WASHINGTON
- Presiden Donald John Trump mengatakan bahwa negaranya tidak akan
melupakan 241 pasukan Amerika Serikat (AS) yang dibunuh oleh milisi
Hizbullah di Beirut lebih dari 30 tahun yang lalu. Pernyataan Trump ini
disampaikan melalui Twitter.
”Kami tidak akan pernah melupakan 241 anggota pasukan Amerika yang dibunuh oleh Hizbullah di Beirut. Mereka meninggal dalam pelayanan untuk bangsa kita,” tulis Trump via akun @realDonaldTrump pada Selasa, yang dikutip Rabu (25/10/2017).
Pada 23 Oktober 1983, 241 personel layanan militer AS—termasuk 220 Marinir dan 21 petugas layanan lainnya—tewas oleh sebuah bom truk di sebuah kompleks marinir di Beirut, Libanon.
Pemboman tersebut dikaitkan dengan Hizbullah, sebuah kelompok militan yang didirikan setahun sebelumnya atau pada 1982. AS kala itu juga curiga dengan keterlibatan Iran dalam serangan tersebut.
Pernyataan Trump muncul sehari setelah Wakil Presiden AS Mike Pence memperingati hari tragedi serangan yang menjadi pukulan berat bagi militer Washington itu.
“Kami mengingat pahlawan kami yang telah jatuh dan yang mereka tinggalkan. Kami memiliki kewajiban untuk menghormati ingatan mereka dengan mengalahkan musuh yang membawa mereka dari kami,” kata Pence.
”Kami tidak akan pernah melupakan 241 anggota pasukan Amerika yang dibunuh oleh Hizbullah di Beirut. Mereka meninggal dalam pelayanan untuk bangsa kita,” tulis Trump via akun @realDonaldTrump pada Selasa, yang dikutip Rabu (25/10/2017).
Pada 23 Oktober 1983, 241 personel layanan militer AS—termasuk 220 Marinir dan 21 petugas layanan lainnya—tewas oleh sebuah bom truk di sebuah kompleks marinir di Beirut, Libanon.
Pemboman tersebut dikaitkan dengan Hizbullah, sebuah kelompok militan yang didirikan setahun sebelumnya atau pada 1982. AS kala itu juga curiga dengan keterlibatan Iran dalam serangan tersebut.
Pernyataan Trump muncul sehari setelah Wakil Presiden AS Mike Pence memperingati hari tragedi serangan yang menjadi pukulan berat bagi militer Washington itu.
“Kami mengingat pahlawan kami yang telah jatuh dan yang mereka tinggalkan. Kami memiliki kewajiban untuk menghormati ingatan mereka dengan mengalahkan musuh yang membawa mereka dari kami,” kata Pence.
Credit sindonews.com