazair (1962); Bahrain, Oman, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA) (1971); Mauritania (1973); Somalia (1974); Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) (1976); Djibouti (1977); dan Komoro (1993). Ketika Yaman masih terbagi dua rezim, dari 1967 hingga 1990 kedua rezim negara tersebut secara terpisah memiliki wakil di Liga Arab.

Negara-negara anggota kemudian membentuk Dewan Liga. Setiap anggota memiliki satu hak suara dalam dewan tersebut, sehingga keputusan dewan hanya mengikat pada negara-negara yang telah memilih.

Pada tahun-tahun awal, Liga Arab fokus pada program ekonomi, budaya, dan sosial. Pada 1959, liga ini mengadakan kongres minyak bumi Arab pertama dan pada 1964 mendirikan Arab League Educational, Cultural, and Scientific Organization (ALECSO).

Pada 1964, Liga Arab meningkatkan status PLO dari pengamat ke perwakilan Palestina, meski sempat ada keberatan dari Yordania. Palestina kemudian mendapatkan keanggotaan penuh Liga Arab pada 1976.

Di bawah kepemimpinan sekretaris jenderal ketiga Mahmoud Riad (1972-1979), aktivitas politik di organisasi itu meningkat. Liga Arab kemudian dilemahkan oleh perselisihan internal terhadap isu-isu politik, terutama yang menyangkut Israel dan Palestina.

Setelah Mesir menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 26 Maret 1979, anggota lain dari Liga Arab memilih untuk menangguhkan keanggotaan Mesir. Mereka memindahkan markas Liga Arab dari Kairo ke Tunis. Mesir kembali menjadi anggota Liga Arab pada 1989 dan markas liga kembali ke Kairo pada 1990.

Invasi Irak ke Kuwait pada 1990 telah menyebabkan keretakan yang mendalam di dalam liga. Apalagi ada keterlibatan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat (AS), atas permintaan Arab Saudi untuk menyingkirkan Kuwait di Irak.

Liga Arab dipaksa beradaptasi dengan perubahan mendadak di dunia Arab ketika protes massal yang dikenal dengan Arab Spring pecah di beberapa negara di Timur Tengah dan Afrika Utara pada akhir 2010 dan awal 2011. Pada Maret 2011, Liga Arab memberikan suara untuk mendukung zona larangan terbang di atas Libya. Hal itu dilakukan guna melindungi pemberontak dari serangan udara pasukan loyalis rezim pemimpin Libya Muammar al-Qaddafi.

Zona larangan terbang berevolusi menjadi intervensi militer internasional yang lebih luas. Operasi militer berkontribusi pada penggulingan Qaddafi pada Agustus.

Pada awal November, Liga Arab mengumumkan mereka telah mencapai kesepakatan dengan pemerintah Suriah untuk mengakhiri perang saudara yang telah terjadi di negara itu selama 10 bulan. Namun kurang dari dua minggu kemudian, di tengah laporan bahwa pasukan Suriah terus melakukan serangan, Liga Arab memilih untuk menangguhkan keanggotaan Suriah.





Credit  republika.co.id





Senin, 08 Januari 2018

Arab Galang Dukungan Yerusalem Timur Jadi Ibu Kota Palestina


Arab Galang Dukungan Yerusalem Timur Jadi Ibu Kota Palestina
Liga Arab menggalang dukungan internasional untuk mengakui Palestina sebagai negara dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. (AFP PHOTO/MOHAMED EL-SHAHED)


Jakarta, CB -- Liga Arab menggalang dukungan internasional untuk mengakui negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota, setelah Washington mengakui kota suci tiga agama itu sebagai Ibu Kota Israel.

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengumumkan hal tersebut dalam konferensi pers bersama Ketua Liga Arab Abul Gheit setelah pertemuan soal status Yerusalem di Ibu Kota Yordania, Amman, Sabtu (6/1).

"Ada keputusan politik untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan kami akan berjuang mencapai keputusan politik internasional untuk mengakui negara Palestina dengan Yerusalem (Timur) sebagai ibu kotanya," kata Safadi dalam pertemuan yang dihadiri Menteri Luar Negeri Mesir, Arab Saudi, Maroko dan Otoritas Palestina, juga para menteri Uni Emirat Arab.


