Tampilkan postingan dengan label LIBANON. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label LIBANON. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 Oktober 2018

Bantah Tudingan Israel, Lebanon Kunjungi Lokasi Rudal Hizbullah


Bantah Tudingan Israel, Lebanon Kunjungi Lokasi Rudal Hizbullah
Citra satelit yang dirilis oleh Israel menunjukkan 3 situs rudal Hizbullah dekat bandara internasional Beirut. Namun tudingan ini tidak terbukti. Foto/Istimewa

BEIRUT - Menteri Luar Negeri Lebanon bersama puluhan duta besar dan diplomat asing melakukan kunjungan ke sejumlah lokasi yang dituding Israel situs rudal Hizbullah. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menuding Hizbullah telah menyimpan peluru kendali presisi di sejumlah lokasi.

Menteri Luar Negeri Lebanon bersama rombongan mengunjungi lapangan sepak bola, gudang dan lapangan golf yang berdampingan dengan bandara Beirut. Selama kunjungan tersebut tidak ada bukti atau bekas dari keberadaan rudal-rudal tersebut.



Pekan lalu di PBB, Netanyahu merilis sebuah peta satelit yang menunjukkan situs di dekat bandara Beirut di mana Hizbullak konon telah menyembunyikan rudal canggih yang dapat digunakan untuk menargetkan Israel. Presentasi itu menimbulkan kekhawatiran di Libanon bahwa Israel merencanakan serangan terhadap situs-situs tersebut.

"Tur diselenggarakan untuk menunjukkan bahwa Netanyahu adalah pembohong internasional," kata Menteri Luar Negeri Libanon, Gebran Bassil, seperti disitat dari The Washington Post, Selasa (2/10/2018).

Para duta besar dan diplomat yang ikut termasuk duta besar Rusia, Iran dan banyak negara Afrika dan Asia, serta perwakilan dari semua kedutaan besar Eropa. Absen adalah seorang diplomat dari Amerika Serikat. Kedutaan Besar AS tidak menanggapi permintaan untuk komentar.

Daerah yang dikunjungi adalah yang diidentifikasi sebagai Situs 2 dan Situs 3 di peta Netanyahu, kata pejabat kementerian luar negeri. Situs 2 rupanya adalah clubhouse dari salah satu tim sepak bola Lebanon terbesar, Al-Ahed, yang mencakup lapangan sepak bola, kolam renang dan pusat kebugaran.

"Seperti yang Anda lihat, tidak ada rudal di sini," kata Bassil kepada para diplomat ketika mereka berdiri di tengah lapangan sepak bola.

Sedangkan situs 3 adalah gudang yang sepertinya tidak pernah digunakan. Sementara lapangan golf dimasukkan dalam tur karena kekeliruan, kata pejabat kementerian luar negeri Libanon.

Lokasi ketiga, yang diidentifikasi sebagai Situs 1 di peta Israel, bukan bagian dari rencana perjalanan, tetapi para pejabat mengatakan mereka yakin tidak ada rudal di sana.

Ketiga lokasi tersebut berada di daerah berpenduduk padat, sebagian besar Syiah di Ouzai, di mana dukungan untuk Hizbullah berjalan kuat.

Para diplomat, yang berbicara dengan syarat mereka tidak diidentifikasi, mengamati bahwa tur itu tampaknya tidak meyakinkan karena salah satu situs itu dikecualikan. Selain itu, para diplomat mengatakan, peta yang ditampilkan oleh Netanyahu terlalu tidak jelas untuk memastikan lokasi pasti dari situs rudal yang diklaim.

Ditanya di mana misil disimpan, Bassil mengatakan itu bukan pekerjaan kementeriannya. "Meskipun Hizbullah mengakui memiliki peluru kendali, ini tidak berarti bahwa mereka disimpan di sekitar bandara Beirut," cetus Bassil. 

Israel telah terlibat dua perang besar dengan Lebanon dalam empat dekade terakhir dan pasukannya sempat menduduki Lebonan selatan selama 24 jam pada tahun 2000 sebelum dipaksa mundur di bahwa tekanan dari serangan gerilya Hizbullah.

Konfrontasi terakhir mereka terjadi pada 2006, berakhir dengan tidak meyakinkan.


Credit  sindonews.com


Senin, 01 Oktober 2018

Lebanon: Israel Terus Cari Alasan untuk Lakukan Agresi


Lebanon: Israel Terus Cari Alasan untuk Lakukan Agresi
Lebanon menyatakan, pidato Benjamin Netanyahu di Sidang Majelis Umum PBB hanyalah upaya lain dari Israel untuk melakukan agresi terhadap sebuah negara. Foto/Istimewa

BEIRUT - Lebanon menyatakan, pidato yang disampaikan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Sidang Majelis Umum PBB hanyalah upaya lain dari Israel untuk melakukan agresi terhadap sebuah negara.

Menteri Luar Negeri Lebanon, Gebran Bassil menyatakan, Israel telah melupakan kekalahan sebelumnya di tangan pasukan Lebanon dan berusaha melakukan agresi baru.

"Di sini Israel sekali lagi datang dengan alasan untuk membenarkan agresi dan mempersiapkan untuk melanggar kedaulatan negara lain menggunakan platform (PBB)," kata Bassil, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (30/9)

"Israel telah melupakan bahwa Lebanon mengusir mereka, mengalahkan agresinya, dan tampaknya tidak menyadari fakta bahwa arogansi dan teman-teman baru tidak akan bermanfaat," sambungnya, mengacu pada komentar Netanyahu tentang Israel memiliki kedekatan dengan negara-negara Arab lainnya melawan Iran. 

Seperti diketahui, Netanyahu dalam pidatonya menyatakan mereka tidak akan membiarkan Hizbullah untuk mendapatkan dan menumpuk sejata yang dapat mengancam Israel. Dia menyebut, Israel akan melakukan serangan jika Hizbullah terbukti berencana menyerang Israel. 




Credit  sindonews.com



Jumat, 07 September 2018

UNHCR katakan tidak dorong pengungsi Suriah pulang dari Lebanon


UNHCR katakan tidak dorong pengungsi Suriah pulang dari Lebanon
Utusan Khusus UNHCR aktor Angelina Jolie berpartisipasi dalam konferensi pers di markas pusat NATO di Brussels, Belgia, Rabu (31/1/2018). (REUTERS/Yves Herman )



Beirut, Lebanon, (CB) - Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) pada Selasa (4/9) mengatakan organisasi itu tidak mendorong pengungsi Suriah di Lebanon pulang ke negeri mereka karena kondisi tidak aman di sana.

