BEIJING
- Media China mengklaim pesawat jet tempur generasi kelima Beijing,
J-20, lebih hebat dari jet tempur siluman F-35 Amerika Serikat (AS).
Keunggulannya berada pada jangkauan dan muatan amunisi.
J-20 dikembangkan oleh perusahaan Aerospace Chengdu. Pesawat itu mirip dengan F-22 Lockheed Martin AS dan pesawat jet tempur Sukhoi T-50.
"Jangkauan dan muatan senjata secara luas dianggap lebih baik daripada F-35, yang memungkinkannya mencapai misi utamanya untuk mendapatkan keunggulan udara di medan perang abad 21," bunyi laporan media China, Global Times, mengutip analis pertahanan Wei Dongzu.
J-20 dikembangkan oleh perusahaan Aerospace Chengdu. Pesawat itu mirip dengan F-22 Lockheed Martin AS dan pesawat jet tempur Sukhoi T-50.
"Jangkauan dan muatan senjata secara luas dianggap lebih baik daripada F-35, yang memungkinkannya mencapai misi utamanya untuk mendapatkan keunggulan udara di medan perang abad 21," bunyi laporan media China, Global Times, mengutip analis pertahanan Wei Dongzu.
"Apalagi, J-20 memiliki ruang untuk perbaikan. Versi J-20 yang di-upgrade akan memiliki keunggulan luar biasa dibandingkan F-35 di masa mendatang," kata Wei. Menurut Wei J-20 telah beroperasi dengan angkatan udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) sejak awal tahun lalu.
Namun, analis pertahanan Australia, Malcolm Davis, menggambarkan artikel media Beijing itu sebagai "postur". Dia percaya F-35 lebih unggul dari J-20 dalam hal teknologi siluman.
Dia mengatakan F-35 lebih baik dalam integrasi data dan memiliki kemampuan untuk menyatukan berbagai sumber informasi dan bertindak sebagai simpul dalam jaringan untuk berbagi informasi.
“Dalam
pertarungan tradisional satu lawan satu antara F-35 dan J-20, itu sulit
untuk diketahui tetapi F-35 memiliki keuntungan dalam hal
sembunyi-sembunyi dan dalam kesadaran medan perang. J-20 lebih cepat dan
memiliki rentang yang lebih panjang dan muatan yang besar," katanya.
Davis, yang menjadi analis senior di Australian Strategic Policy Institute, mengatakan pertanyaan itu bukan pertanyaan sederhana. “Intinya adalah saya pikir mereka terlalu dini dalam mengatakan itu lebih unggul tetapi kita tidak mampu untuk berbicara tentang hal itu," ujarnya, seperti dikutip The Australian, Rabu (23/1/2019).
Davis, yang menjadi analis senior di Australian Strategic Policy Institute, mengatakan pertanyaan itu bukan pertanyaan sederhana. “Intinya adalah saya pikir mereka terlalu dini dalam mengatakan itu lebih unggul tetapi kita tidak mampu untuk berbicara tentang hal itu," ujarnya, seperti dikutip The Australian, Rabu (23/1/2019).
Credit sindonews.com