Rabu, 06 Maret 2019

Pilot India Kirim Pesan Sebelum Tembak Jatuh Jet Tempur F-16 Pakistan



Pilot India Kirim Pesan Sebelum Tembak Jatuh Jet Tempur F-16 Pakistan
Para warga India menyambut pembebasan pilot Abhinandan Varthaman oleh Pakistan. Foto/ REUTERS/Francis Mascarenhas


NEW DELHI - Pilot India, Komandan Sayap Abhinandan Varthaman, mengirim pesan radio bahwa dia menggunakan rudal Vympel R-73 terpilih dari jet tempur MiG-21 Bison-nya beberapa detik sebelum misil itu ditembakkan ke jet tempur F-16 Pakistan. Jet tempur Pakistan itu dilaporkan jatuh, namun sejauh ini Islamabad menyangkalnya.

Sputnik pada Minggu (3/3/2019), mengutip The Times of India, melaporkan Abhinandan berhasil mengirimkan pesan sebelum MiG-21 juga ditembak jatuh dalam pertempuran udara di wilayah Kashmir yang disengketakan kedua negara. Pesawat MiG-21 jatuh di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan, sedangkan Abhinandan berhasil mengeluarkan diri dan ditangkap militer Islamabad.

"R-73 lebih baik dalam jarak dekat. Ini mungkin pertama kalinya MiG-21 asal Rusia menembak jatuh F-16 Amerika di mana saja di dunia," kata seorang petugas militer India yang mengetahui pesan yang dikirim pilot tersebut.

Tidak lama setelah Abhinandan mendarat dan ditangkap oleh pasukan Pakistan, sebuah video dirilis di media sosial yang menunjukkan pasukan Pakistan melindungi Abhinandan dari kerumunan warga yang geram, yang menuntut agar pilot itu diserahkan kepada mereka.

Saat berada dalam tahanan Pakistan, dia direkam dengan menyampaikan pujian atas profesionalisme militer Pakistan dan mengecam media India karena mengobarkan "histeria perang".

Video itu muncul tak lama sebelum pilot itu diserahkan militer Pakistan kepada pihak berwenang India sebagai isyarat perdamaian. Publik India percaya bahwa video pujian pilot tersebut kepada militer Pakistan dibuat di bawah tekanan, dan banyak diedit untuk menyesuaikannya dengan agenda Islamabad. 

Baru-baru ini, kantor berita ANI mengutip sebuah sumber anonim yang mengatakan bahwa pilot mengatakan kepada Angkatan Udara India (IAF) bahwa meskipun ia tidak mengalami kekerasan fisik, ia telah menderita banyak pelecehan mental selama penahanannya. Dia menghabiskan sekitar 58 jam di sana sebelum pembebasannya pada 1 Maret.

Ketegangan antara India dan Pakistan diperburuk setelah IAF melakukan serangan udara terhadap sebuah kamp pelatihan yang diduga dari kelompok teroris yang berbasis di Pakistan, Jaish-e-Mohammed. Kelompok itulah yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri pada konvoi polisi paramiliter India pada 14 Februari. Lebih dari 40 polisi paramiliter India tewas dalam serangan tersebut. 







Credit  sindonews.com