"Kami tidak mendorong kepulangan pengungsi Suriah karena kondisi kemanusiaan yang layak tidak ada di Suriah dan UNHCR tak bisa hadir di banyak daerah Suriah sampai lembaga ini sepenuhnya menyadari apa yang terjadi di sana," kata Cameron Rashleigh, Kepala Kantor Lapangan UNHCR di Lebanon Selatan, sebagaimana dikutip media Lebanon.

Sebanyak 541 pengungsi Suriah pulang ke tanah air mereka pada Selasa melalui tempat penyeberangan perbatasan Masnaa dari titik pertemuan di Shabaa, Burj Hammoud dan Tripoli.


Rashleigh mengatakan kepulangan pengungsi Suriah diselenggarakan oleh Dewan Keamanan Umum Lebanon, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam. Meskipun pekerja UNHCR ada untuk mendukung pengungsi, lembaga tersebut tidak ikut dalam pengaturan kepulangan mereka.

Itu bukan pertama kali UNHCR menyampaikan sikap hati-hati sehubungan dengan kepulangan pengungsi Suriah ke tanah air mereka.

Pada awal Juni, UNHCR dituduh oleh Menteri Luar Negeri sementara Lebanon Gebran Bassil menakut-nakuti pengungsi agar tidak pulang ke tanah air mereka dengan peringatan dan ancaman.

Dugaan itu membuat Bassil mengeluarkan instruksi untuk membekukan pembaruan izin tinggal staf UNHCR sampai pemberitahuan lebih lanjut.

UNHCR belakangan mengumumkan bahwa badan bantuan tersebut akan "mendorong kepulangan sukarela pengungsi dan bekerjasama dengan timnya di dalam Suriah untuk menghilangkan penghalang yang membahayakan mereka yang mau pulang".





Credit  antaranews.com





Militer Lebanon berikrar akan lanjukan kerja sama dengan pasukanPBB


Militer Lebanon berikrar akan lanjukan kerja sama dengan pasukanPBB
Milisi Syiah dukungan Iran, Hizbullah, makin mendominasi kekuasaan di Lebanon yang memicu kekhawatiran Arab Saudi (Reuters)



Beirut, Lebanon, (CB) - Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF) akan melanjutkan kerja samanya dengan Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) guna menjamin keamanan di Lebanon Selatan, kata Komandan LAF Joseph Aoun pada Selasa (4/9).

"Kerja sama kami yang berlanjut memelihara kestabilan dan keamanan di Selatan sementara mencerminkan secara positif mengenai kestabilan Lebanon pada umumnya," kata Joseph Aoun selama satupertemuan dengan Panglima UNIFIL Stefano Del Col di Markas UNIFIL di Lebanon Selatan.

Joseph Aoun menjanjikan "dukungan penuh" LAF kepada Del Col bagi keberhasilan misinya, kata jejaring UNIFIL, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.


"Koordinasi dan kerja sama luar biasa antara kedua pasukan telah secara dramatis meningkatkan keamanan dan menjadi alat dalam menyediakan kestabilan bagi daerah operasi UNIFIL," kata Joseph Aoun.

Pada gilirannya, Del Col menekankan pentingnya pembangunan momentum mengenai koordinasi LAF dan kehadiran UNIFIL yang sudah meningkat. Ia menyatakan bahwa prioritas bagi masyarakat internasional dan UNIFIL ialah meningkatkan kemampuan LAF di Lebanon Selatan.

"Pembentukan Resimen Model (LAF), misalnya, adalah langkah penting ke arah memperluas wewenang negara dan keamanan, dan memelihara kestabilan," kata Del Col.

Ia menambahkan bahwa kedua pihak memiliki "keinginan yang sama" untuk menjamin kestabilan di daerah operasi dan memastikan bahwa daerah tersebut bebas dari senjata yang tidak sah serta kegiatan yang bermusuhan dalam bentuk apapun.




Credit  antaranews.com



Selasa, 04 September 2018

Terbongkar, Rute Rahasia Penyelundupan Senjata Iran ke Lebanon

Terbongkar, Rute Rahasia Penyelundupan Senjata Iran ke Lebanon
Qeshm Fars Air, sebuah perusahaan penerbangan sipil Iran, dicurigai menyelundupkan senjata ke Lebanon, diperuntukkan bagi kelompok militan Hizbullah dan pabrik senjata Iran. Foto/Fox News

WASHINGTON - Sebuah perusahaan penerbangan sipil Iran diduga menyelundupkan senjata ke Lebanon. Senjata-senjata itu berasal dari pabrik di Iran dan diperuntukkan bagi kelompok militan Hizbullah.

Sumber-sumber intelijen Barat mengatakan telah menemukan rute rahasia yang digunakan Iran untuk mencoba menghindari deteksi.

Sumber itu mengindentifikasi dua penerbangan yang dilakukan Qeshm Fars Air yang jarang dan tidak biasa dari Teheran ke bandara internasional di Beirut selama dua bulan terakhir.

Penerbangan pertama, pada tanggal 9 Juli, menggunakan Boeing 747 yang berangkat dari pangkalan angkatan udara di Teheran, berhenti untuk singgah sebentar di bandara internasional di Damaskus, Suriah. Pesawat itu kemudian melanjutkan perjalanan dengan "jalur penerbangan yang tidak biasa" ke bandara internasional Beirut, di mana ia mendarat tak lama setelah jam 4 sore waktu lokal.

Menurut data penerbangan yang diperoleh Fox News, rute tersebut melewati Lebanon utara, tidak mengikuti jalur penerbangan yang umum digunakan.

Sumber intelijen regional yang meminta untuk tetap anonim mengatakan: "Orang-orang Iran sedang mencoba untuk menemukan cara-cara baru dan rute untuk menyelundupkan senjata dari Iran ke sekutunya di Timur Tengah, menguji dan menentang kemampuan Barat untuk melacak mereka," seperti dikutip dari Fox News, Selasa (4/9/2018).

Sumber intelejen Barat mengklaim pesawat membawa komponen untuk membuat senjata dari pabrik-pabrik Iran di Lebanon. AS dan Israel, serta lembaga intelijen barat lainnya, telah memberikan bukti bahwa Iran telah mengoperasikan pabrik-pabrik senjata di Libanon, Suriah dan Yaman.

