Selasa, 17 Oktober 2017

Korut: Tak Ada Diplomasi Sebelum Rudal Kami Hantam AS


Korut: Tak Ada Diplomasi Sebelum Rudal Kami Hantam AS 
Pemerintahan Kim Jong-un tidak akan berdiplomasi hingga bisa menghantam AS dengan ICBM. (KCNA via REUTERS)


Jakarta, CB -- Korea Utara menegaskan komitmennya mengembangkan peluru kendali balistik antarbenua (ICBM) yang bisa mencapai pesisir timur Amerika Serikat dan menyatakan tidak akan berdiplomasi hingga tujuan itu tercapai.

Korea Utara tidak menepikan kemungkinan berdiplomasi, kata seorang pejabat yang diwawancarai CNN, Senin (17/10). Hanya saja, hal itu mesti dilakukan setelah AS menyaksikan kemampuan militer Korut terlebih dahulu.

"Sebelum kami bisa terlibat dalam proses diplomasi dengan pemerintahan Trump, kami ingin mengirim pesan tegas bahwa Korea Utara mempunyai kemampuan pertahanan dan penyerangan yang dapat diandalkan untuk membalas agresi apapun dari Amerika Serikat."


Komentar itu menunjukkan tantangan besar bagi AS dan pemerintahan Trump yang selama ini mengirim pesan campur aduk terkait upaya diplomatik dengan Korut.

Kepala Staf Gedung Putih John Kelly pada pekan lalu mengatakan warga Amerika mesti khawatir soal kemampuan Korut mencapai Amerika Serikat dengan ICBM. Kepada wartawan, ia mengatakan bahwa jika ancaman itu berkembang "melebihi batas yang ada sekarang, kita hanya bisa berharap diplomasi bisa berjalan."

Secara signifikan, Kelly menggarisbawahi bahwa Pyongyang "sedang mengembangkan pembawa nuklir lintas atmosfer yang cukup baik." Untuk bisa menghantam sasaran, rudal balistik mesti terbang keluar dan kembali memasuki atmosfer bumi dalam keadaan utuh.

Komentar Kelly mengindikasikan bahwa AS meyakini Korea Utara nyaris mencapai sebuah pencapaian besar dalam program rudalnya.


Pejabat Korea Utara yang diwawancara CNN mengatakan bahwak dua langkah tambahan saat ini dibutuhkan untuk mencapai tujuan membangun ICBM yang bisa diandalkan.

Tahap pertama adalah detonasi nuklir di atas tanah, seperti dalam bom hidrogen yang sempat disebutkan Menteri Luar Negeri Ri Yong-ho saat mengancam AS di Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan lalu.

Dia menyebut Kim Jong-un mempertimbangkan untuk meledakkan "bom hidrogen dengan skala terbesar" di Pasifik setelah Trump mengancam untuk menghancurkan Korut.

Sementara tahap lainnya adalah "uji coba ICBM jarak jauh yang bisa mencapai Guam--dan lebih jauh lagi," kata pejabat tersebut.





Credit  cnnindonesia.com