LONDON
- Sebuah kapal perang Angkatan Laut Inggris berlayar dekat dengan
pulau-pulau yang diklaim oleh China di Laut China Selatan (LCS) saat
menuju Vietnam. Tindakan kapal perang Inggris ini menegaskan hak
kebebasan navigasi dan menentang klaim berlebihan Beijing atas wilayah
itu.
Kapal HMS Albion, kapal amfibi berkapasitas 22 ribu ton yang membawa kontingen Marinir Kerajaan, berlayar melalui Kepulauan Paracel dalam beberapa hari terakhir, kata sejumlah sumber yang minta identitasnya dirahasiakan.
Kapal tersebut sedang dalam perjalanan ke Ho Chi Minh, di mana kapal itu berlabuh pada hari Senin setelah berlayar di dan sekitar Jepang.
Salah satu sumber mengatakan Beijing mengirim kapal fregat dan dua helikopter untuk menantang kapal Inggris, tetapi kedua pihak tetap tenang selama pertemuan itu.
Kapal HMS Albion, kapal amfibi berkapasitas 22 ribu ton yang membawa kontingen Marinir Kerajaan, berlayar melalui Kepulauan Paracel dalam beberapa hari terakhir, kata sejumlah sumber yang minta identitasnya dirahasiakan.
Kapal tersebut sedang dalam perjalanan ke Ho Chi Minh, di mana kapal itu berlabuh pada hari Senin setelah berlayar di dan sekitar Jepang.
Salah satu sumber mengatakan Beijing mengirim kapal fregat dan dua helikopter untuk menantang kapal Inggris, tetapi kedua pihak tetap tenang selama pertemuan itu.
Sumber
lain mengatakan Albion tidak memasuki laut teritorial di sekitar semua
fitur di wilayah yang diperebutkan dengan panas. Namun itu menunjukkan
bahwa Inggris tidak mengakui klaim maritim yang berlebihan di sekitar
Kepulauan Paracel. Dua belas mil adalah batas teritorial yang diakui
secara internasional.
Paracels ditempati seluruhnya oleh China tetapi juga diklaim oleh Vietnam dan Taiwan.
"HMS Albion melaksanakan haknya untuk kebebasan navigasi sepenuhnya sesuai dengan hukum dan norma internasional," ujar seorang juru bicara untuk Angkatan Laut Inggris seperti dikutip dari Reuters, Kamis (6/9/2018).
Beijing mengklaim lebih dari 80 persen kawasan Laut China Selatan, yang mendatangkan keuntungan sekitar USD3,4 triliun dari lalu lintas kapal perdagangan global setiap tahunnya. Lima negara lain, termasuk Filipina dan Vietnam, juga memiliki klaim di perairan tersebut. Inggris sendiri tidak memiliki klaim teritorial di daerah tersebut.
Sementara Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah melakukan Kebebasan Operasi Navigasi (FONOPs) di wilayah yang sama di masa lalu, tantangan Inggris atas kontrol Cina di perairan strategis ini muncul setelah AS mengatakan ingin melihat partisipasi internasional dalam tindakan seperti itu.
Baik Inggris dan AS mengatakan mereka melakukan operasi FONOP di seluruh dunia, termasuk di wilayah yang diklaim oleh sekutunya.
Angkatan Laut Inggris sebelumnya telah berlayar dekat dengan Kepulauan Spratly yang disengketakan, lebih jauh ke selatan di Laut Cina Selatan, tetapi tidak dalam batas 12 mil laut, kata sumber diplomatik.
FONOPs, yang sebagian besar simbolis, sejauh ini tidak berhasil membuat Beijing untuk membatasi kegiatan di Laut Cina Selatan, yang telah termasuk reklamasi luas pulang karang dan pulau-pulau serta pembangunan landasan pacu, hangar dan sistem rudal.
Paracels ditempati seluruhnya oleh China tetapi juga diklaim oleh Vietnam dan Taiwan.
"HMS Albion melaksanakan haknya untuk kebebasan navigasi sepenuhnya sesuai dengan hukum dan norma internasional," ujar seorang juru bicara untuk Angkatan Laut Inggris seperti dikutip dari Reuters, Kamis (6/9/2018).
Beijing mengklaim lebih dari 80 persen kawasan Laut China Selatan, yang mendatangkan keuntungan sekitar USD3,4 triliun dari lalu lintas kapal perdagangan global setiap tahunnya. Lima negara lain, termasuk Filipina dan Vietnam, juga memiliki klaim di perairan tersebut. Inggris sendiri tidak memiliki klaim teritorial di daerah tersebut.
Sementara Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah melakukan Kebebasan Operasi Navigasi (FONOPs) di wilayah yang sama di masa lalu, tantangan Inggris atas kontrol Cina di perairan strategis ini muncul setelah AS mengatakan ingin melihat partisipasi internasional dalam tindakan seperti itu.
Baik Inggris dan AS mengatakan mereka melakukan operasi FONOP di seluruh dunia, termasuk di wilayah yang diklaim oleh sekutunya.
Angkatan Laut Inggris sebelumnya telah berlayar dekat dengan Kepulauan Spratly yang disengketakan, lebih jauh ke selatan di Laut Cina Selatan, tetapi tidak dalam batas 12 mil laut, kata sumber diplomatik.
FONOPs, yang sebagian besar simbolis, sejauh ini tidak berhasil membuat Beijing untuk membatasi kegiatan di Laut Cina Selatan, yang telah termasuk reklamasi luas pulang karang dan pulau-pulau serta pembangunan landasan pacu, hangar dan sistem rudal.
Beijing mengatakan mereka berhak membangun di wilayahnya dan mengatakan fasilitas itu untuk penggunaan sipil dan pertahanan diri. Sebaliknya, China menyalahkan Washington untuk militerisasi kawasan itu dengan kebebasan patroli navigasi.
Pesawat dan kapal asing di wilayah itu secara rutin ditantang oleh kapal angkatan laut China dan stasiun pemantauan di pulau-pulau berbenteng, sumber mengatakan sebelumnya.
Pada bulan April, kapal perang dari Australia - yang seperti Inggris adalah sekutu dekat AS - memiliki apa yang digambarkan Canberra sebagai "pertemuan" dekat dengan kapal angkatan laut Cina di laut yang diperebutkan.
Credit sindonews.com