Pekan lalu, mengutip sumber Iran, Irak dan Barat, kantor berita Reuters melaporkan bahwa Iran telah mengirim rudal balistik jarak pendek ke sekutu Syiahnya di Irak dalam beberapa bulan terakhir. Teheran dan Baghdad secara resmi membantah laporan itu.


Penerbangan kedua dilakukan pada 2 Agustus. Nomor penerbangan QFZ9960 mendarat di Beirut pada pukul 17:59 waktu setempat, setelah meninggalkan bandara internasional Teheran dua setengah jam sebelumnya. Kali ini, pesawat tidak berhenti di Damaskus, tetapi pesawat itu mengikuti rute utara Suriah yang tidak teratur.

Qeshm Fars Air dianggap sebagai salah satu dari berbagai maskapai penerbangan semi-sipil yang digunakan untuk penyelundupan senjata oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan pasukan elit al-Quds yang dipimpin oleh Qassem Soleimani. Kembali pada bulan Oktober 2017, Presiden Trump menjatuhkan sanksi pada IRGC dan pasukan al-Quds.

Maskapai itu telah menghentikan operasinya pada 2013, dengan alasan manajemen yang buruk, tetapi mulai beroperasi kembali di bawah manajemen baru pada Maret 2017. Maskapai itu dikatakan memiliki dua Boeing 747 dalam armadanya. Di antara anggota dewan perusahaan ada tiga perwakilan IRGC: Ali Naghi Gol Parsta, Hamid Reza Pahlvani, dan Gholamreza Qhasemi. 


Amerika Serikat adalah mitra keamanan utama Lebanon, menurut Departemen Luar Negeri. Sejak 2006, AS telah memberikan bantuan keamanan lebih dari USD1,7 miliar kepada Libanon, sebagian untuk melawan pengaruh Hizbullah.

Hizbullah dianggap sebagai organisasi teror oleh banyak pejabat AS dan negara-negara barat lainnya, dan didukung dan didanai oleh Iran.


Credit  sindonews.com



Kamis, 16 Agustus 2018

Sesumbar Lebih Kuat dari Israel, Hizbullah Siap Perang



Sesumbar Lebih Kuat dari Israel, Hizbullah Siap Perang
Pemimpin Hibullah Lebanon, Hassan Nasrallah, pidato di depan massa pendukungnya. Dia mengklaim pasukannya lebih kuat daripada pasukan Israel dan siap untuk perang. Foto/REUTERS

BEIRUT - Pemimpin gerakan Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah, sesumbar bahwa pasukannya kini lebih kuat dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Dia menyatakan, kelompoknya siap perang dengan rezim Zionis tersebut.

Nasrallah menyinggung sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran dan kelompoknya. Menurutnya, sanksi Washington itu tidak akan memiliki efek besar dan tidak akan mengarah pada perubahan rezim di Teheran.

Komentar bos Hizbullah itu muncul dalam pidato di televisi untuk menandai peringatan 12 tahun berakhirnya Perang Lebanon dengan Israel pada 2006.

Menurutnya, pemerintahan Donald Trump salah jika berpikir sanksi AS akan menyebabkan kerusuhan di Iran yang akan menggulingkan rezim, atau bahkan memaksa Iran mengurangi dukungan untuk kegiatan di luar negeri.

Seperti diketahui, sejak pekan lalu AS mulai memulihkan sanksi yang telah dicabut di bawah kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran. Sanksi diberlakukan kembali setelah Presiden Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir Iran bulan Mei lalu.

Pemerintah AS mengatakan sanksi baru dimaksudkan untuk menekan Teheran agar menghentikan dukungannya bagi terorisme internasional, kegiatan militernya di Timur Tengah dan program rudal balistiknya.

"Iran telah menghadapi sanksi sejak kemenangan Revolusi Islam pada 1979," kata Nasrallah. "Dia (Trump) memperkuat sanksi, tetapi mereka telah ada sejak 1979 dan Iran eksis dan akan merayakan ulang tahun ke-40 kemenangan revolusi," lanjut Nasrallah, seperti dikutip Times of Israel, semalam (15/8/2018).

Iran telah mendukung Hizbullah Lebanon secara finansial dan militer sejak kelompok itu dibentuk setelah invasi Israel di Lebanon tahun 1982. Menurut AS, Iran mengirim Hezbollah sekitar USD700 juta per tahun.

"Saya dapat memberi tahu Anda dan saya memiliki informasi yang akurat bahwa mereka (AS) sedang membangun mimpi, strategi dan proyek yang akan menuju Iran ke arah kekacauan dan rezim akan jatuh. Ini adalah ilusi, ini adalah imajinasi dan tidak ada hubungannya dengan kenyataan," kata Nasrallah.

Dia menambahkan bahwa Hizbullah tidak takut akan kemungkinan perang dengan Israel. "Tidak ada yang harus mengancam kita dengan perang dan tidak ada yang harus menakut-nakuti kita dengan perang," katanya.

"Kami tidak takut atau khawatir tentang perang dan kami siap untuk itu dan kami akan menang," imbuh dia.

"Hizbullah mungkin bukan tentara terkuat di Timur Tengah, tetapi jelas lebih kuat dari tentara Israel," kata Nasrallah. "Karena kita lebih percaya pada tujuan kita dan keinginan yang lebih besar untuk berkorban." 

"Perlawanan di Lebanon—dengan senjata, personel, keahlian dan kemampuannya—lebih kuat dari sebelumnya," imbuh Nasrallah.

Sebagian besar analis percaya Hizbullah telah melemah secara signifikan akibat pertempuran di Suriah untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad. Namun, para pejabat Israel mengatakan kelompok itu masih memiliki persenjataan rudal besar yang dapat mengancam banyak negara, dan perang akan sangat merusak kedua sisi perbatasan Lebanon-Israel.



Credit  sindonews.com



Jumat, 10 Agustus 2018

DK PBB kutuk serangan terhadap prajurit pemelihara perdamaian di Lebanon

DK PBB kutuk serangan terhadap prajurit pemelihara perdamaian di Lebanon
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pada Senin mengunjungi pasukan penjaga perdamaian Indonesia yang tergabung di misi penjaga perdamaian PBB UNIFIL di markas Indobatt (Indonesian Battalion) di Adchit Al-Qusayr, Lebanon Selatan. (Dokumentasi Kemlu)




PBB, New York,  (CB) - Dewan Keamanan (DK) PBB pada Kamis (9/8) mengutuk serangan 4 Agustus terhadap prajurit pemelihara perdamaian PBB di Lebanon Selatan dan menyerukan dilakukannya penyelidikan mengenai peristiwa tersebut.