Ketua Liga Arab, Abu Gheit mengatakan pertemuan para menteri luar negeri Arab yang lebih luas akan digelar akhir bulan ini.



Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang kontroversial pada 6 Desember lalu untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel menuai protes dari Arab dan dunia muslim. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) juga menolak keputusan yang tidak mengikat itu dalam sebuah resolusi yang didukung 128 negara.

Status Yerusalem merupakan salah satu isu yang paling diperdebatkan dalam konflik Israel-Palestina.

Israel menduduki Yerusalem Timur dan Tepi Barat pada 1967, lalu menganeksasi Yerusalem Timur. Langkah itu tidak pernah diakui dunia internasional.

Israel secara sepihak mengklaim seluruh Yerusalem sebagai ibu kota. Sedangkan Palestina mendambakan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya saat merdeka.

Safadi menyatakan negara-negara Arab memiliki tujuan, termasuk membatalkan keputusan Trump.



Mesjid Kubah Batu, Yerusalem
Foto: REUTERS/Ammar Awad
Mesjid Kubah Batu, Yerusalem


"Menurut hukum internasional, Yerusalem adalah tanah jajahan," kata dia.

Sebelumnya, Raja Yordania, Raja Abdullah II bertemu dengan para diplomat Arab. Raja Abdullah II menyatakan bahwa status Yerusalem harus diselesaikan sesuai kerangka kesepakatan perdamaian yang adil dan abadi antara Israel dan Palestina.

Yordania menandatangani kesepakatan perdamaian dengan Israel pada 1994, dan menjadi penjaga tempat suci muslim di Yerusalem.

Aksi protes anti-Israel dan anti-Amerika Serikat gencar digelar di Yordania pasca keputusan Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Yordania menyatakan Presiden AS itu telah melanggar hukum internasional.




Credit  cnnindonesia.com







Senin, 11 Desember 2017

Liga Arab 'Buang' AS dari Negosiator Perdamaian Timteng


Para menteri luar negeri Liga Arab.
Para menteri luar negeri Liga Arab.


CB, KAIRO -- Liga Arab mengatakan, pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel berisiko menimbulkan kekerasan dan kekacauan di Timur Tengah. Langkah tersebut mengakhiri kenetralan AS dalam menghadapi salah satu isu paling sensitif di kawasan ini.

Para menteri luar negeri (menlu) Liga Arab mengatakan, AS tidak dapat lagi diandalkan sebagai perantara perdamaian Timur Tengah. Pernyataan yang diungkapkan oleh 22 negara, termasuk sekutu dekat AS, itu diumumkan setelah kekerasan dan demonstrasi di Tepi Barat dan Jalur Gaza memasuki hari ketiga.

Para menlu juga menyepakati resolusi pada pukul 03.00 waktu setempat, setelah berjam-jam melakukan pembicaraan di Kairo. Resolusi ini didukung oleh sejumlah sekutu AS, termasuk Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, dan Yordania, yang telah menyuarakan keprihatinan mereka.

Dilansir di BBC, resolusi tersebut berbunyi:

1. AS telah menarik dirinya sebagai pendukung dan mediator dari setiap proses perdamaian Israel-Palestina, melalui keputusannya itu.

2. Langkah Trump memperparah ketegangan, memicu kemarahan, dan mengancam wilayah untuk mendapatkan lebih banyak kekerasan dan kekacauan.

3. Sebuah permintaan akan diajukan kepada Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk langkah tersebut.

Israel selalu menganggap Yerusalem sebagai ibu kota mereka. Sementara Palestina juga mengklaim Yerusalem Timur, yang diduduki oleh Israel dalam perang 1967, sebagai ibu kota negara Palestina yang merdeka di masa depan.

Bagi Trump, keputusannya tersebut adalah bentuk pemenuhan janji kampanyenya. Dia mengatakan keputusan itu tidak lebih dari hanya sekedar pengakuan akan kenyataan. Namun dia terus menghadapi kritik keras atas keputusan tersebut.

Pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Jumat (8/12), AS terisolasi setelah 14 anggota lainnya mengecam pernyataan Trump. Namun Duta Besar AS Nikki Haley menuduh PBB tidak memihak Israel dan mengatakan AS masih berkomitmen untuk menemukan kedamaian.

