Selasa, 13 Februari 2018

Ombudsman Militer: Jangan Ada Lagi Misi Luar Negeri untuk Marinir Jerman


Ombudsman Militer: Jangan Ada Lagi Misi Luar Negeri untuk Marinir Jerman
Ombudsman Militer: Jangan Ada Lagi Misi Luar Negeri untuk Marinir Jerman. picture-alliance/dpa/I. Wagner


Jerman harus menimbang baik-baik sebelum menyetujui misi maritim baru dengan NATO, Uni Eropa atau Perserikatan Bangsa-Bangsa, kata Ombudsman militer di parlemen, Hans-Peter Bartels.

Dalam wawancara yang diterbitkan di tabloid Minggu Bild am Sonntag, Bartels menyalahkan birokrasi dan salah urus karena kurangnya fregat yang ada.

"Angkatan laut akan segera kehabisan kapal operasional," kata anggota SPD Hans-Peter Bartels.

Suku cadang kurang

Bartels mengatakan, kurangnya suku cadang untuk kapal angkatan laut Jerman kemungkinan akan menyebabkan masa perbaikan kapal di galangan jadi lebih lama.

"Ada terlalu banyak tanggung jawab administratif, staf kurang, dan kadang-kadang perusahaan reparasi memang ingin menahan (kapal) selama mungkin," dia mengingatkan.

Bild am Sonntag melaporkan bahwa satu dari tiga kapal terbesar di angkatan laut Jerman, kapal bantuan tempur "EGV Berlin," bersama dengan kapal pasokan "EGV Bonn," tidak dapat diooperasikan untuk waktu lebih lama dari perkiraan semula.

Menurut laporan internal angkatan laut, perbaikan kedua kapal di sebuah galangan kapal di Hamburg bisa makan waktu sampai 18 bulan. Perbaikan kapal yang dimulai tahun lalu itu saat ini sedang tertunda karena kekurangan suku cadang.

Fregat baru belum datang

Bartels mengatakan, sebenarnya perbaikan kedua kapal angkatan laut yang sudah tua itu berjalan sesuai rencana. Yang jadi masalah bagi marinir adalah banyaknya kapal tua yang seharusnya sudah pensiun, tapi kedatangan kapal pengganti masih tertunda.

"Enam dari 15 kapal tanker yang lama sudah berhenti beroperasi, namun belum satu pun kapal frigat F125 yang baru selesai dan diserahkan ke angkatan laut," katanya.

Angkatan Laut Jerman saat i i terlibat dalam beberapa misi internasional, antara lain di Laut Tengah, Afrika utara dan sejak Mei 2015 di Eropa sebagai bagian dari operasi "Sophia". Misi ini akan berjalan sampai akhir 2018. Selain itu, kapal Jerman juga dilibatkan dalam misi NATO di Laut Aegea.

Dengan armada yang terdiri dari hampir 100 kapal, angkatan laut Jerman memainkan peran kunci dalam misi-misi NATO dan PBB di berbagai bagian dunia.



Credit  sindonews.com