Senin, 04 Desember 2017

Koalisi Arab Sambut Baik Tawaran Dialog Eks Presiden Yaman


Koalisi Arab Sambut Baik Tawaran Dialog Eks Presiden Yaman
Mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. Foto/Istimewa


SANAA - Koalisi Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi menyambut baik tawaran pembicaraan mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. Pasukan Saleh yang sebelumnya bersatu dengan pemberontak Houthi diketahui saat ini telah berbalik melawannya.

"Keputusan untuk memimpin dan berpihak kepada rakyat mereka akan membebaskan Yaman dari milisi yang setia kepada Iran," bunyi pernyataan yang dikeluarkan oleh koalisi Arab seperti disitat dari BBC, Minggu (3/12/2017).

Saleh mengatakan bahwa dia akan siap untuk "membalik halaman" jika koalisi tersebut mencabut blokade dan menghentikan serangannya. Tapi pemberontak Houthi, sekutunya sampai minggu ini, balik menuduhnya telah melakukan kudeta.

Bentrokan antara pasukan Saleh dan pejuang Houthi terus berlanjut di ibu kota, Sanaa. Kelompok bantuan mengatakan puluhan orang tewas dalam pertempuran antara kedua belah pihak dalam beberapa hari ini.

Houthi didukung oleh Iran namun telah menjadi sekutu Saleh melawan pemerintahan Presiden Abdu Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional sejak tahun 2014.

"Saya menyerukan kepada saudara-saudara di negara-negara tetangga dan aliansi untuk menghentikan agresi mereka, mengangkat pengepungan, membuka bandara dan mengizinkan bantuan makanan serta menyelamatkan orang-orang yang terluka dan kami akan mengubah sebuah halaman baru berdasarkan kedekatan kami," kata Saleh dalam sebuah pidato di televisi.

"Kami akan menangani mereka dengan cara yang positif dan apa yang terjadi dengan Yaman sudah cukup," imbuhnya.

Hadi juga menyambut baik pernyataan tersebut. Ia mengatakan bahwa dirinya siap untuk bekerja dengan Saleh melawan Houthi. Ia pun mendesak untuk segera membentu sebuah koalisi nasional untuk memerangi milisi Houthi.

"Mengubah sebuah halaman baru dengan semua sisi politik dan untuk membentuk sebuah koalisi nasional yang luas yang akan meletakkan fondasi untuk era baru dan menyatukan semua orang terhadap kudeta milisi kudeta," ujarnya.

Namun, kelompok Houthi menolak gagasan Saleh.

"Pidato Saleh adalah sebuah kudeta terhadap aliansi dan kemitraan kita serta mengekspos penipuan orang-orang yang mengaku menentang agresi," ujar seorang juru bicara Houthi. 

Kedua kelompok tersebut telah memerangi pemerintah Hadi selama hampir tiga tahun di bawah aliansi yang tidak solid. Namun permusuhan terakhir meletus ketika pendukung Saleh menuduh pemberontak Houthi membobol kompleks masjid utama di kota itu.

Pada hari Sabtu ada laporan tentang pertempuran lebih lanjut di Sanaa, dengan ledakan dan tembakan terkonsentrasi di pinggiran selatan Hadda dimana sanak keluarga Saleh tinggal.

Beberapa laporan mengatakan bahwa pejuang Saleh telah menguasai sebuah pos komando kunci Houthi.

Lebih dari 8.670 orang tewas dan 49.960 lainnya cedera sejak koalisi pimpinan Saudi melakukan intervensi dalam konflik Yaman, menurut PBB.

Konflik dan blokade oleh koalisi juga telah menyebabkan lebih dari 20 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan, menciptakan bahaya pangan terbesar di dunia, dan menyebabkan wabah kolera yang diperkirakan telah membunuh 2.211 orang sejak April.



Credit  sindonews.com


Saleh Resmi Bubarkan Kemitraan dengan Houthi


Mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh.
Mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh.


CB, SANAA - - Mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh telah secara resmi mengumumkan pembubaran kemitraannya dengan milisi Houthi. Saleh mendesak diakhirinya peraturan milisi tersebut di tanah Yaman.
"Nol jam lagi Sanaa akan menjadi medan perang. Negara ini harus diselamatkan dari kegilaan kelompok Houthi," kata Saleh dalam sebuah pernyataan pada Senin (4/12) pagi, dikutip Al-Arabiya.
 
Menurutnya, Houthi telah melakukan tindakan provokatif terhadap warga Yaman. Tiga hari terakhir ini, dunia telah menyaksikan bentrokan mematikan antara pendukung mantan Presiden Saleh dan milisi Houthi.
 
Pertarungan tersebut terjadi pada Sabtu (2/12) dini hari di antara kedua belah pihak. Perselisihan itu menyebabkan setidaknya 80 pendukung dari kedua belah pihak dilaporkan tewas terbunuh.




Credit  REPUBLIKA.CO.ID