Nicolas Maduro (REUTERS/Ueslei Marcelino)
Caracas - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, berterima kasih pada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas serangkaian kritikan yang membuatnya terkenal di dunia. Hal ini diucapkan Maduro dengan nada sindiran dan ejekan untuk Trump, yang selalu mengkritiknya.
"Sungguh menjadi sebuah kehormatan bagi saya bahwa pemimpin kekaisaran menyebut saya setiap hari," ucap Maduro (54) merujuk pada Trump, seperti dilansir Reuters, Senin (9/10/2017).
"Itu berarti saya melakukan hal yang benar!" imbuhnya sambil tertawa. Komentar ini disampaikan Maduro dalam program mingguan yang disiarkan televisi nasional Venezuela. Maduro baru saja pulang dari kunjungan kenegaraan ke Rusia, Belarus dan Turki.
Pemerintahan AS yang dipimpin Trump menyebut Venezuela sebagai negara diktator yang korup dan menindas rakyatnya. Otoritas AS bahkan memperluas sanksi yang diberlakukan untuk para pejabat tinggi Venezuela, termasuk Maduro. Trump sendiri berulang kali mengkritik Maduro dan Partai Sosialis yang menaungi Maduro, di depan publik dan dalam pertemuan penting dengan kepala negara lain.
"Donald Trump telah menjadi pemimpin oposisi Venezuela," ujar Maduro.
"Dia (Trump-red) telah membuat saya terkenal di seluruh dunia. Setiap kali dia menyebut nama saya, mereka semakin mencintai saya," tambah Maduro, yang menyebut dirinya banyak dikenal orang saat melakukan kunjungan ke luar negeri.
Trump bahkan menyatakan tengah mempertimbangkan opsi militer sebagai respons atas krisis politik di Venezuela, yang disebutnya sebagai 'kekacauan yang sangat berbahaya'. Hal ini disampaikan Trump setelah lebih dari 120 orang tewas dalam unjuk rasa antipemerintah sejak April lalu.
Disebutkan Maduro bahwa pertemuannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, membuka peluang perdagangan minyak Venezuela dalam mata uang Rusia, ruble, karena sanksi-sanksi finansial AS. "Belahan bumi baru terbuka untuk Venezuela, terima kasih untuk sanksi-sanksi Trump," ucapnya.
Diketahui bahwa Venezuela saat ini tengah dilanda krisis, dan diperparah dengan aksi demonstrasi berkepanjangan yang tak menginginkan pemerintahan Maduro. Kekacauan ekonomi dan inflasi yang tak terkendali menjerumuskan Venezuela pada krisis pangan dan obat-obatan bagi sekitar 30 juta lebih penduduknya.
Tidak hanya itu, pemerintahan Trump menjatuhkan sanksi keras terhadap Venezuela, setelah Maduro bersikeras membentuk Dewan Konstituen untuk menekan oposisi yang mendominasi Majelis Nasional Venezuela. Dewan Konstituen disebut-sebut menjadi 'cara' Maduro menghapuskan Majelis Nasional. Rakyat Venezuela memprotes keras pemberontakan Dewan Konstituen yang disebut mengarah pada pemerintahan otoriter.
Credit detik.com