Dalam serangan di dekat Kota Kecil Majdal Zun itu, prajurit pemelihara perdamaian diancam dengan penggunaan senjata tidak sah. Beberapa kendaraan dibakar, dan perlengkapan serta senjata pasukan pemelihara perdamaian pun disita.

Di dalam satu siaran pers, anggota DK menggaris-bawahi perlunya untuk melakukan penyelidikan yang dapat dipercaya untuk memastikan kondisi sesungguhnya serangan tersebut.

Anggota DK juga menyerukan perlunya bagi semua pihak untuk menjamin keamanan personel pasukan pemelihara perdamaian, atau UNIFIL, dan kebebasan bergerak mereka sepenuhnya dihorimati dan tak dihalangi, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi.

Anggota DK juga memuji kerja sama UNIFIL dengan Pasukan Bersenjata Lebanon (LAF) dengan tujuan memperluas kekuasaan Pemerintah Lebanon atas seluruh wilayah Lebanon, dan kembali mengingatkan bahwa LAF adalah satu-satunya pasukan bersenjata yang sah di Lebanon.

Mereka menegaskan tak boleh ada senjata atau pemerintah di Lebanon selain yang dimiliki oleh negara Lebanon, tak ada pasukan asing di Lebanon tanpa izin pemerintahnya, dan tak ada penjualan atau pasokan bahan yang berkaitan dengan senjata ke Lebanon kecuali yang disahkan oleh pemerintahnya.


Credit  antaranews.com




Jumat, 27 Juli 2018

Delegasi Rusia tiba di Lebanon bahas pemulangan pengungsi Suriah

Delegasi Rusia tiba di Lebanon bahas pemulangan pengungsi Suriah
Pengungsi Suriah, meninggalkan wilayah bertempur Arsal, menunggu truk di Majdel Anjar, lembah Bekaa, dekat perbatasan Lebanon-Suriah, Jumat (8/8/2014). (ANTARA FOTO/REUTERS/Hassan Abd)




Beirut (CB) - Delegasi Rusia tiba di ibu kota negara Lebanon pada Kamis untuk, bersama para pejabat Lebanon, membahas pemulangan para pengungsi Suriah, menurut laporan kantor berita setempat, Elnashra.

Delegasi Rusia telah bertemu dengan Presiden Lebanon Michael Aoun dan Perdana Menteri Saad Hariri, membicarakan penerapan strategi Rusia soal pemulangan pengungsi Suriah.

Strategi, yang dirancang oleh Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri Rusia, itu dihasilkan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu di Helsinki, Finlandia, awal bulan ini.

Menurut strategi tersebut, sebuah komite keamanan Rusia-Suriah-Lebanon akan dibentuk untuk memudahkan pemulangan para pengungsi Suriah secara legal ke tanah air mereka.

Direktorat Jenderal Keamanan Lebanon akan terwakili dalam komite tersebut, yang mungkin juga akan melibatkan partisipasi AS seperti komite yang dibentuk di Jordania, lapor laman pemberitaan setempat, Lebanon 24.

Strategi Rusia itu menyebutkan sekitar 76 lokasi permukiman di wilayah Homs, Aleppo, Damaskus dan Hama di Suriah untuk menyelenggarakan pemulangan 360.000 pengungsi Suriah sebagai langkah pertama dalam beberapa bulan mendatang.

Strategi juga termasuk mencakup perbaikan rumah-rumah di wilayah-wilayah Suriah tersebut agar 500.000 lagi pengungsi Suriah bisa kembali dalam waktu dua tahun, tambah laporan tersebut.

Menurut data Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Pengungsi (UNHCR), ada lebih dari satu juta pengungsi Suriah yang saat ini tinggal di Lebanon akibat perang saudara tujuh tahun di Suriah.




Credit  antaranews.com




Rabu, 30 Mei 2018

Saudi Bantah Pernah Menahan PM Libanon di Riyadh


Saudi Bantah Pernah Menahan PM Libanon di Riyadh
Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri mengumumkan pengunduran diri pada November lalu dari Riyadh. (Reuters/Hasan Shaaban)



Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi membantah tudingan Presiden Perancis Emmanuel Macron yang menyebut bahwa negaranya menahan Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri ketika mengumumkan pengunduran diri pada November lalu.

Pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi yang dirilis pada Selasa (29/5) menyatakan tudingan Macron "tidak benar".




"Semua buki mengonfirmasi bahwa apa yang memicu ketidakstabilan Libanon dan kawasan adalah Iran dan alatnya seperti milisi teroris Hizbullah," bunyi pernyataan itu.


Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan BFM TV, Macron mengatakan bahwa Hariri ditahan di Riyadh selama beberapa minggu. Ia juga menyebut berkat campur tangan Perancis, Libanon terhindar dari krisis peperangan.

Beberapa sumber yang dekat dengan Hariri sebelumnya juga mengatakan bahwa Saudi menganggap Hariri tidak berani mengonfrontasi Hizbullah sehingga menuntutnya mundur.




Hariri mengumumkan pengunduran diri pada November lalu dari Riyadh. Namun setelah kembali ke Libanon, ia akhirnya mencabut pengunduran diri tersebut.

Macron menyebut kembalinya Hariri ke Libanon, juga akibat intervensi internasional, termasuk Perancis.

Hariri sendiri membantah bahwa ia ditahan di Saudi ketika itu. Saat ini, ia sedang membentuk koalisi baru serelah pemilihan parlemen pada 6 Mei lalu.




Credit  cnnindonesia.com




Senin, 28 Mei 2018

Libanon Sebut UU Baru Suriah Hambat Kepulangan Pengungsi


Libanon Sebut UU Baru Suriah Hambat Kepulangan Pengungsi
Ilustrasi pengungsi Suriah. (Reuters/Yannis Behrakis)


Jakarta, CB -- Libanon menyatakan prihatin atas undang-undang baru yang tengah digodok pemerintah Suriah terkait pembangunan kembali area bekas perang. Menurut negara tetangganya itu, peraturan tersebut bisa menghambat kepulangan banyak pengungsi.

Menteri Luar Negeri Libanon Gebran Brassil dalam surat kepada Menlu Suriah Wali al-Moualem mengatakan "Pasal 10" dari UU tersebut bisa menyulitkan pengungsi membuktikan kepemilikan tanahnya, sehingga membuat mereka enggan kembali.



