Latihan militer angkatan udara China di Laut Timur memicu kesiagaan Korea Selatan dan Jepang. (AFP PHOTO/ Frederic J. BROWN)
Melalui pernyataan, juru bicara Angkatan Udara China, Shen Jinke, menyebut latihan militer tersebut rutin dilakukan negaranya dan sah menurut hukum internasional. Dia berdalih Laut Jepang merupakan perairan internasional dan bukan milik Jepang.
Meski latihan digelar di Laut Jepang atau Laut Timur, sejumlah jet tempur dan pesawat pengebom China sempat melewati Selat Tsushima di selatan Laut Jepang atau Laut Timur, yang memisahkan perairan Korsel dan Jepang.
Shen juga menyinggung bahwa pasukannya turut merespons pergerakan pesawat militer Korsel saat latihan berlangsung
“Kami juga mendapati gangguan dari pesawat militer asing [selama latihan berlangsung], namun tetap berhasil melangsungkan latihan tersebut,” kata Shen, Senin (18/12), sebagaimana dikutip Reuters.
Jet tempur pengebom milik AS B-1B terbang di atas Pangkalan Udara Osan di Pyeongtaek, Korsel. (Foto: Reuters/Kim Hong-Ji)
|
Sementara itu di Seoul, Kantor Kepala Staf Gabungan Militer Korsel membenarkan bahwa sejumlah jetnya dikerahkan ke Laut Jepang atau Laut Timur guna bersiaga merespons latihan militer China tersebut.
Dalam pernyataannya, Korsel menyebut bahwa pasukannya mendapati lima jet tempur China masuk zona identifikasi pertahanan udara negara. Seoul pun mengklaim bahwa jet-jet tempur China itu juga terbang melewati zona pertahanan udara Jepang.
“Pesawat tempur kami hanya melakukan tindakan taktis normal, mengidentifikasi pesawat China dan melakukan pengawasan udara sampai mereka pergi,” bunyi pernyataan militer Korsel itu.
Selain itu, dalam latihan tersebut, pesawat China juga dilaporkan terbang mengitari teritorial Taiwan, wilayah yang selama ini berkeras ingin merdeka dari Beijing.
Secara terpisah, militer Taiwan mengatakan bahwa jet tempur China terbang di Perairan Bashi yang memisahkan wilayah itu dengan Filipina dan kembali ke pangkalannya melalui Selat Miyako di utara Taiwan.
Taipei juga memantau bahwa pengerahan jet tempur F-15 oleh Jepang untuk mencegat pesawat-pesawat militer China tersebut.
Latihan itu bukan yang pertama kalinya dilakukan Beijing dalam beberapa waktu terakhir. Pada pekan lalu, militer angkatan udara China juga melakukan patroli pengepungan pulau di dekat wilayah Taiwan.
Latihan itu dilakukan setelah seorang diplomat senior China mengancam untuk menyerang Taiwan jika tetap menerima kunjungan kapal perang Amerika Serikat.
Manuver militer China itu diprediksi memicu peningkatan ketegangan antara Beijing dan Taipei.
|
Sejak itu, Taiwan terus melakukan terobosan baru dengan memperluas hubungannya bersama negara lain demi mendapat pengakuan internasional.
China pun menangguhkan mekanisme dialog reguler bersama Taiwan. Pemerintahan Presiden Xi Jinping bahkan mengaku tidak menutup kemungkinan akan menggunakan kekuatan militer untuk meredam keinginan separatis Taipei jika terdesak.
Credit cnnindonesia.com