Tentara India melakukan patroli di jalan-jalan di ibu kota Kashmir, Srinagar, India. (ilustrasi)
Foto: AP
Gerilyawan bersenjata berat menyerbu pangkalan di Jammu, Kashmir, India.
CB,NEW
DELHI -- Menteri Pertahanan India mengatakan, Pakistan 'akan membayar'
setelah pascaserangan terhadap serangan sebuah pangkalan militer Kashmir
yang dikelola India dan menewaskan sembilan jiwa termasuk lima tentara
dan seorang warga sipil.
Baku tembak terjadi Sabtu ketika gerilyawan bersenjata berat menyerbu
pangkalan di Jammu, kota terbesar kedua wilayah Himalaya yang
disengketakan berbatasan dengan Pakistan. Menteri Pertahanan India
Nirmala Sitharaman yang mengunjungi orang-orang yang terluka di rumah
sakit (RS) mengatakan bahwa operasi kontra teror di kamp tersebut telah
dibatalkan pada Senin (12/2).
"Pakistan telah memperluas
busur teror, menggunakan pelanggaran gencatan senjata (di perbatasan)
untuk membantu penyusupan. Pakistan akan membayar untuk kesalahan ini,"
katanya seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (13/2).
Sitharaman
juga mengoreksi korban tewas sebelumnya yang diberikan oleh polisi yang
menyebut 10 orang termasuk empat penyerang tewas dalam serangan
tersebut. Ia menyebut kemungkinan teroris tewas dieliminasi meskipun ada
informasi empat militan ikut tewas di wilayah tersebut. "Kemungkinan
keempat penyerang adalah pemandu dan tidak memasuki tempat tersebut,"
katanya.
Para penyusup mengambil posisi di dalam kompleks
perumahan yang ditujukan untuk keluarga tentara saat tentara meluncurkan
serangan untuk mengusir mereka. Jammu yang mayoritas dihuni penduduk
Muslim terletak di kaki pegunungan daerah pegunungan relatif tenang
namun berulangkali terjadi serangan militan di pangkalan militer yang
berbatasan dengan Pakistan.
Kashmir telah dibagi antara
India dan Pakistan sejak kemerdekaan mereka dari inggris pada 1947.
Namun kedua negara mengklaim wilayah dan terjadi perang di wilayah ini.
Credit
REPUBLIKA.CO.ID