SEOUL
- Militer Amerika Serikat (AS) pada hari Senin (16/10/2017) mengumumkan
bahwa mereka akan mengevakuasi orang-orang Amerika yang tak
berkepentingan keluar dari Korea Selatan (Korsel) jika terjadi perang
dan keadaan darurat lainnya. Latihan evakuasi mulai dijalankan pekan
depan.
Pengumuman itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan dengan Korea Utara (Korut). Latihan yang dikenal sebagai “Courageous Channel” dijadwalkan digelar pada 23-27 Oktober.
“Latihan ditujukan untuk mempersiapkan anggota layanan AS dan keluarganya untuk menanggapi berbagai macam tindakan manajemen krisis seperti evakuasi noncombatant dan atau bencana baik alam maupun buatan manusia,” bunyi pernyataan militer Amerika Serikat.
Latihan evakusi seperti itu diklaim sebagai latihan tahunan yang sudah berjalan selama beberapa dekade, bersamaan dengan latihan militer gabungan Washington dan Seoul.
Meski dianggap latihan tahunan, kegiatan tersebut menarik perhatian sekaligus memicu ketakutan bagi warga Korsel karena terjadi saat perseteruan Washington dan Pyongyang sedang memanas. Publik Seoul menganggap kegiatan militer Washington itu sebagai tahapan untuk melakukan tindakan militer terhadap Pyongyang.
Presiden Korsel Moon Jae-in telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka menentang solusi militer terhadap krisis nuklir Korea Utara. Alasannya, solusi seperti itu dapat dengan cepat meningkat menjadi perang yang melanda Korea Selatan.
Pemerintah Presiden Donald Trump juga masih berharap untuk mengakhiri krisis nuklir Korut secara diplomatik, namun tidak mengesampingkan opsi militer.
Militer Washington melanjutkan, peserta dalam latihan evakuasi akan menerima briefing mengenai prosedur evakuasi dan latihan terbatas. Tidak dirinci berapa banyak orang yang akan berpartisipasi dalam latihan evakuasi nanti.
Menurut militer, skala dan fokus dalam kegiatan tahun ini tidak akan berbeda dari versi masa lalu. ”Peserta non-partisipan di semenanjung (Korea) hanya bisa sedikit mengharapkan adanya gangguan pada aktivitas sehari-hari di sekitar instalasi militer,” imbuh pernyataan militer Washington, seperti dikutip The New York Times.
”Meskipun tidak secara langsung terkait dengan peristiwa geopolitik saat ini, pasukan kita harus siap di semua wilayah,” papar Jenderal Vincent K. Brooks, komandan Pasukan AS-Korea. ”Pelatihan ini sama pentingnya dengan kesiapan acara rutin kami lainnya seperti latihan tembakan tank.”
Pengumuman itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan dengan Korea Utara (Korut). Latihan yang dikenal sebagai “Courageous Channel” dijadwalkan digelar pada 23-27 Oktober.
“Latihan ditujukan untuk mempersiapkan anggota layanan AS dan keluarganya untuk menanggapi berbagai macam tindakan manajemen krisis seperti evakuasi noncombatant dan atau bencana baik alam maupun buatan manusia,” bunyi pernyataan militer Amerika Serikat.
Latihan evakusi seperti itu diklaim sebagai latihan tahunan yang sudah berjalan selama beberapa dekade, bersamaan dengan latihan militer gabungan Washington dan Seoul.
Meski dianggap latihan tahunan, kegiatan tersebut menarik perhatian sekaligus memicu ketakutan bagi warga Korsel karena terjadi saat perseteruan Washington dan Pyongyang sedang memanas. Publik Seoul menganggap kegiatan militer Washington itu sebagai tahapan untuk melakukan tindakan militer terhadap Pyongyang.
Presiden Korsel Moon Jae-in telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka menentang solusi militer terhadap krisis nuklir Korea Utara. Alasannya, solusi seperti itu dapat dengan cepat meningkat menjadi perang yang melanda Korea Selatan.
Pemerintah Presiden Donald Trump juga masih berharap untuk mengakhiri krisis nuklir Korut secara diplomatik, namun tidak mengesampingkan opsi militer.
Militer Washington melanjutkan, peserta dalam latihan evakuasi akan menerima briefing mengenai prosedur evakuasi dan latihan terbatas. Tidak dirinci berapa banyak orang yang akan berpartisipasi dalam latihan evakuasi nanti.
Menurut militer, skala dan fokus dalam kegiatan tahun ini tidak akan berbeda dari versi masa lalu. ”Peserta non-partisipan di semenanjung (Korea) hanya bisa sedikit mengharapkan adanya gangguan pada aktivitas sehari-hari di sekitar instalasi militer,” imbuh pernyataan militer Washington, seperti dikutip The New York Times.
”Meskipun tidak secara langsung terkait dengan peristiwa geopolitik saat ini, pasukan kita harus siap di semua wilayah,” papar Jenderal Vincent K. Brooks, komandan Pasukan AS-Korea. ”Pelatihan ini sama pentingnya dengan kesiapan acara rutin kami lainnya seperti latihan tembakan tank.”
Seperti diberitakan sebelumnya, pada hari ini, kapal induk Pentagon; USS Ronald Reagan, dan Angkatan Laut Korea Selatan memulai latihan gabungan selama 10 hari ke depan di perairan timur dan barat Semenanjung Korea. Sedikitnya, 40 kapal perang kedua negara dilibatkan dalam manuver gabungan ini.
Credit sindonews.com