Jet tempur Korsel jatuhkan bom saat latihan militer (AFP)
Seoul - Korea Selatan (Korsel) mengancam akan menjatuhkan bom grafit yang bisa melumpuhkan jaringan listrik Korea Utara (Korut). Ancaman Korsel ini dilontarkan di tengah ketegangan kawasan akibat ancaman nuklir Korut.
Dituturkan sejumlah sumber militer Korsel kepada kantor berita Yonhap, seperti dilansir news.com.au, Senin (9/10/2017), 'bom kegelapan' bekerja dengan menyebarkan filamen (berbentuk setipis benang) karbon grafit yang ditangani secara kimia pada fasilitas-fasilitas penyedia listrik untuk memicu arus hubungan pendek atau mengganggu jaringan kelistrikan.
Grafit terdiri atas lapisan atom karbon. Grafit yang juga disebut timbal hitam, umum digunakan pada bagian dalam pensil.
Senjata bom grafit ini dikembangkan oleh Badan Pengembangan Pertahanan Korsel (ADD), sebagai elemen dari program serangan pendahuluan bernama 'Kill Chain'. Serangan pendahuluan dilakukan jika diyakini musuh akan melancarkan serangan dalam waktu dekat.
Program itu dirancang untuk mendeteksi, mengidentifikasi dan mencegat rudal-rudal yang ditembakkan musuh dalam waktu sesingkat mungkin. Seluruh program itu masuk dalam Sistem Pertahanan Rudal dan Udara Korea.
"Seluruh teknologi untuk pengembangan bom grafit yang dipimpin oleh ADD telah aman. Saat ini telah sampai pada tahap di mana kita bisa merakit bom kapan saja," ujar seorang pejabat militer Korsel yang enggan disebut namanya.
Pejabat militer ini juga menyebut, Kementerian Pertahanan Korsel telah mengajukan anggaran 500 juta won (Rp 5,9 miliar) untuk program itu, tahun depan. Namun Kementerian Keuangan Korsel tidak menyetujuinya.
Bom grafit ini juga disebut sebagai 'bom lunak' mengingat fakta bahwa bom ini hanya menargetkan sistem tenaga listrik. Bom grafit pertama kali digunakan oleh Amerika melawan Irak dalam Perang Teluk tahun 1990-1991 dan kemudian oleh NATO terhadap Serbia tahun 1999 lalu.
Bom grafit diketahui tidak mematikan bagi makhluk hidup yang ada di sekitarnya.
Ancaman ini dilontarkan setelah Korsel terus mencari cara untuk meningkatkan kemampuan pertahanan melawan Korut dan pemimpinnya Kim Jong-Un.
Credit detik.com