Hukum itu memungkinkan orang-orang membuktikan kepemilikan properti di area yang terpilih untuk pembangunan kembali, dan mengklaim kompensasi. Namun, kelompok bantuan kemanusiaan menyatakan kekacauan perang membuat hal itu tidak mungkin dilakukan dalam batas waktu yang ditentukan.

Libanon sebagai negara penampung jutaan pengungsi Suriah menyatakan prihatin atas keterbatasan rentang waktu yang disediakan bagi para pengungsi untuk membuktikan kepemilikan propertinya.



"Ketidakmampuan pengungsi untuk begitu saja hadir dan membuktikan kepemilikan dalam batas waktu yang ditentukan mungkin membuat mereka kehilangan properti dan rasa identitas nasional," kata Bassil dalam surat yang dikutip Reuters, Sabtu (27/5).

"Hal ini akan merenggut salah satu insentif utama dari kepulangan mereka ke Suriah," tulisnya sebagaimana dikutip Reuters, mengamini pernyataan yang lebih dulu dibuat Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri pekan lalu.


Hariri mengatakan undang-undang itu "meminta ribuan keluarga Suriah untuk tetap tinggal di Libanon" dengan mengancam mereka dengan penyitaan properti.

Bassil juga mengirim surat serupa kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres, menyerukan tindakan untuk melindungi hak pengungsi Suriah mempertahankan propertinya.





Credit  cnnindonesia.com





Senin, 21 Mei 2018

Sekjen PBB Tuntut Lebanon Larang Hizbullah Dapatkan Senjata



Sekjen PBB Tuntut Lebanon Larang Hizbullah Dapatkan Senjata
Sekjen PBB Antonio Guterres menuntut Lebanon untuk melarang Hizbullah mendapatkan senjata. Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian


NEW YORK - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres, menuntut pemerintah Lebanon untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melarang Hizbullah memperoleh senjata. Peringatan ini dampak dari keterlibatan Hizbullah dalam krisis Suriah.

Guterres menuangkan tuntutannya itu dalam laporan terbarunya tentang pelaksanaan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1559. Resolusi ini menyangkut penarikan pasukan asing dari Lebanon dan perlucutan senjata milisi.

Dalam laporannya, Gutteres memperingatkan bahwa proliferasi senjata yang tersebar luas di luar kendali Negara, dikombinasikan dengan keberadaan terus-menerus milisi bersenjata berat, merusak keamanan warga negara Lebanon.

Guterres mengatakan dia sangat prihatin bahwa Hizbullah terus beroperasi di luar kendali negara Lebanon dengan memiliki senjata di luar kendali pemerintah.

Pria asal Portugal itu mengatakan dia juga memperingatkan dampak dari keterlibatan Hizbullah dalam perang Suriah. Ia mengatakan intervensi seperti itu menunjukkan kegagalan Hizbullah melucuti senjata dan penolakannya untuk bertanggung jawab di depan lembaga-lembaga negara Lebanon.

Guterres juga menyatakan keprihatinannya tentang informasi yang melaporkan keterlibatan Hizbullah dan anggota Lebanon lainnya dalam pertempuran yang tersebar di wilayah-wilayah lain, sebuah perkembangan yang membawa ancaman yang melibatkan Lebanon dalam konflik regional.

Guterres pun menyoroti kunjungan yang dilakukan oleh para pemimpin dari milisi Asaib Ahl al-Haq yang didukung Iran dan milisi Syiah Irak lainnya di daerah perbatasan antara Libanon dan Israel.

“Kunjungan tidak sah anggota milisi asing ke selatan Lebanon merusak otoritas negara dan bertentangan dengan semangat kebijakan pemisahan diri," katanya  seperti dikutip dari Asharq Al-Awsat, Minggu (20/5/2018).

Dia menuntut Hizbullah dan semua pihak yang peduli untuk menghentikan kegiatan militer di dalam atau di luar Lebanon.

Sekjen PBB kemudian menyerukan kepada pemerintah Lebanon untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melarang Hizbullah dan kelompok-kelompok bersenjata lainnya dari memperoleh senjata dan membangun kapasitas paramiliter di luar otoritas Negara. 





Credit  sindonews.com





Sabtu, 12 Mei 2018

Hizbullah Menang Pemilu, Pentagon Tetap Dukung Militer Lebanon


Hizbullah Menang Pemilu, Pentagon Tetap Dukung Militer Lebanon
Pentagon tegaskan dukungan AS terhadap militer Lebanon meski Hizbullah memenangi pemilu parlemen. Foto/Istimewa

WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) berkomitmen untuk mendukung dan memberikan bantuan kepada angkatan bersenjata Lebanon. Hal itu ditegaskan Pentagon meskipun kelompok Hezbollah, yang didukung Iran dan sekutunya, mendapatkan suara yang signifikan dalam pemilu parlemen.

"Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk mendukung kedaulatan, stabilitas, keamanan, dan lembaga-lembaga negara Lebanon, termasuk Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF) sebagai pasukan bersenjata profesional, yang diakui dan satu-satunya yang sah dari negara Lebanon," kata juru bicara Pentagon, Letnan Komandan Rebecca Rebarich.

"Memperkuat hubungan pertahanan AS-Lebanon adalah yang paling penting mengingat ancaman yang terus berlanjut yang berasal dari Suriah, termasuk berlanjutnya tantangan ISIS dan agresi Iran," sambung Rebarich seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (12/5/2018).

Ia menambahkan bahwa AS dan Lebanon berbagi tujuan untuk membangun kapasitas angkatan bersenjata Lebanon sebagai satu-satunya pembela sah atas kedaulatan Lebanon.

AS telah memberi Lebanon bantuan militer lebih dari USD 1,5 miliar sejak 2006.

Sekelompok kekuatan besar mendesak Libanon untuk menegakkan kebijakan menjaga negara itu menjauh dari perang regional.

Kelompok Hizbullah diketahui terlibat dalam perang lintas perbatasan di Suriah, mengirim ribuan pejuang untuk membantu militer Presiden Bashar al-Assad.





