Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim, mantan PM
dan Deputi PM Malaysia. Mahathir dicalonkan oposisi untuk menjadi
kandidat PM pada pemilu tahun depan, sedangkan istri Anwar, Wan Azizah
menjadi Deputi PM. (Lawyers for Liberty/Handout via REUTERS)
Surat kabar Malaysia The Star melaporkan bahwa selain mencalonkan Mahathir sebagai PM, Pakatan juga memutuskan Wan Azizah Wan Ismail, sebagai Deputi PM. Wan Azizah adalah istri Anwar Ibrahim, pemimpin oposisi dan mantan deputi PM Malaysia yang kini mendekam dipenjara.
Namun, menurut kabar yang dilansir Strait Times, keputusan yang diambil usai pertemuan dua hari di Putrajaya, Sabtu lalu itu mendapat penolakan keas dari Partai Keadilan Rakyat (PKR), partai Wan Azizah-Anwar Ibrahim.
Mengutip sumber yang dilansir The Malaysian Insight (TMI), keputusan itu disepakati oleh tiga partai dalam aliansi oposisi. Yakni Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) pimpinan Mahathir, Partai Amanah Negara (PAN) dan Partai Aksi Demokratik (DAP). Namun belum disetujui oleh PKR.
Secara prinsip, Wan Azizah menyetujui kesepakatan itu, tetapi dia menghadapi penolakan dari faksi dalam partainya sendiri.
The Star melaporkan bahwa Wakil Presiden PKR, Chua Tian Chang menentang keputusan tersebut dan menolak untuk menerimanya sebagai keputusan akhir. Menurut The Star, keputusan itu dibuat oleh lima pemimpin Pakatan, Mahathir, Wan Azizah, Muhyiddin Yassin, Liam Guang Eng dan Mohamed Sabu.
"Kami harus menunda keputusan karena PKR akan membahasnya dalam pertemuan mereka," kata sumber itu seperti dilaporkan TMI.
Mahathir, 93 tahun, pernah menjabat sebagai PM Malaysia selama 22 tahun hingga mundur pada 2003. Dia kini memimpin aliansi oposisi Pakatan Harapan.
Tahun lalu, Mahathir mengesampingkan permusuhannya dengan Anwar Ibrahim, yang dia pecat pada 1998 atas dugaan sodomi dan korupsi. Perdamaian Mahathir dengan Wan Azizah, istri Anwar Ibrahim bertujuan untuk menghentikan laju PM Najib Razak yang berjuang untuk mendapatkan masa jabatannya yang ketiga dalam pemilu mendatang.
Credit CNN Indonesia