Rabu, 19 September 2018

Israel Dirikan Pabrik Senjata di Filipina, Investasi Rp 743 M



Sejumlah masker gas saat diproduksi di pabrik masker Shalon di Kiryat Gat, Israel (29/8). Pemerintah memerintahkan produksi dan pendistribusian masker ini kepada warga sebagai tindakan siaga atas serangan senjata kimia dari Suriah. (AP Photo/Tsafrir Abayov)
Sejumlah masker gas saat diproduksi di pabrik masker Shalon di Kiryat Gat, Israel (29/8). Pemerintah memerintahkan produksi dan pendistribusian masker ini kepada warga sebagai tindakan siaga atas serangan senjata kimia dari Suriah. (AP Photo/Tsafrir Abayov)

CB, Jakarta - Sebuah perusahaan Israel siap menggelontorkan dana sekitar US$ 50 juta atau Rp 743 miliar untuk pembangunan pabrik senjata di Filipina tahun depan.
Philippine News Agency sebagaimana dikutip Middle East Monitor melaporkan, firma Israel yang akan berinvestasi itu bernama Silver Shadow Advanced Security Systems Ltd atau SSASS.


Pasukan militer Filipina berjaga saat memukul mundur anggota militan Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF) di Maguindanao, Filipina 4 Juli 2018. BIFF merupakansebuah kelompok pecahan dari Front Pembebasan Islam Moro yang dibentuk oleh Ameril Umbra Kato. Sgt Christian Santos/33rd IB/6th IB/Armed Forces of the Philippines/Handout via REUTERS
"Firma SSASS menandatangani sebuah nota kesepahaman dengan Philippines Rayo Illuminar Corporation, RIC, untuk membuka pabrik yang akan dioperasikan tahun depan," tulis Middle East Monitor, Selasa 18 September 2018.
Menurut laporan kantor berita Filipina, Salvador Zamora, Drektur RIC, mengatakan, sejumlah pimpinan SSASS Israel akan berkunjung ke Filipina pada akhir bulan ini untuk menyelesaikan rencana mendirikan pabrik perakitan senjata. "Produksi pertama membuat bom dan amunisi pada 2019."
Amerika Pasok Senjata ke Filipina



Sementara itu Jerusalem Post menulis, "Israel dan Filipina memiliki hubungan perjanjian keamanan. Israel menjual senjata kepada Angkatan Bersenjata Filipina selama bertahun-tahun." Koran Israel ini menambahkan, "Dengan semakin meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan terkait masalah Kepulauan Spratly, Filipina perlu senjata dari Israel."

Menanggapi masalah rencana pembangunan pabrik senjata Israel, Menteri Perdagangan Filipina Ramon Lopez mengatakan, "Kesepatan tersebut semata-mata urusan bisnis dan memanfaatkan peluang bisnis. Filipina menyediakan lahan untuk Israel," ucapnya seperti dirilis oleh Jerusalem Post.




Credit  tempo.co