Rabu, 12 September 2018

Cina -- Rusia Kerja Sama Ekonomi - Teknologi Rp 1500 Triliun



Presiden Rusia Vladimir Putin, bersalam dengan Peng Liyuan istri dari Presiden Cina Xi Jinping saat tiba dalam acara Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Beijing National Aquatics Center, 10 November 2014. GREG BAKER/AFP/Getty Images
Presiden Rusia Vladimir Putin, bersalam dengan Peng Liyuan istri dari Presiden Cina Xi Jinping saat tiba dalam acara Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Beijing National Aquatics Center, 10 November 2014. GREG BAKER/AFP/Getty Images

CB, Beijing – Sekelompok pengusaha asal Rusia dan Cina menjajaki kerja sama 73 proyek investasi dengan nilai total mencapai lebih dari US$100 miliar atau sekitar Rp1500 triliun.


Kerja sama antara Cina dan Rusia merupakan isu global karena kedua negara berupaya mencapai stabilitas ekonomi sambil menghadapi sanksi ekonomi menyakitkan dari Amerika Serikat.
“Beijing dan Moskow memiliki hubungan bilateral yang naik turun namun kedua pemerintah secara terbuka menyatakan ingin mendekatkan hubungan kedua negara,” begitu dilansir CNBC pada Selasa, 11 September 2018 waktu setempat.
Seperti dilansir Reuters, kedua negara mendapat sanksi ekonomi dari AS berupa kenaikan tarif impor untuk pembelian sekitar US$50 miliar barang dari Cina. AS juga mengenakan pembatasan penjualan produk teknologi canggih ke Rusia pasca serangan racun novichok ke bekas agen ganda Kolonel Sergey Skripal pada awal 2018.


Kedua negara bersepakat membangun Komite Penasehat Bisnis Cina dan Rusia, yang menggelar pertemuan tahunan pada pekan ini di Forum Ekonomi Timur di Vladivostok, Rusia.
Menurut pernyataan dari Dana Investasi Rusia dan Cina atau RCIF, Komite ini berisi 150 perwakilan dari perusahaan terkemuka di kedua negara. RCIF dibangun pada 2012 oleh dua entitas yaitu China Investment Corporation milik pemerintah Cina dan Russian Direct Investment Fund, yang mengelola dana Rusia.
Menurut pengumuman kedua negara, ada 7 proyek investasi dengan nilai total US$4,6 miliar atau sekitar Rp68 triliun telah diimplementasikan sebagai hasil kerja dari Grup Cina dan Rusia ini.

“Pertumbuhan ekonomi yang kuat di kedua negara akan menciptakan kesempatan domestik untuk investasi menguntungkan. Kami percaya transaksi menjanjikan akan terjadi secara bilateral yang memanfaatkan hubungan Rusia dan Cina,” kata Kirill Dmitriev, CEO Russian Direct Investment Fund.
Secara terpisah, Russia – China Investment Fund dan Chinese Science and Tech Investment Group Tus-Holding mengumumkan rencana investasi bersama.

Kerja sama ini berupa pengembangan teknologi dengan nilai investasi sekitar US$1,28 miliar atau Rp19 triliun di Russian Tushino Project Technology Park di barat laut Moskow. Menurut RCIF, kedua grup usaha mempertimbangkan membangun sebuah taman inovasi Sino – Rusia dengan nilai investasi sekitar US$100 juta atau sekitar Rp1,4 triliun.





Credit  tempo.co