Pada Sabtu (9/12), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia telah mendengar banyak kecaman atas pengumuman bersejarah yang dilakukan Presiden Trump. Namun dia tidak mendengar adanya kecaman atas roket yang menembaki Israel.

Tiga roket ditembakkan ke arah Israel dari Gaza pada Jumat (8/12), yang menyebabkan Israel melakukan serangan udara balasan ke wilayah itu. Serangan Israel dilaporkan menargetkan fasilitas militer milik kelompok Hamas dan menewaskan dua anggotanya.

Di Israel utara, sebuah bus yang membawa penumpang Israel dilempari batu-batu saat melewati kerumunan masyarakat Arab dan tiga orang Israel dilaporkan terluka. Ribuan warga Palestina telah melakukan demonstrasi pada Jumat (8/12), bersama dengan demonstrasi solidaritas yang digelar di dunia Arab dan di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim lainnya.




Credit  republika.co.id


Liga Arab Serukan Akui Yerusalem Timur Ibu Kota Palestina


Yerusalem Timur
Yerusalem Timur

CB, KAIRO -- Negara anggota Liga Arab menggelar pertemuan di Kairo, Mesir, Sabtu (9/12). Pertemuan ini diselenggarakan untuk membahas keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kotaIsrael.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit mengatakan keputusan Trump tersebut jelas melanggar dan melawan hukum internasional. Disisi lain, pengakuan Trump terkait Yerusalem juga menimbulkan pertanyaan tentang keseriusan Washington dalam mendukung upaya perdamaian antara Palestina dan Israel.
Oleh sebab itu, Aboul-Gheit meminta agar seluruh negara menolak keputusan Trump. "Kami menyerukan kepada semua negara yang mendukung perdamaian untuk menolak keputusan presiden AS. Kami menganggap keputusan itutidak adil dan tidak dapat dibenarkan," katanya seperti dilaporkan laman Aljazirah.
Sebagai bentuk penentangan, ia pun menyerukan agar semua pihak mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina. "Kami menyerukan kepada semua orang untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara dan YerusalemTimur sebagai ibu kotanya," ujar Aboul-Gheit.
Pada Rabu (6/12) Trump secara resmi mengumumkan bahwa AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. AS menjadi negara pertama di duniayang mengakui kota suci umat Islam, Yahudi, dan Kristen itu sebagai ibu kotaIsrael.
Pengumuman Trump ini segera dikecam oleh berbagai negara.Hal ini karena keputusan Trump dinilai telah melanggar kesepakatan dan resolusiinternasional terkait Yerusalem.



Credit  republika.co.id












Rabu, 06 Desember 2017

Liga Arab: Kematian Abdullah Saleh Picu 'Ledakan' di Yaman

               
 
Liga Arab: Kematian Abdullah Saleh Picu 'Ledakan' di Yaman
Ilustrasi Liga Arab. (AFP Photo/Khaled Desouki)


Jakarta, CB -- Liga Arab mengecam kematian mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, mengatakan kematiannya bisa memicu "ledakan" yang mengguncang situasi keamanan di negara Teluk itu.

Pernyataan itu dilaporkan kantor berita pemerintah Mesir, MENA, sebagaimana dikutip Reuters pada Selasa (5/12). Sekretariat Jenderal Liga Arab, dalam laporan yang sama, juga mengecam gerakan Houthi sebagai "organisasi teroris" dan meminta masyarakat internasional menyamakan pandangan.

"Semua cara mesti digunakan untuk menyelamatkan warga Yaman dari mimpi buruk ini," ujarnya, merujuk kepada para pemberontak Houthi.


Sementara itu, AFP melaporkan ketua Liga Arab Abul Gheit menyebut pembunuhan Saleh menggambarkan "sifat dasar jahat" para pemberontak Houthi.

"Pembunuhan (Saleh) dan cara mereka melakukannya menunjukkan kepada semua orang sifat dasar jahat tanpa rasa kemanusiaan dari kelompok bersenjata tersebut, yang jadi alasan utama kehancuran di negara tersebut," kata Gheit dalam pernyataannya.

Kelompok pemberontak Houthi langsung bergerak dengan cepat untuk mengonsolidasi kendali di Sanaa setelah bentrokan mematikan berlangsung selama sepekan dengan para loyalis Saleh.

