Selasa, 03 Oktober 2017

Lebih 50 tewas, 200 cedera dalam penembakan di Las Vegas


Lebih 50 tewas, 200 cedera dalam penembakan di Las Vegas
Ilustrasi (ANTARA News)


Los Angeles (CB) - Sedikitnya 50 orang tewas dan lebih dari 200 orang lagi cedera dalam penembakan massal saat konser Ahad malam (1/10) di luar Mandalay Bay Hotel di Las Vegas di Negara Bagian Nevada, AS.

Jumlah korban jiwa jika dikonfirmasi akan membuat penembakan massal itu yang paling mematikan dalam sejarah AS dan melampaui 49 orang yang tewas di klub malam Orlando tahun lalu.

Departemen Polisi Metropolitan Las Vegas (LVMDP) menyiarkan keterangan terkini mengenai jumlah korban jiwa dalam satu taklimat kepada media pada Senin pagi.

Tersangka pelaku melepaskan tembakan dari lantai 32 Mandalay Bay Hotel dan belakangan tewas oleh polisi, kata Joseph Lombardo, Sheriff LVMDP.

Para penyelidik mengidentifikasi tersangka sebagai Stephen Paddock (64), sementara warga lokal tak menemukan hubungan peristiwa tersebut dengan terorisme, kata Lombardo, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin malam. Ia menambahkan bahwa tersangka "memiliki sejumlah senjata api" di kamar hotelnya.

Polisi juga menyatakan mereka sedang memburu seorang perempuan Asia yang bernama Marylou Danley, dan menambahkan mereka telah menemukan lokasi kendaraan tersangka dan tersangka.


Credit  antaranews.com



Korban penembakan di konser Las Vegas mencapai 50


Korban penembakan di konser Las Vegas mencapai 50
ilustrasi penembakan (ANTARA News/Handry Musa/2016)


Las Vegas (CB) - Seorang pria bersenjata setidaknya menewaskan 50 orang dan lebih dari 200 terluka pada sebuah festival musik country di Las Vegas, AS Minggu waktu setempat.

Pria bersenjata tersebut menghujani penonton dengan tembakan membabi-buta dari lantai 32 sebuah hotel selama beberapa menit ke arah kerumuman penonton sebelum kemudian ditembak mati oleh polisi.

Jumlah korban yang menurut polisi masih awal dan sementara, bisa menjadi peristiwa penembakan dengan korban terbesar dalam sejarah AS, melebihi peristiwa tahun lalu ketika 49 tewas dalam aksi serupa di sebuah kelab malam di Orlando.

Ribuan penonton yang panik berlarian dari tempat kejadian, saling injak, sementara petugas keamanan berusaha mencari asal tembakan dan kemudian menembak mati pelaku.

Beberapa penonton yang tampak masih kaget dan berlumuran darah, berkeliaran tidak tentu arah karena panik di jalan setelah serangan tersebut.

Polisi berhasil mengindentifikasi pria bersenjata tersebut sebagai warga sekitar bernama Stephen Paddock (64), tapi belum mengetahui motif serangan.

Joseph Lombardo, dari kepolisian Clark County menyatakan bahwa ia tidak yakin kalau Paddock terkait dengan kelompok militan.

"Kami tidak mengetahui keyakinannya. Kami telah mengamankan berbagai senjata api di ruangan yang dia tempati," kata Lombardo.

Pihak berwajib juga menyatakan bahwa mereka telah menemukan rekan satu kamar Paddock yang bernama Marilou Danley, tapi tidak diketahui apakah Danley terlibat dalam aksi penembakan tersebut.

Polisi juga telah menemukan dua mobil milik tersangka.

Diantara mereka yang menjadi korban termasuk seorang polisi yang sedang tidak bertugas dan seorang polisi lainnya berada dalam kondisi kritis.

Menurut Lombardo, jumlah korban bisa bertambah karena sebagian korban berada dalam kondisi kritis.

Sebuah rekaman video memperlihatkan kerumuman penonton yang panik berusaha menyelamatkan diri dari rentetan tembakan yang berlangsung beberapa menit.

"Terdengar seperti petasan. Orang-orang berjatuhan ke tanah, bunyi tembakan itu terus terdengar," kata Steve Smith, pengunjung asal Phoenix, Arizona yang sengaja datang untuk menyaksikan konser.

Menurut Smith, rentetan tembakan tersebut berlangsung selama beberapa menit.

"Setidaknya terdapat 100 kali tembakan dalam satu kali rentetan. Sepertinya senjata itu diisi lagi dan kemudian ditembakkan lagi. Banyak yang kena tembak dan mencoba keluar," katanya.

Arena kasino, klub malam dan arena perbelanjaan Las Vegas menarik sekitar 3,5 juta pengunjung dari seluruh dunia setiap tahun dan dipenuhi pengunjung ketika terjadi tembakan sekitar pukul 22.00 waktu setempat.

Mike McGarry, seorang konsultan keuangan berusia 53 tahun asal Philadelpia, sedang berada di arena konser ketika terdengar ratusan kali rentetan tembakan.

"Ini sungguh gila. Saya berbaring diatas anak-anak, mereka berusia 20 tahun, saya berusia 53," kata McGarry.

McGarry mengatakan bahwa bagian punggung baju kaosnya penuh dengan jejak sepatu setelah beberapa orang yang panik berlari ke arahnya yang terbaring.

Menurut beberapa saksi mata, banyak kasino di arena tersebut langsung ditutup setelah kejadian untuk menghindari kemungkinan adanya serangan lain.

"Caesars Palace telah mengunci pintu mereka. Mereka tidak akan membiarkan Anda masuk," kata Adam Mitchell, seorang turis berusia 31 tahun asal Inggris.

Serangan tersebut terjadi pada hari terakhir festival Route 91 Harvest yang berlangsung selama tiga hari. Festival tersebut disaksikan ribuan penonton dan menampilkan artis top seperti Eric Church, Sam Hunt dan Jason Aldean.

"Malam ini sungguh mengerikan," kata Aldean dalam Instagram-nya.

"Saya sungguh sedih dan perasaan ini pasti juga dirasakan setiap yang datang dan ingin menikmati suasana," katanya.

Presiden AS Donald Trump menyampaikan rasa belangsungkawa kepada korban yang disampaikan melalui Twitter.

"Saya menyampaikan duka cita mendalam dan simpati kepada korban dan keluarga pada peristiwa mengerikan di Las Angeles. Tuhan memberkati Anda," kata Trump.

Serangan bersenjata tersebut mengingatkan kepada peristiwa penembakan pada sebuah konser musik rock di Paris pada November 2015 yang menewaskan 89 orang.

Arena konser adalah sebuah ruang terbuka yang juga dikenal dengan nama Las Vegas Village, dekat Mandalay Bay dan hotel Luxor, demikian Reuters.





Credit  antaranews.com