Credit  sindonews.com




Selasa, 08 Mei 2018

Hizbullah Kuasai Suara Parlemen Libanon, Hariri Terpuruk


Saad al-Hariri. REUTERS
Saad al-Hariri. REUTERS

CB, Jakarta - Hizbullah dan sekutu politiknya meraih lebih dari setengah kursi dalam pemilihan legislatif Libanon dalam hasil hitung cepat media.  Dikutip dari Reuters, 7 Mei 2018, setengah dari 128 kursi parlemen diraih Hizbullah.
Hizbullah dan sekutunya meraih 47 kursi dari 128. Perolehan ini membuat Hizbullah bisa memveto segala undang-undang yang ditentang oleh Hizbullah.
Sementara Partai Perdana Menteri Saad Al-Hariri dengan partai Gerakan Masa Depan, hanya memperoleh 21 kursi, lebih rendah dari pemilihan sebelumnya di mana partai Hariri memperoleh 33 kursi dalam pemilihan parlemen Libanon pada 2009.
Partai sayap kanan Libanon, Pasukan Kristen Libanon meraih 15 persen, hampir dua kali lipat dibanding pemilihan parlemen sebelumnya usai kampanye antikorupsinya.
Pemilihan parlemen kali ini diwarnai golput mencapai 49 persen dari total sekitar 4,5 juta populasi, dibanding pemilihan umum 2009 yang mencapai 54 persen. Dengan hasil ini partai Hariri yang didukung oleh negara Barat mengalami kejatuhan signifikan.


Sayyed Hassan Nasrallah, pemimpin Hezbollah. timesofisrael.com

Sementara Hizbullah yang dicap teroris oleh Amerika Serikat terus menguat sejak ikut membantu Presiden Suriah, Bashar Al-Assad pada 2012.
Kemenangan politik partai pendukung Hizbullah akan mengancam posisi negara Barat dalam kebijakan di Libanon, yang di bawah pemerintahan Hariri dapat mengelola bank asing dan mendapat pinjaman serta dukungan militer Amerika Serikat.
Semakin tumbuhnya kekuasaan Hizbullah di Libanon beresiko perang terbuka dengan Israel dan berpeluang besar Israel bisa menyerang pemerintah Libanon di masa depan. Adapun media Iran menerbitkan tajuk utama akhir monopoli Hariri di tengah Sunni Libanon.





Credit  tempo.co






Hizbullah Tuding AS dan Israel Coba Campuri Pemilu Lebanon


Hizbullah Tuding AS dan Israel Coba Campuri Pemilu Lebanon
Hizbullah menuding Amerika Serikat (AS), Israel, dan juga Arab Saudi ikut campur tangan dalam pemilihan umum (pemilu) yang berlangsung di Lebanon. Foto/Reuters


BEIRUT - Hizbullah menuding Amerika Serikat (AS), Israel, dan juga Arab Saudi ikut campur tangan dalam pemilihan umum (pemilu) yang berlangsung di Lebanon. Pemilu di Lebanon, yang merupakan pemilu pertama yang berlangsung sejak 2009, berlangsung kemarin.

"Pemilihan umum benar-benar sensitif, karena adanya campur tangan asing, Amerika dan Saudi bersama dengan Israel mengganggu pemilihan dengan mendukung partai-partai tertentu dalam upaya untuk melemahkan perlawanan dan mencegahnya membentuk fraksi yang kuat di parlemen Lebanon di masa depan," kata anggota Dewan Eksekutif Hizbullah, Ali Da'amoush, seperti dilansir Sputnik pada Senin (7/5).

Bersadarkan hasil penghitungan suara semantara, Hizbullah unggul telak dibandingkan para pesaingnya. Kelompok yang dipimpin oleh Hassan Nasralah itu diketahui mendapatkan lebih dari separuh total kursi di Parlemen Lebanon.

Sementara itu, Israel menuturkan, kemenangan Hizbullah dalam pemilihan umum di Lebanon secara tidak langsung telah membuat Beirut menjadi musuh Tel Aviv. Oleh karena itu, Israel menyatakan, pihaknya tidak akan membedakan keduanya jika terjadi perang di masa depan.

"Hizbullah sama dengan Lebanon. Israel tidak akan membedakan antara negara berdaulat Lebanon dan Hizbullah, dan akan melihat Lebanon sebagai pihak yang bertanggung jawab atas tindakan apa pun yang datang dari dalam wilayahnya" kata Menteri Pendidikan Israel, Naftali Bennett.



Credit  sindonews.com





Israel Takkan Bedakan Lebanon dan Hizbullah jika Perang Pecah


Israel Takkan Bedakan Lebanon dan Hizbullah jika Perang Pecah
Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett menyatakan Tel Aviv takkan bedakan Lebanon dan Hizbullah bila perang pecah di masa depan. Foto/Times of Israel


BEIRUT - Israel tidak akan membedakan lagi antara kelompok Hizbullah yang didukung Iran dengan negara Lebanon jika perang pecah. Alasannya, keduanya sama dalam hal kekuatan politik di negara tersebut.

Sikap Tel Aviv itu disampaikan Menteri Pendidikan Naftali Bennett di saat Lebanon menggelar pemilu untuk pertama kalinya sejak 2009 pada hari Minggu.

Lebih dari 3,6 juta warga terdaftar sebagai pemilih pemilu yang suaranya diperebutkan sekitar 976 kandidat anggota parlemen untuk bersaing menduduki 128 kursi. Hizbullah menjadi salah satu faksi politik terkuat dalam pemilu kali ini.

Bennett yang jadi anggota kabinet keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, hasil pemilu yang menempatkan Hizbullah sebagai kubu politik terkuat menunjukkan bahwa Israel tidak boleh lagi membedakan antara Hizbullah dengan negara Lebanon jika perang pecah di masa depan.

"Negara Israel tidak akan membedakan antara negara berdaulat Lebanon dan Hizbullah, dan akan menganggap Lebanon bertanggung jawab atas tindakan apa pun dari dalam wilayahnya," tulis Bennett di Twitter, Senin (7/5/2018).

Hasil sementara dari pemilu menunjukkan kubu Hizbullah unggul di beberapa wilayah. Namun, hasil resmi penghitungan suara belum diumumkan.

Bila Hizbullah sepenuhnya menguasai kursi parlemen, maka keputusan politik Lebanon akan dikendalikan faksi yang didukung Iran tersebut termasuk berkonfrontasi dengan Israel.

Militer Israel meyakini kelompok Hizbullah memiliki gudang senjata dengan lebih dari 10.000 roket sejak Perang Lebanon Kedua tahun 2006. Saat ini, perkiraan militer Tel Aviv adalah hampir 15.000 roket dan rudal balistik dimiliki kelompok tersebut.

