Ilustrasi ledakan. (Istockphoto/Inhauscreative)
Jakarta, CB -- Perusahaan minyak milik negara Kolombia, Ecopetrol, telah menghentikan operasi pipa Cano Limon-Covenas setelah rusak dalam serangan bom yang mengakibatkan tumpahan minyak mentah ke dua aliran di provinsi Norte de Santander, kata perusahaan tersebut seperti yang dikutip dari Reuters pada Minggu (6/1).
Ledakan yang terjadi pada Jumat (4/1) di daerah pedesaan Campo Giles, di kota Tibu, adalah aksi pengeboman pertama terhadap infrastruktur minyak Kolombia di tahun ini.
Tahun lalu terjadi 89 serangan di tiga provinsi. Kasus tersebut banyak dikaitkan dengan pemberontak sayap kiri.
Minyak mentah tumpah dan mengotori dua sungai tetangga Kolombia, kata Ecopetrol dalam sebuah pernyataan yang sekaligus menyebut bahwa tumpahan minyak tersebut sudah terkendali.
Namun ledakan itu tidak mempengaruhi ekspor atau produksi di ladang minyak Cano Limon di provinsi Arauca utara, yang dioperasikan oleh Occidental Petroleum.
Selama tahun 2018 pipa Cano Limon sepanjang 773 kilometer tidak beroperasi dikarenakan oleh serangan, yang sering dituduhkan kepada kelompok gerilya Tentara Pembebasan Nasional (ELN) yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Pipa Cano Limon memiliki kapasitas untuk mengangkut hingga 210 ribu barel minyak mentah per hari.
Kelompok pemberontak, yang sering melakukan asi penyerangan saluran pipa, memiliki sekitar 2.000 pejuang dan menentang kegiatan minyak dan pertambangan oleh perusahaan multinasional, dengan mengatakan mereka mengambil keuntungan dari sumber daya alam tanpa memberi manfaat kepada rakyat Kolombia.
Presiden Ivan Duque, yang mulai menjabat pada Agustus, mengatakan dia tidak akan melanjutkan pembicaraan damai dengan ELN yang diprakarsai oleh pendahulunya sampai pemberontak menghentikan penculikan dan semua kegiatan kriminal.
Credit CNN Indonesia
https://m.cnnindonesia.com/internasional/20190106081512-134-358746/pipa-minyak-kolombia-dibom-kelompok-pemberontak