Saleh, yang sempat menguasai Yaman selama tiga dekade, bergabung dengan Houthi pada 2014 dan merebut sebagian besar wilayah negara itu, termasuk ibu kota.

Namun, aliansi itu hancur dalam sepekan terakhir, berujung pada kematian puluhan orang. Peristiwa ini dipicu oleh pembelotan Saleh ke koalisi pimpinan Arab Saudi yang telah membombardir kelompok Houthi sejak 2015 lalu.


Credit  cnnindonesia.com



Koalisi pimpinan Saudi serang ibu kota Yaman



Koalisi pimpinan Saudi serang ibu kota Yaman
Seorang tentara berdiri di lokasi serangan udara di Sanaa, Yaman, Sabtu (11/11/2017). (REUTERS/Khaled Abdullah)



Sanaa (CB) - Pesawat-pesawat tempur koalisi pimpinan Arab Saudi menyerang ibu kota Yaman yang dikuasai pemberontak sebelum fajar Selasa menurut warga, setelah pemberontak menewaskan mantan presiden Ali Abdullah Saleh saat dia hendak melarikan diri dari kota itu menyusul runtuhnya koalisi mereka.

Pemberontak Houthi bergerak cepat untuk mengonsolidasikan kendali mereka atas Sanaa setelah bentrokan mematikan selama hampir sepekan dengan loyalis Saleh.

Presiden Abedrabbo Mansour Hadi yang diasingkan menyeru rakyat Yaman bersatu melawan pemberontak yang didukung Iran.

Sedikitnya tujuh serangan menghantam istana kepresidenan di kawasan perumahan padat penduduk di jantung kota Sanaa menurut para saksi mata. Belum ada kabar mengenai korban jiwa akibat serangan itu.

Jalan-jalan dikosongkan sebelum gelap pada Senin, saat pesawat koalisi menukik rendah di atas kota itu.

Terjadi beberapa bentrokan kecil antara pemberontak Houthi dan pendukung Saleh di distrik selatan yang setia kepada mantan presiden tersebut.

Tapi tidak ada pengulangan pertempuran yang mengguncang Ibu Kota lima malam sebelumnya, kata warga.

Saleh, yang memerintah Yaman selama tiga dekade, bersekutu dengan pemberontak Houthi pada 2014 ketika mereka menguasai sebagian besar negara itu, termasuk ibu kota.

Namun, aliansi tersebut runtuh pekan lalu, dengan puluhan orang dilaporkan tewas dalam sejumlah bentrokan saat mantan presiden itu menjangkau koalisi pimpinan Saudi yang memerangi pemberontak Houthi sejak September 2015.

Houthi mengumumkan kematian Saleh dalam saluran televisi Al-Masirah, mendeklarasikan "akhir krisis milisi" -- merujuk pada pendukung bersenjatanya yang sering ditawari amnesti oleh pemerintah.

Perang Yaman sudah menewaskan ribuan orang sejak meletus tahun 2015, memicu krisis kemanusiaan terburuk di dunia dan meningkatkan ketegangan antara Arab Saudi dan Iran, demikian menurut siaran kantor berita AFP. 


Credit  antaranews.com

Putra Mantan Presiden Yaman yang Tewas Serukan Balas Dendam


Ali Abdullah Saleh
Ali Abdullah Saleh

CB, ADEN -- Putra mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh yang tewas oleh kelompok bersenjata Houthi menyerukan balas dendam terhadap sekutu Iran (Houthi) itu, demikian siaran televisi al-Ekbariya milik Saudi.

Hingga saat ini pernyataan tersebut tidak dapat segera diverifikasi keasliannya. "Saya akan memimpin pertempuran sampai Houthi terakhir keluar dari Yaman, darah ayah saya akan menjadi neraka di telinga Iran," ujar Ahmed Ali Saleh, Selasa (5/12).

Dia meminta pendukung ayahnya mengambil kembali Yaman dari milisi Houthi. Saleh tewas dalam serangan pada Senin setelah beralih pihak, meninggalkan sekutu Houthi untuk mendukung sebuah aliansi yang dipimpin oleh Saudi.

Kematian Saleh memperdalam kompleksitas perang yang melibatkan berbagai pihak. Mayoritas bergantung pada kesetiaan masa depan loyalisnya.

