Senin, 05 Februari 2018

Rouhani Nilai Rencana Nuklir AS Ancaman Bagi Rusia


Hassan Rouhani

Hassan Rouhani
Foto: AP Photo/Keystone,Jean-Christophe Bot


AS berencana memperluas kemampuan nuklirnya.



CB, TEHERAN -- Iran menuding Amerika Serikat (AS) mengancam Rusia dengan senjata atom baru. Tudingan tersebut merujuk pada sebuah dokumen yang menguraikan rencana AS memperluas kemampuan nuklirnya.

Tinjauan terhadap kebijakan nuklir AS yang diterbitkan Jumat lalu itu telah membuat Rusia marah besar dan memandang dokumen tersebut sebagai konfrontasi dan menimbulkan kekhawatiran. Dokumen tersebut dinilai dapat meningkatkan kesalahpahaman antara kedua kekuatan dunia tersebut.

"Orang-orang Amerika tanpa malu-malu mengancam Rusia dengan senjata atom baru. Orang yang sama yang diduga percaya menggunakan senjata pemusnah massal adalah kejahatan terhadap kemanusiaan sedang membicarakan senjata baru untuk mengancam lawan-lawannya," kata Presiden Iran Hassan Rouhani dalam sebuah pidato yang ditayangkan di televisi pada Ahad (4/2).

Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif, dalam sebuah tweet memperingatkan dokumen kebijakan AS dapat menimbulkan risiko membawa manusia mendekati kemusnahan. Dia juga mengatakan sikap keras Presiden AS Donald Trump telah mematikan Rencana Aksi Bersama Komprehensif atau JCPOA (perjanjian nuklir Iran dengan kekuatan dunia).

Trump memberikan kesepakatan nuklir Iran melalui negosiasi sebelum dia menjabat, dan penangguhan hukuman bulan lalu. Namun dia memperingatkan para sekutunya dan kongres Eropa mereka harus bekerja sama dengannya untuk memperbaiki semua kekurangan dalam perjanjian tersebut atau menghadapi kenyataan, AS keluar dari kesepakatan itu.

Militer AS telah menempatkan Cina dan Rusia sebagai lawan, yang dijuluki kekuatan revisionis di pusat strategi pertahanan nasional baru yang diresmikan awal bulan lalu untuk mengalihkan prioritas dari memerangi milisi. Menurut pejabat AS, dengan memperluas kemampuan nuklirnya yang rendah, AS akan bisa mencegah Rusia menggunakan senjata nuklir.



Dia mengatakan, dia akan mengesampingkan sanksi terhadap Iran yang diangkat sebagai bagian dari kesepakatan internasional untuk terakhir kalinya, kecuali jika kondisinya terpenuhi. Ultimatum tersebut memberi tekanan pada kekuatan Uni Eropa agar bersepakat mengekang program nuklir Iran dan memenuhi keinginan Trump yang ingin perjanjian tersebut diperkuat dengan kesepatan terpisah.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID