CB, Jakarta - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte,
menantang para prajuritnya untuk melakukan pemberontakan jika mereka
tidak senang dengan kepemimpinannya. Duterte mengatakan anggota militer
Filipina bebas bergabung dengan pengkritiknya di kongres, Senator
Antonio Trillanes.
"Lakukan pemberontakan atau revolusi atau apalah namanya. Jika kalian lebih bahagia dengan Trillanes, maka kalian sebaliknya bisa mendukung dia. Anda bebas untuk melakukan hal itu, saya mendorong Anda," kata Duterte, seperti dikutip dari situs RT.com, Rabu, 12 September 2018.
Ekspresi Presiden Filipina, Rodrigo Duterte saat mendeklarasikan pembebasan kota Marawi, Filipina, 17 Oktober 2017. Militer Filipina berhasil membebaskan Marawi setelah hampir 5 bulan dikuasai kelompok militan Maute. AP Photo/Bullit Marquez
Pernyataan Duterte itu disampaikan setelah dia membantalkan pemberian amnesti kepada Trillanes. Sebelum menjadi anggota senat Filipina, Trillanes adalah mantan anggota militer Angkatan Laut Filipina yang pernah ikut melakukan pemberontakan pada pemerintahan di masa lalu.
Duterte telah memutuskan agar Trillanes ditahan. Dia pun telah meminta Departemen Kehakiman dan Angkatan Bersenjata Filipina untuk memulai lagi proses pengadilan terhadapnya. Trillanes dan beberapa ahli hukum mengatakan tindakan Duterte ini akan menciderai konstitusi negara.
Duterte beralasan pembatalan pemberian amnesti kepada Trillanes karena dia dinilai gagal mengajukan permohonan pengampunan secara formal dan mengaku bersalah atas keterlibatannya dalam percobaan kudeta sebelumnya. Namun alasan Duterte itu disanggah oleh Trillanes. Untuk memperkuat dukungan pada kasusnya, Trillanes telah menggunakan laporan baru dan dokumen dari Kementerian Pertahanan Filipina. Dia pun sudah meminta Mahkamah Agung untuk menyatakan tindakan Duterte itu ilegal.
Trillanes dalam politik Filipina sudah lama dikenal sebagai musuh bebuyutan Duterte. Dia menuding Duterte sebagai presiden yang telah melakukan korupsi besar-besaran dan terlibat dalam perdagangan narkoba. Duterte menyangkal seluruh tuduhan tersebut.
"Lakukan pemberontakan atau revolusi atau apalah namanya. Jika kalian lebih bahagia dengan Trillanes, maka kalian sebaliknya bisa mendukung dia. Anda bebas untuk melakukan hal itu, saya mendorong Anda," kata Duterte, seperti dikutip dari situs RT.com, Rabu, 12 September 2018.
Ekspresi Presiden Filipina, Rodrigo Duterte saat mendeklarasikan pembebasan kota Marawi, Filipina, 17 Oktober 2017. Militer Filipina berhasil membebaskan Marawi setelah hampir 5 bulan dikuasai kelompok militan Maute. AP Photo/Bullit Marquez
Pernyataan Duterte itu disampaikan setelah dia membantalkan pemberian amnesti kepada Trillanes. Sebelum menjadi anggota senat Filipina, Trillanes adalah mantan anggota militer Angkatan Laut Filipina yang pernah ikut melakukan pemberontakan pada pemerintahan di masa lalu.
Duterte telah memutuskan agar Trillanes ditahan. Dia pun telah meminta Departemen Kehakiman dan Angkatan Bersenjata Filipina untuk memulai lagi proses pengadilan terhadapnya. Trillanes dan beberapa ahli hukum mengatakan tindakan Duterte ini akan menciderai konstitusi negara.
Duterte beralasan pembatalan pemberian amnesti kepada Trillanes karena dia dinilai gagal mengajukan permohonan pengampunan secara formal dan mengaku bersalah atas keterlibatannya dalam percobaan kudeta sebelumnya. Namun alasan Duterte itu disanggah oleh Trillanes. Untuk memperkuat dukungan pada kasusnya, Trillanes telah menggunakan laporan baru dan dokumen dari Kementerian Pertahanan Filipina. Dia pun sudah meminta Mahkamah Agung untuk menyatakan tindakan Duterte itu ilegal.
Trillanes dalam politik Filipina sudah lama dikenal sebagai musuh bebuyutan Duterte. Dia menuding Duterte sebagai presiden yang telah melakukan korupsi besar-besaran dan terlibat dalam perdagangan narkoba. Duterte menyangkal seluruh tuduhan tersebut.
Credit tempo.co