Israel yang menganggap Hizbullah sebagai salah satu musuh bebuyutannya hampir tidak terlibat bentrokan langsung selama hampir 12 tahun sejak Perang Lebanon Kedua.

Namun, pada hari Minggu, para pejabat pertahanan Israel memperingatkan bahwa Iran berencana untuk membalas serangan udara mematikan baru-baru ini di Suriah yang menewaskan beberapa personel militer Teheran. Pembalasan Iran ini diyakini akan melibatkan Hizbullah yang berpotensi menembakkan rudal ke Israel utara. 





Credit  sindonews.com








Hizbullah Menang Pemilu, Israel: Lebanon Telah Menjadi Musuh


Hizbullah Menang Pemilu, Israel: Lebanon Telah Menjadi Musuh
Israel menuturkan, kemenangan Hizbullah dalam pemilihan umum di Lebanon secara tidak langsung telah membuat Beirut menjadi musuh Tel Aviv. Foto/Istimewa


TEL AVIV -  Israel menuturkan, kemenangan Hizbullah dalam pemilihan umum di Lebanon secara tidak langsung telah membuat Beirut menjadi musuh Tel Aviv. Oleh karena itu, Israel menyatakan pihaknya tidak akan membedakan keduanya jika terjadi perang di masa depan.

"Hizbullah sama dengan Lebanon," kata Menteri Pendidikan Israel, Naftali Bennett dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Senin (7/5).

"Israel tidak akan membedakan antara negara berdaulat Lebanon dan Hizbullah, dan akan melihat Lebanon sebagai pihak yang bertanggung jawab atas tindakan apa pun yang datang dari dalam wilayahnya," sambungnya.

Seperti diketahui, kemarin Lebanon menggelar pemilu Parlemen, yang merupakan pemilu pertama dalam kurun waktu satu dekade terakhir. Pemilu terakhir di negara itu terjadi pada tahun 2009, untuk kemudian seharusnya kembali digelar empat tahun kemudian.

Tetapi, parlemen memperpanjang masa jabatannya dua kali karena ketidakstabilan di negara tetangga Suriah, dan untuk mereformasi undang-undang pemilihan negara.

Bersadarkan hasil penghitungan suara, Hizbullah unggul telak dibandingkan para pesaingnya. Kelompok yang dipimpin oleh Hassan Nasralah itu diketahui mendapatkan 67 kursi di Parlemen Lebanon, atau lebih dari separuh total kursi di Parlemen yang berjumlah 128.





Credit  sindonews.com





Senin, 30 April 2018

Israel Tangkap Perempuan Lebanon di Perbatasan


Tentara Israel di dekat perbatasan Israel-Lebanon.
Tentara Israel di dekat perbatasan Israel-Lebanon.
Foto: AP/Ariel Schalit


Lebanon telah membahas isu penangkapan dengan PBB.



CB, JAKARTA -- Tentara Lebanon, Sabtu malam, mengatakan bahwa patroli perbatasan Israel menangkap seorang perempuan Lebanon di daerah Shebaa dan membawanya melintasi perbatasan.


"Pada 28 April pukul 08.30 malam, patroli musuh Israel melakukan penculikan Nohad Dali dari Kota Shebaa dan membawanya ke wilayah Palestina, yang didudukinya," kata pernyataan komando militer Lebanon sebagaimana dikutip kantor berita negara Lebanon, NNA

Shebaa termasuk wilayah sengketa kecil, yang diklaim Israel sebagai bagian dari Dataran Tinggi Golan, yang diduduki sejak direbut dari Suriah pada 1967. Namun, Lebanon mengklaim daerah itu adalah bagian dari wilayahnya.Pasukan penjaga perdamaian PBB bermarkas di perbatasan Lebanon-Israel.


Pertempuran terakhir adalah perang singkat pada 2006 antara Israel dan kelompok Hizbullah dari Lebanon, yang didukung Iran. Ketegangan antara Israel dan Hizbullah semakin meningkat merujuk pada peran kelompok itu dalam perang sipil Suriah, di mana mereka telah memperoleh lebih banyak pengalaman dan pertempuran bersenjata bersama Presiden Bashar al-Assad sebagai bagian dari aliansi yang didukung Iran.


Lebanon telah membahas isu penangkapan Dali dengan pasukan pemelihara perdamaian PBB, kata pernyataan tentara.Juru bicara militer Israel mengatakan, "Saya tahu tentang laporan itu dan tidak memiliki pernyataan apa pun untuk saat ini."





Credit  republika.co.id




Minggu, 29 April 2018

Menhan Israel: Kami Tidak Ingin Perang di Gaza dan Lebanon


Menhan Israel: Kami Tidak Ingin Perang di Gaza dan Lebanon
Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman. Foto/Istimewa

WASHINGTON - Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Avigdor Lieberman mengatakan bahwa Israel tidak ingin bertempur di Gaza atau Lebanon lagi, juga tidak akan terlibat dalam perang Suriah. Ia menekankan bahwa ini adalah pendekatan Israel pada saat ini.

Namun, Lieberman memperingatkan bahwa negaranya tidak akan mengizinkan Iran memperoleh senjata nuklir atau membangun pangkalan militer di Suriah yang akan mengancam stabilitas Israel.

Berbicara selama seminar politik tentang situasi regional di Timur Tengah yang diselenggarakan oleh Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat, Lieberman mengatakan bahwa Israel mencari solusi komprehensif dengan dunia Arab untuk menyelesaikan masalah Palestina.

Dia menekankan, di sisi lain, bahwa tidak ada perdamaian, dan tidak ada proses perdamaian. Lieberman ingin menunjukkan bahwa konflik sesungguhnya bukan antara Israel dan Palestina, tetapi antara Israel dan dunia Arab.

“Orang-orang Palestina tidak memiliki kemampuan untuk menandatangani perjanjian saja. Tidak ada Otoritas Palestina saat ini, tetapi faksi yang berbeda di lapangan di tempat yang berbeda,” katanya seperti dikutip dari Asharq Al-Awsat, Minggu (29/4/2018).

Lieberman melanjutkan dengan mengatakan bahwa perdamaian di Timur Tengah tidak realistis, tetapi ilusi. "Masalah terbesar di Timur Tengah bukan Israel, tetapi masyarakat Arabnya," cetusnya.

