WASHINGTON
- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, pihaknya akan
bersikap netral dalam konflik antara pemerintah Irak dan Pemerintah
Daerah Kurdistan (KRG) Irak.
Dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (17/10), Trump menututkan AS memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang Kurdi, namun juga berada di pihak Irak selama bertahun-tahun.
"Sudah bertahun-tahun kita memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang Kurdi dan kita juga berada di pihak Irak, meskipun kita seharusnya tidak pernah berada di sana sejak awal. Kita seharusnya tidak pernah ke sana. Tapi, kami tidak berpihak pada pertempuran itu," kata Trump.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri AS mendesak pemerintah Irak dan pemerintah daerah Kudistan Irak atau KRG untuk menghentikan konfrontasi langsung. Kemlu AS meminta pihak berwenang Irak dan Kurdistan Irak untuk menghindari provokasi di sekitar provinsi Kirkuk dan mengkoordinasikan kegiatan militer mereka.
"Kami sangat mendesak semua pihak untuk menghindari provokasi yang dapat dieksploitasi oleh musuh-musuh Irak yang tertarik untuk memicu konflik etnis dan sektarian," kata kemlu AS.
Ketegangan terus meningkat antara Baghdad dan KRG sejak 25 September, atau sejak referendum Kurdi digelar. Referendum tersebut mendapat tentangan keras dari sebagian besar aktor regional dan internasional, termasuk AS Turki dan Iran, yang memperingatkan bahwa jajak pendapat tersebut akan mengalihkan perhatian dari perang Irak melawan terorisme, dan selanjutnya membuat kawasan tersebut tidak stabil.
Dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (17/10), Trump menututkan AS memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang Kurdi, namun juga berada di pihak Irak selama bertahun-tahun.
"Sudah bertahun-tahun kita memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang Kurdi dan kita juga berada di pihak Irak, meskipun kita seharusnya tidak pernah berada di sana sejak awal. Kita seharusnya tidak pernah ke sana. Tapi, kami tidak berpihak pada pertempuran itu," kata Trump.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri AS mendesak pemerintah Irak dan pemerintah daerah Kudistan Irak atau KRG untuk menghentikan konfrontasi langsung. Kemlu AS meminta pihak berwenang Irak dan Kurdistan Irak untuk menghindari provokasi di sekitar provinsi Kirkuk dan mengkoordinasikan kegiatan militer mereka.
"Kami sangat mendesak semua pihak untuk menghindari provokasi yang dapat dieksploitasi oleh musuh-musuh Irak yang tertarik untuk memicu konflik etnis dan sektarian," kata kemlu AS.
Ketegangan terus meningkat antara Baghdad dan KRG sejak 25 September, atau sejak referendum Kurdi digelar. Referendum tersebut mendapat tentangan keras dari sebagian besar aktor regional dan internasional, termasuk AS Turki dan Iran, yang memperingatkan bahwa jajak pendapat tersebut akan mengalihkan perhatian dari perang Irak melawan terorisme, dan selanjutnya membuat kawasan tersebut tidak stabil.
Credit sindonews.com