MOSKOW
- Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, sangat khawatir dengan
ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Saat ini, Pyongyang
sedang mengembangkan sebuah rudal balistik baru yang mampu memberikan
hulu ledak nuklir ke AS. Begitu yang dikatakan oleh seorang anggota
parlemen partai nasionalis Rusia.
"Kim Jong-un telah mengatakan bahwa dia akan menjinakkan AS dengan 'api' dan sebagai bagian dari penjinakan ini, mereka sekarang bersiap untuk menguji rudal balistik antar benua baru," tutur Anton Morozov.
"Menurut perhitungan mereka, rudal itu harus mampu menghantam Pantai Barat AS," sambung anggota parlemen Partai Demokrat Liberal dan anggota Komite Hubungan Internasional majelis rendah ini menurut sebuah sumber partai yang tidak disebutkan namanya yang dikutip oleh Interfax.
Morozov mengunjungi Korea Utara bersama dua rekan partainya pada 2-6 Oktober lalu. Pada sesi tersebut, dia menekankan bahwa perjalanannya telah dikoordinasikan dengan Kementerian Luar Negeri Rusia dan kepala Komite Hubungan Internasional Leonid Slutsky sebagai bagian dari konsep politik umum Rusia.
Menurut sumber Interfax, Morozov juga mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa orang-orang Korut sangat kecewa dengan pidato Trump baru-baru ini di Majelis Umum PBB. Banyak dari mereka menganggapnya sebagai sebuah deklarasi perang dan mereka siap untuk menanggapi.
Morozov juga mengatakan kepada sesama anggota parlemen bahwa selama kunjungan delegasi parlemen Rusia dengan jelas menandai posisinya untuk tidak mendukung ketegangan agresif antara AS dan Korut. Mereka menyerukan untuk menciptakan kondisi guna penyelesaian krisis secara damai.
"Inilah yang kami sampaikan ke Semenanjung Korea: menemukan beberapa titik kontak dan menandai rangsangan untuk kedua belah pihak sehingga mereka bisa duduk di meja perundingan," katanya seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (13/10/2017).
Pada awal September, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada wartawan bahwa dia memperkirakan Pyongyang tidak akan menyerahkan program nuklir dan misilnya di bawah tekanan sanksi dan ancaman militer. Apa yang terjadi pada Irak dan Libya telah meyakinkan Pyongyang bahwa pencegahan nuklir adalah satu-satunya cara yang dapat dipercaya untuk memastikan keamanannya
"Mereka akan makan rumput tapi tidak akan menghentikan program mereka asalkan tidak merasa aman. Apa yang bisa mengembalikan keamanan mereka? Pemulihan hukum internasional," kata Putin.
"Kim Jong-un telah mengatakan bahwa dia akan menjinakkan AS dengan 'api' dan sebagai bagian dari penjinakan ini, mereka sekarang bersiap untuk menguji rudal balistik antar benua baru," tutur Anton Morozov.
"Menurut perhitungan mereka, rudal itu harus mampu menghantam Pantai Barat AS," sambung anggota parlemen Partai Demokrat Liberal dan anggota Komite Hubungan Internasional majelis rendah ini menurut sebuah sumber partai yang tidak disebutkan namanya yang dikutip oleh Interfax.
Morozov mengunjungi Korea Utara bersama dua rekan partainya pada 2-6 Oktober lalu. Pada sesi tersebut, dia menekankan bahwa perjalanannya telah dikoordinasikan dengan Kementerian Luar Negeri Rusia dan kepala Komite Hubungan Internasional Leonid Slutsky sebagai bagian dari konsep politik umum Rusia.
Menurut sumber Interfax, Morozov juga mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa orang-orang Korut sangat kecewa dengan pidato Trump baru-baru ini di Majelis Umum PBB. Banyak dari mereka menganggapnya sebagai sebuah deklarasi perang dan mereka siap untuk menanggapi.
Morozov juga mengatakan kepada sesama anggota parlemen bahwa selama kunjungan delegasi parlemen Rusia dengan jelas menandai posisinya untuk tidak mendukung ketegangan agresif antara AS dan Korut. Mereka menyerukan untuk menciptakan kondisi guna penyelesaian krisis secara damai.
"Inilah yang kami sampaikan ke Semenanjung Korea: menemukan beberapa titik kontak dan menandai rangsangan untuk kedua belah pihak sehingga mereka bisa duduk di meja perundingan," katanya seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (13/10/2017).
Pada awal September, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada wartawan bahwa dia memperkirakan Pyongyang tidak akan menyerahkan program nuklir dan misilnya di bawah tekanan sanksi dan ancaman militer. Apa yang terjadi pada Irak dan Libya telah meyakinkan Pyongyang bahwa pencegahan nuklir adalah satu-satunya cara yang dapat dipercaya untuk memastikan keamanannya
"Mereka akan makan rumput tapi tidak akan menghentikan program mereka asalkan tidak merasa aman. Apa yang bisa mengembalikan keamanan mereka? Pemulihan hukum internasional," kata Putin.
Credit sindonews.com