Koalisi pimpinan Saudi mengandalkan Saleh untuk memberi mereka keunggulan dalam konflik tersebut. Saleh memiliki banyak pengikut di Yaman, termasuk perwira militer dan pemimpin suku bersenjata yang pernah bertugas di bawahnya, dan pendukungnya mungkin masih memberi dampak pada perang tersebut.

Ahmed Ali telah tinggal di bawah tahanan rumah di Uni Emirat Arab, tempat dia pernah menjabat sebagai duta besar sebelum bergabung dengan sekutu Arab Saudi untuk berperang melawan Houthi, yang sampai minggu ini telah memerintah sebagian besar Yaman bersama Saleh.

Beberapa sumber politik mengatakan dia telah ditahan tanpa komunikasi dengan siapa pun dan dijaga di sebuah vila di ibu kota Uni Emirat Arab, Abu Dhabi. Pernyataan publik pertamanya yang dilaporkan kemungkinan menunjukkan mantan tentaranya dalam koalisi melepaskannya dari Houthi.

Uni Emirat Arab adalah anggota kunci dari aliansi Teluk Arab yang sebagian besar melihat Houthi sebagai perwakilan dari musuh bebuyutan mereka, Iran, namun telah berjuang mencapai keuntungan melawan aliansi Houthi-Saleh meskipun ada ribuan serangan udara yang didukung oleh persenjataan dan intelijen Amerika Serikat dan negara-negara Barat.

Ahmed Ali, mantan komandan militer terkuat Garda Republik elit Yaman, tampaknya telah dipersiapkan untuk menggantikan ayahnya, dan dia mungkin merupakan kesempatan terakhir keluarga tersebut untuk mendapatkan pengaruhnya kembali.

Keberadaan kerabat kunci Saleh lainnya, yang telah memimpin pertempuran jalanan enam hari melawan Houthi di ibu kota Sanaa sebelum kekalahan mereka pada Senin, hingga kini tidak diketahui.

Warga melaporkan pertempuran telah mereda, namun gerilyawan yang dipimpin oleh Arab Saudi menyerang beberapa sasaran, termasuk istana kepresidenan di mana sebuah badan pemerintahan yang dipimpin oleh politisi Houthi-Saleh rutin berkumpul.

Pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, memuji kematian Saleh dalam sebuah pidato pada Senin sebagai kemenangan melawan konspirasi pengkhianatan oleh musuh-musuh Yaman di Saudi dan menyerukan sebuah demonstrasi massal pada Selasa di sebuah pawai di dekat lokasi serangan udara.

Dia juga memberikan bantuannya ke partai politik Saleh dan mengatakan bahwa gerakannya tidak berseteru dengannya, menggarisbawahi pengaruh yang dimiliki sekutunya di Yaman.

Di kota selatan Aden, warga memadati acara kembang api dan menyatakan kegembiraannya. Saleh hampir secara universal dibenci di seluruh Yaman selatan setelah dia melancarkan perang untuk menyatukan negara tersebut pada 1994, melontarkan misil balistik ke kota tersebut.

Tapi peninggalan kepemimpinannya bercampur aduk. Dia masih dicintai di sebagian besar wilayah utara dan banyak pendukungnya akan menaruh dendam terhadap pembunuhnya.


Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Eks Presiden Yaman Tewas, AS Minta Semua Pihak Berunding


Eks Presiden Yaman Tewas, AS Minta Semua Pihak Berunding
AS Meminta semua pihak di Yaman mulai kembali berunding, menyusul tewasnya eks Presiden Ali Abdullah Saleh. (REUTERS/Khaled Abdullah/File Photo)


Jakarta, CB -- Seorang pejabat pemerintahan Presiden Donald Trump mengatakan Amerika Serikat meminta semua pihak berkonflik di Yaman mulai kembali mendorong perundingan politik untuk mengakhiri perang bersaudara, menyusul tewasnya mantan Presiden Ali Abdullah Saleh dalam serangan tepi jalan.

Pejabat AS yang enggan disebutkan namanya itu kepada Reuters, Selasa (5/12), mengatakan klaim pemberontak Houthi soal peluncuran peluru kendali ke Abu Dhabi menunjukkan "betapa perang ini mengganggu stabilitas kawasan dan bagaimana rezim Iran mengeksploitasi perang untuk ambisi politiknya sendiri.

