Departemen Luar Negeri AS membela Bass dengan mengatakan bahwa dia mendapat dukungan penuh dari pemerintah AS dan tindakannya dikoordinasikan dengan Departemen Luar Negeri, Gedung Putih dan Dewan Keamanan Nasional.
"Duta besar kami cenderung tidak melakukan hal-hal sepihak. Kami memiliki koordinasi dan kerjasama yang sangat erat dengan duta besar kami. Bass telah melakukan pekerjaan hebat di Turki," Kata juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert dalam sebuah briefing.
Perselisihan tersebut telah membuat hubungan antara kedua sekutu NATO tersebut semakin terpuruk setelah berbulan-bulan ketegangan terkait dengan konflik di Suriah, kudeta militer tahun lalu yang gagal di Turki, dan kasus pengadilan AS terhadap pejabat Turki.
Kedubes AS mengatakan pihaknya menangguhkan layanan visa sementara dan menilai komitmen Turki terhadap keselamatan misi dan stafnya. Kedubes tersebut mengatakan tuduhan bahwa karyawan yang ditangkap tersebut memiliki hubungan dengan Fethullah Gulen merupakan tuduhan yang tidak berdasar.
Nauert mengatakan Turki, yang telah menahan dua anggota staf kedutaan AS setempat tahun ini, memanggil seorang anggota staf lokal ketiga untuk diinterogasi selama akhir pekan, sebuah langkah yang sangat mengganggu.
"Mampu memiliki kerjasama keamanan yang ketat, terutama dengan mitra NATO, sangat penting. Dan ketika mereka mulai menangkap, menahan orang-orang kita, orang-orang kita yang bertanggung jawab untuk koordinasi penegakan hukum, itu adalah perhatian utama kita. Jadi itulah sebabnya kami mengambil langkah-langkah ini," katanya.
Credit republika.co.id