Penampakan New Horizons. (NASA/JHUAPL.
REUTERS/NASA/Johns Hopkins University Applied Physics
Laboratory/Southwest Research Institute/Handout)
Namun, untuk gambar yang lebih jelas, NASA masih menunggu pengiriman dari flyby. Sementara itu, untuk gambar diambil probe kemarin menunjukkan objek berbentuk memanjang dengan dua lobus berbeda.
Diperkirakan, dua lobus berbeda tersebut merupakan sistem dari dua badan yang mengorbit dengan jarak dekat.
Peneliti Utama New Horizons Alan Stern dari Southwest Research Institute di Boulder, Colorado mengungkapkan jika dua lobus tersebut memang objek terpisah, maka ini akan menjadi situasi baru.
"Jika itu adalah dua objek yang terpisah, ini akan menjadi situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal seberapa dekat mereka mengorbit satu sama lain," ujar Stern dikutip dari Space.com, Rabu (2/1).
Namun, Stern menyakini kemungkinan besar dua lobus tersebut merupakan objek tunggal atau bilobate.
"Saya bertaruh dua lobus tersebut merupakan satu kesatuan. Jika sudah diketahui hasilnya, akan kembali saya umumkan," tambahnya.
Ilmuwan proyek New Horizons Hal Weaver, dari Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins pun mengungkapkan hal yang sama yakni bilobate adalah hal yang umum di tata surya.
Weaver menunjukkan komet 67P / Churyumov-Gerasimenko yang dieksplorasi oleh misi Rosetta Eropa, sebagai contoh.
Tim misi sudah memiliki firasat bentuk Ultima. Gambar yang baru dirilis telah membantu para ilmuwan memecahkan sebuah misteri New Horizons yang belum melihat variasi kecerahan substansial dari Ultima dari waktu ke waktu.
Dari perspektif New Horizons, Ultima berputar seperti baling-baling, dengan poros rotasi diarahkan ke probe, kata anggota tim misi.
Stern menjelaskan New Horizons akan terus menyinari pencitraan dan pengukuran flyby Ultima Thule untuk waktu yang lama, yakni semua data tidak akan ada sampai 20 bulan dari sekarang.
Credit cnnindonesia.com