Selasa, 13 Februari 2018

India Ancam Pakistan Usai Serangan di Kashmir


Tentara India melakukan patroli di jalan-jalan di ibu kota Kashmir, Srinagar, India. (ilustrasi)
Tentara India melakukan patroli di jalan-jalan di ibu kota Kashmir, Srinagar, India. (ilustrasi)
Foto: AP


Gerilyawan bersenjata berat menyerbu pangkalan di Jammu, Kashmir, India.


CB,NEW DELHI -- Menteri Pertahanan India mengatakan, Pakistan 'akan membayar' setelah pascaserangan terhadap serangan sebuah pangkalan militer Kashmir yang dikelola India dan menewaskan sembilan jiwa termasuk lima tentara dan seorang warga sipil.

Baku tembak terjadi Sabtu ketika gerilyawan bersenjata berat menyerbu pangkalan di Jammu, kota terbesar kedua wilayah Himalaya yang disengketakan berbatasan dengan Pakistan. Menteri Pertahanan India Nirmala Sitharaman yang mengunjungi orang-orang yang terluka di rumah sakit (RS) mengatakan bahwa operasi kontra teror di kamp tersebut telah dibatalkan pada Senin (12/2).

"Pakistan telah memperluas busur teror, menggunakan pelanggaran gencatan senjata (di perbatasan) untuk membantu penyusupan. Pakistan akan membayar untuk kesalahan ini," katanya seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (13/2).

Sitharaman juga mengoreksi korban tewas sebelumnya yang diberikan oleh polisi yang menyebut 10 orang termasuk empat penyerang tewas dalam serangan tersebut. Ia menyebut kemungkinan teroris tewas dieliminasi meskipun ada informasi empat militan ikut tewas di wilayah tersebut. "Kemungkinan keempat penyerang adalah pemandu dan tidak memasuki tempat tersebut," katanya.

Para penyusup mengambil posisi di dalam kompleks perumahan yang ditujukan untuk keluarga tentara saat tentara meluncurkan serangan untuk mengusir mereka. Jammu yang mayoritas dihuni penduduk Muslim terletak di kaki pegunungan daerah pegunungan relatif tenang namun berulangkali terjadi serangan militan di pangkalan militer yang berbatasan dengan Pakistan.

Kashmir telah dibagi antara India dan Pakistan sejak kemerdekaan mereka dari inggris pada 1947. Namun kedua negara mengklaim wilayah dan terjadi perang di wilayah ini.




Credit  REPUBLIKA.CO.ID