Sementara itu, sejumlah analis mengatakan kematian Saleh bakal jadi dorongan moral untuk pemberontak Houthi yang beraliansi dengan Iran. Alasannya, Saleh telah berpindah haluan dan meninggalkan Houthi untuk membela koalisi pimpinan Arab Saudi.


Saleh tewas dalam serangan tepi jalan pada Senin waktu setempat dan di sisi lain, kematiannya bisa menjadi pukulan telak bagi koalisi Saudi yang mengintervensi peperangan untuk mengembalikan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

Pemerintahan Hadi yang diakui masyarakat internasional sempat diusir dari Sanaa oleh aliansi Houthi-Saleh sebelum mantan presiden itu membelot ke Saudi.

Pembelotan Saleh sempat diharapkan menjadi titik balik dalam pertempuran melawan pemberontak Houthi dan mengakhiri blokade Saudi yang membuat jutaan orang terancam kelaparan serta penyakit. Namun, harapan itu kini sirna.

Sekarang, koalisi dihadapkan pada dua pilihan: melanjutkan perang dan melancarkan serangan ke daerah-daerah yang dikuasai Houthi, atau berkompromi dan mengajak para pemberontak ke meja perundingan.

Sejumlah sumber di kelompok bersenjata Houthi mengatakan pasukannya menghentikan kendaraan lapis baja yang ditumpangi Saleh menggunakan granat berpeluncur roket sebelum mengeksekusinya.

Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan jenazah Saleh yang bersimbah darah muncul dari balik selimut merah dan diangkut ke bak truk. Peristiwa ini terjadi hanya selang beberapa hari setelah ia mengakhiri aliansi dengan Houthi setelah tiga tahun berperang melawan koalisi Saudi.

Dalam pernyataan yang disiarkan televisi, pemimpin Houthi Abdul Malek al-Houthi menyebut peristiwa ini sebagai kemenangan melawan blok pimpinan Saudi, mengucapkan selamat kepada warga Yaman atas "hari bersejarah yang sangat baik di mana konspirasi pengkhianatan telah gagal."

Dia mengatakan kelompok Houthi yang menganut aliran Syiah akan mempertahankan sistem republik Yaman dan tidak akan membalas dendam kepada partai Saleh.

Credit  CNN Indonesia



Dalam Sepekan, Pertempuran Yaman Tewaskan 234 Orang


Kondisi wilayah di Sanaa, Yaman, akibat perang antara milisi Houthi dan pendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Kondisi wilayah di Sanaa, Yaman, akibat perang antara milisi Houthi dan pendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

CB,SANAA -- Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mencatat, pertempuran yang terjadi di Ibu Kota Yaman, Sanaa, dalam sepekan terakhir, telah menyebabkan sedikitnya 234 orang tewas dan 383 lainnya luka-luka. Pertempuran yang terjadi antara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi dengan milisi Houthi kian sengit setelah tewasnya mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh pada Senin (4/12).

Direktur Regional ICRC untuk Timur Tenghah Robert Mardini mengatakan, saat ini pihaknya sedang berupaya untuk menyelamatkan dan merawat para korban akibat pertempuran tersebut. "Tim ICRC kami sekarang melakukan semua yang mereka bisa untuk memasokl rumah sakit dengan obat-obatan, material bedah, dan bahan bakar," ujar Mardini pada Selasa (5/12).

Jumlah korban tewas akibat pertempuran di Sanaa meningkatkan hampir 100 persen hanya dalam jangka waktu satu hari. Sebelumnya, pada Senin (4/12), ICRC mengatakan, jumlah korban tewas akibat pertempurann di Sanaa berjumlah 125 orang, sedangkan korban luka mencapai 238 orang.

Pertempuran di Sanaa berkecamuk setelah insiden pembunuhan mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. Saleh merupakan presiden pertama Yaman yang juga sekutu milisi Houthi.

Ia merupakan tokoh yang berjasa menyatukan Yaman Utara dan Yaman Selatan pada 1990. Pada 2011, setelah sekitar 33 tahun berkuasa, rakyat Yaman beruduyun-duyun turun ke jalan menuntut pengunduran dirinya. Saleh dituding melakukan korupsi, penggelapan uang, dan pemerasan. Masa-masa itu Yaman mengalami pergolakan ekonomi terbesar. Inflasi meningkat, pun dengan angka pengangguran.