Lieberman menekankan bahwa negaranya tidak ingin berperang di Gaza atau Lebanon, atau terlibat dalam perang Suriah, tetapi ingin hidup dalam damai. Ia menambahkan bahwa tujuan Israel pada saat ini adalah untuk mengembangkan keamanan, ekonomi dan masyarakat.

Mengenai masalah Iran, Lieberman mengatakan bahwa Israel tidak akan mengizinkan Teheran dan rezim Iran untuk memiliki senjata nuklir. Israel juga tidak mengizinkan Iran membangun pangkalan militer atau pesawat tempur di Suriah yang mengancam keamanan Israel.

Ia berharap bahwa Iran memiliki intelijen yang diperlukan untuk tidak memprovokasi Israel dan menciptakan konflik baru.

"Kami tidak punya ambisi untuk menyakiti Iran," tukasnya.




Credit  sindonews.com






Jumat, 13 April 2018

Lebanon tolak wilayah udaranya digunakan untuk menyerang Suriah


Lebanon tolak wilayah udaranya digunakan untuk menyerang Suriah
Pesawat tempur F15 (en.wikipedia.org)




Beirut, Lebanon (CB) - Presiden Lebanon Michel Aoun pada Kamis (12/4) mengutuk serangan udara Israel ke Suriah, dan mengatakan penggunaan wilayah udara Lebanon adalah "serangan terhadap kedaulatan kami", kata National News Agency (NNA).

Aoun selama satu sidang kabinet kembali menyampaikan pengumuman yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri dua hari sebelumnya bahwa Lebanon siap mengajukan komplain resmi ke Dewan Keamanan PBB mengenai penggunaan secara tidak sah oleh Israel wilayah udara Lebanon untuk menyerang sasaran di Suriah.

Perdana Menteri Lebanon Saad Al-Hariri juga mengomentari ketegangan saat ini selama sidang tersebut, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan, "Kami bekerja untuk membebaskan Lebanon dari setiap potensi masalah yang mungkin dihadapinya akibat dari perkembangan regional."

Pada Senin, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dua pesawat tempur F-15 Israel telah melancarkan delapan serangan rudal dari wilayah udara Lebanon, dengan sasaran satu pangkalan udara di dekat Homs, Suriah.

Presiden AS Donald Trump dengan tegas telah menyampaikan kesediaan negaranya untuk menyerang Suriah. Presiden AS itu sedang mengumpulkan dukungan dan keikut-sertaan negara lain Barat dalam serangan yang direncanakan tersebut.

Namun Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan setiap kemungkinan serangan hanya akan makin merusak kestabilan di wilayah itu, sehingga dapat mengancam keamanan dan perdamaian internasional.

Dengan setiap kemenangan militer Suriah, negara Barat meningkatkan retorika dan berusaha mengubah jalur peristiwa, kata Bashar selama pertemuannya dengan Penasehat Senior Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khemenei, Ali Akbar Velayati --yang sedang berkunjung ke Suriah.

Kedua pihak sepakat bahwa ancaman aksi militer terhadap Suriah oleh negara Barat adalah dusta belaka yang dibuat oleh negara itu dan alat mereka kelompok gerilyawan di dalam Suriah, setelah pembebasan Ghout Timur di sebelah timur Ibu Kota Suriah, Damaskus.

Pada Sabtu lalu (7/4), gerilyawan di Kabupaten Douma, Damaskus, menuduh pasukan militer Suriah menggunakan gas klorin, yang mengakibatkan tewasnya 40 orang.

Pemerintah Suriah dengan tegas telah membantah tuduhan tersebut, dan mengatakan gerilyawan memalsukan fakta untuk menarik serangan asing terhadap Suriah.



Credit  antaranews.com






Senin, 09 April 2018

Ulama Iran: Rudal Hizbullah Bisa Bikin Tel Aviv Israel Kota Hantu



Ulama Iran: Rudal Hizbullah Bisa Bikin Tel Aviv Israel Kota Hantu
Ulama senior Iran, Ayatollah Ahmad Khatami, klaim kota Tel Aviv Israel akan jadi kota hantu jika diserang rudal Hizbullah. Foto/REUTERS



TEHERAN - Ulama senior Iran, Ayatollah Ahmad Khatami, mengklaim kota Tel Aviv dan Haifa di Israel bisa menjadi kota hantu jika diserang rudal kelompok Hizbullah Lebanon yang berjarak tempuh 70km.

Komentar Khatami, yang juga anggota senior Majelis Ahli Iran, sebagai respons atas pernyataan militer Israel bahwa perang dengan Hizbullah berpotensi pecah pada tahun-tahun mendatang.

"Hizbullah akan mengubah Haifa dan Tel Aviv menjadi kota-kota hantu dengan rudal," kata Khatami dalam sebuah khotbah Jumat, seperti dilansir Jerusalem Post, Minggu (8/4/2018).

"Anda (Israel) sudah mencoba peluang Anda dua kali, dan gagal," kata Khatami."Terlepas dari kenyataan bahwa Hezbollah lebih kuat hari ini daripada sebelumnya, jika Anda ingin Tel Aviv dan Haifa diruntuhkan, cobalah kesempatan Anda lagi," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Operasi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Mayor Jenderal Nitzan Alon mengatakan konflik dengan Hizbullah Lebanon bisa terjadi pada tahun-tahun mendatang.

"Tahun ini memiliki potensi eskalasi, dan tidak harus karena kedua pihak ingin memulai, tetapi karena kemunduran yang terjadi secara bertahap. Ini telah mendorong kami untuk meningkatkan tingkat kesiapsiagaan," kata Alon, seperti dikutip Army Radio.

Ulama Iran tersebut juga mengecam pembunuhan IDF terhadap para demonstran Palestina dalam protes "Great March of Return" yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. "Zionis hanya dapat dijawab dengan bahasa perlawanan dan kekuatan," katanya.

Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei juga pernah memprediksi bahwa Israel tidak akan bertahan hidup 25 tahun lagi. Khatami mendukung prediksi Khamenei."Mungkin itu adalah kehendak Tuhan, dengan semua kegilaan yang mereka sebabkan, (Israel) akan dihancurkan bahkan sebelum itu," ujarnya.

Hizbullah, menurut analisis militer Israel, pada saat ini memiliki gudang dengan sekitar 150.000 rudal.

Khatami juga mengecam Arab Saudi karena hubungannya yang semakin dekat dengan Israel. Terlebih, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman baru-baru ini membela hak orang-orang Israel untuk hidup di tanahnya sendiri. 




Credit  sindonews.com