Senin, 04 Desember 2017

Kunjungan Trump akan Disambut Demo Terbesar dalam Sejarah Inggris


Kunjungan Trump akan Disambut Demo Terbesar dalam Sejarah Inggris
Demo besar di London, Inggris, menentang larangan masuk migran Muslim ke AS oleh pemerintah Presiden Donald Trump pada Februari 2017. Foto/REUTERS


LONDON - Gerakan masyarakat Inggris siap turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi terbesar dalam sejarah negara tersebut untuk memprotes kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Februari 2018.

Gerakan demo besar-besaran bertajuk “The Stop Trump” ini digagas wartawan dan penulis Owen Jones. Hanya dalam tempo satu jam setelah gerakan itu diumumkan di Facebook, ribuan orang menyatakan tertarik untuk bergabung.

Presiden AS itu dilaporkan berencana mengunjungi Inggris pada pekan terakhir Februari 2018 setelah jadawal kunjungan sebelumnya dibatalkan karena tindakan kontroversial Trump yang memicu kecaman pemerintah Perdana Menteri Theresa May. Tindakan Trump itu adalah me-retweet video anti-Muslim yang diunggah kelompok First Britain.

Sunday Times dalam laporannya mengatakan bahwa Trump akan membuka kedutaan AS yang baru di London pada tanggal 26 dan 27 Februari.

Pemimpin kampanye “The Stop Trump” mengatakan bahwa pihaknya berharap unjuk rasa nanti akan menjadi “demonstrasi terbesar dalam sejarah Inggris” untuk memprotes kunjungan Trump.

Kampanye ini juga akan menyerukan penangkapan pemimpin AS tersebut oleh warga Inggris karena hasutan terhadap kebencian rasial.

”Jika Donald Trump mencoba menyelinap masuk ke Inggris untuk membuka Kedutaan Besar AS pada tanggal 26/27 Februari 2018 dan juga bertemu dengan Theresa May di Downing Street, dia akan disambut oleh satu juta dari kita yang mencoba menangkapnya karena hasutan untuk kebencian rasial,” bunyi kampanye yang didirikan Owen Jones, yang dikutip Senin (4/12/2017).

Penyelenggara kampanye “The Stop Trump” mengatakan lebih dari satu juta orang akan turun ke jalan untuk memprotes kunjungan Trump tersebut. Demo itu akan menjadi demo terbesar setelah aksi jalanan menentang perang Irak pada tahun 2003. 




Credit  sindonews.com