Gelombang demonstrasi yang kian merebak akhirnya memaksa Saleh meninggalkan jabatannya. Pada 2012, ia digantikan oleh calon presiden tunggal Yaman, yang juga wakilo Saleh, yakni Abd Rabbou Mansour Hadi. Berdasarkan kesepakatan dengan Dewan Kerja Sama Teluk, Hadi dipercaya menjadi presiden Yaman hingga dua tahun berikutnya.

Pada momen ini, pemberontak Houthi dan simpatisan Saleh yang sakit hati atas pelengseran pemimpinnya bekerja sama untuk melawan pasukan loyalis Hadi. Pada September 2014, Houthi yang didukung Iran mengambil alih ibu kota Yaman, Sanaa.

Arab Saudi, sebagai negara yang bertetangga langsung dengan Yaman merasa terancam dengan berkembangnya pengaruh Iran di negara tersebut. Saudi pun mulai menggempur Yaman untuk menumpas Houthi.
Peperangan antara Houthi dan pasukan koalisi pimpinan Saudi mengakibatkan Yaman dilanda krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Jutaan orang mengungsi, kelaparan, tak memiliki akses terhadap air bersih, serta terserang penyakit kolera.

Setelah perang memporak-porandakan negara tersebut, awal Desember lalu, Saleh, sebagai salah satu tokoh yang telah bersekutu dengan Houthi, menyatakan bersedia untuk bernegosiasi dengan Saudi guna mengakhiri peperangan dan blokade. Houthi menganggap Saleh sebagai pengkhianat dan kemudian membunuhnya. 



Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Putra Abdullah Saleh akan Balas Dendam ke Houthi dan Iran


Mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh.
Mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh.


CB, ADEN -- Anak mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, Ahmed Ali Saleh menuntut balas dendam atas kematian sang ayah. Balas dendam itu akan dia tujukan kepada pemberontak Houti yang mendapat dukungan dari Iran.

Niatan balas dendam tersebut, dia ungkapkan dalam sebuah siaran televisi yang yang dimiliki Pemerintah Arab Saudi. Dalam kesempatan itu dia juga mengajak seluruh pengikut setia ayahnya untuk berjuang bersama mengambil alih Yaman dari tangan milisi Houti dan Iran.

"Saya akan memimpin peperangan sampai Houti terakhir keluar dari Yaman. Darah ayahku akan menjadi neraka di telinga Iran," kata Ahmed Ali Saleh dalam siaran siaran televisi Selasa (5/12).

Ahmed Ali Saleh merupakan mantan pemimpin militer elite di Yaman. Dia dinilai sebagai satu-satunya kesempatan terakhir dari keluarganya untuk kembali mengambil pengaruh di kawasan konflik tersebut.

Sebelum kematian Ali Abdullah Saleh, Ahmed Ali Saleh merupakan seorang tahanan rumah di Uni Emirat Arab. Dia sebelumnya adalah seorang duta besar.
Pemimpin pemberontak Houthi, Abdul Malik al-Houthi mengatakan, militannya membunuh Saleh karena telah berkhianat. Ia juga mengucapkan selamat kepada orang-orang Yaman atas hari bersejarah ini yang menunjukkan gagalnya sebuah persekongkolan dan pengkhianatan.

Tanpa menyebutkan nama Saleh, Houthi mengatakan dia mengetahui komunikasi yang dilakukan oleh Saleh dengan koalisi pimpinan Arab Saudi untuk melawan kelompok Houthi. Houthi juga mengatakan, dia telah mengirim beberapa peringatan kepada Saleh

Kematian Ali Abdullah Saleh, dirayakan oleh sejumlah warga di kawasan selatan Aden. Masyarakat menyalakan kembang api untuk mengungkapkan kesenangan atas kematian tersebut. Kebencian warga dikawasan itu dipicu operasi militer dan peluncuran rudal pada 1994 allu.

Kendati, kematian Saleh dirasakan berbeda oleh masyarakat di kawasan utara Yaman. Warga merasa kehilangan dan menyimpan dendam dengan pelaku pembunuhan Saleh.




Credit  REPUBLIKA.CO.ID