Donald Trump (REUTERS/Eduardo Munoz)
Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terlibat perang komentar dengan Senator AS Bob Corker dari Partai Republik, partai yang juga menaungi Trump. Corker menyebut Trump sama saja membawa AS ke arah Perang Dunia III, dengan melontarkan ancaman sembrono untuk negara lain.
Seperti dilansir Reuters, Senin (9/10/2017), komentar keras Senator Corker itu disampaikan setelah Trump menyalahkannya atas kesepakatan nuklir Iran yang dianggap Trump merugikan AS. Senator Corker memang memainkan peranan penting dalam tercapainya kesepakatan itu pada era Presiden Barack Obama. Sedangkan Trump sejak lama mengkritik kesepakatan itu.
"Dia (Trump-red) membuat saya khawatir. Dia akan membuat khawatir semua orang yang peduli dengan negara kita," ucap Corker.
Dalam wawancara selama 25 menit dengan New York Times, Corker mengaku dirinya khawatir dengan perilaku Trump yang bertindak seperti sedang berada di acara reality show 'The Apprentice' yang pernah melambungkan nama Trump di dunia hiburan beberapa tahun lalu.
Corker menyatakan tidak sepakat saat ditanya apakah Trump sengaja menggunakan komentar-komentar provokatifnya soal Korea Utara (Korut) untuk membantu jalur perundingan AS yang sedang digaungkan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson. Beberapa pihak menyebut Trump tengah memainkan peran 'polisi jahat' terhadap upaya 'polisi baik' yang sedang dilakukan Menlu Tillerson.
"Saya tahu dia telah melukai, dalam beberapa hal. Dia melukai kita terkait perundingan yang sedang diupayakan dengan nge-tweet ke publik," sebut Corker.
Dengan ancaman-ancaman sembrono terhadap negara lain, termasuk Korut, Trump disebut membawa AS 'ke arah Perang Dunia III'.
Corker merupakan mantan sekutu politik Trump dan pernah menjadi penasihat keamanannya semasa kampanye pilpres 2016. Hubungan keduanya semakin memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Corker yang merupakan Senator Tennessee ini, menjabat sebagai Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Senat AS.
Pada Agustus lalu, Corker mengkritik Trump atas responsnya terhadap unjuk rasa kelompok supremasi kulit putih yang berujung bentrokan di Charlottesville, Virginia. Saat itu Trump menyalahkan kedua kubu demonstran, tidak hanya supremasi kulit putih tapi juga demonstran antirasialisme.
Corker yang masa jabatannya berakhir tahun depan, telah memutuskan tidak akan mencalonkan diri lagi dan akan pensiun. Namun dalam kicauannya di Twitter pada Minggu (8/10) pagi waktu setempat, Trump menyerang Corker dengan menyebutnya 'memohon' untuk didukung Trump.
"Senator Bod Corker 'memohon' pada saya agar mendukungnya dalam pemilu di Tennessee. Saya bilang 'TIDAK' dan dia berhenti (mengatakan dia tidak bisa menang tanpa dukungan saya). Dia juga ingin menjadi Menteri Luar Negeri, saya bilang 'TIDAK, TERIMA KASIH'," kicau Trump.
Satu jam kemudian, Corker memberikan reaksinya via Twitter. "Sungguh memalukan, Gedung Putih telah menjadi sebuah tempat penitipan orang dewasa. Seseorang jelas melewatkan gilirannya berjaga pagi ini," ucap Corker menyindir Trump dan Gedung Putih.
Dalam pernyataan terpisah, kepala staf Senator Corker, Todd Womack, mengatakan bahwa Trump menghubungi Corker pada Senin (2/10) pekan lalu dan memintanya mempertimbangkan keputusannya untuk tidak maju lagi dalam pemilu 2018. Menurut Womack, Trump yang berulang kali menegaskan dirinya akan mendukung Corker.
Credit detik.com