Senin, 02 Oktober 2017

Krisis Korut Memanas, Australia Ikut-ikutan Kirim Kapal Perang



Krisis Korut Memanas, Australia Ikut-ikutan Kirim Kapal Perang
Australia mengirim dua kapal perang, salah satunya HMAS Melbourne ke perairan Korea untuk latihan militer gabungan pertengahan bulan ini. Foto/ABC/John Donegan



CANBERRA - Australia ikut-ikutan mengirim dua kapal perang untuk latihan militer gabungan dengan Angkatan Laut Korea Selatan (Korsel) pada pertengahan bulan ini di tengah memanasnya krisis Korea Utara (Korut). Langkah Canberra ini mengikuti Amerika Serikat (AS) yang sedang mengerahkan kapal induk bertenaga nuklir dan armada tempurnya untuk misi serupa.

Kapal perang HMAS Melbourne dan HMAS Parramatta milik Australia dijadwalkan tiba di perairan dekat Semenanjung Korea dalam beberapa pekan ini. Kedua kapal itu akan ambil bagian dalam latihan militer selama seminggu yang dikenal dengan ”Haedoli Wallaby”.

Kedua kapal perang Canberra itu kemungkinan akan terlibat dalam latihan militer gabungan pada 15 Oktober nanti bersama kapal induk AS, USS Ronald Reagan. Kapal induk bertenaga nuklir itu pada hari Sabtu sudah melintasi kawasan Laut China Selatan dan dijadwalkan tiba di perairan dekat Semenanjung Korea dalam beberapa pekan ini.



Pada bulan Agustus lalu personel militer Australia telah mengambil bagian dalam latihan militer gabungan AS-Korsel yang disusul dengan pertemuan 2+2 di Seoul yang melibatkan Menteri Luar Negeri Julie Bishop dan Menteri Pertahanan Marise Payne bersama rekan-rekannya dari Korsel.

Euan Graham dari Lowy Institute percaya bahwa Australia sangat penting untuk menjalin hubungan keamanan lebih dekat dengan Korea Selatan.

”Australia telah berusaha untuk memberi energi pada hubungan keamanan bilateral untuk beberapa waktu. Kunjungan Frigat dan latihan dengan Korea Selatan harus dilihat dalam sorot itu,” katanya mengacu pada pengiriman dua kapal perang dan latihan militer gabungan di perairan Korea, seperti dikutip ABC.net.au, Senin (2/10/2017).

”Perdana Menteri (Malcolm) Turnbull baru-baru ini berjanji untuk memintakan perjanjian ANZUS jika Korea Utara menyerang Amerika Serikat, dan Australia mungkin merupakan salah satu yang pertama yang diminta untuk memberikan kontribusi pasukan pada tingkat tertentu jika ketegangan saat ini dengan Korea Utara meningkat secara signifikan,” ujar Graham.

Sementara itu, di markas besar Angkatan Laut Korea Selatan, kapal perang terus siaga untuk mengantisipasi serangan dari Korea Utara.

”Kami siap bertarung dan jika kami bertarung kami akan menang,” kata Han Woong Song, seorang letnan muda Korea Selatan.

Kapal-kapal perang Armada Kedua, yang berbasis di Pyeontaek di pantai barat, telah menghadapi beberapa serangan dari Korea Utara selama dua dekade terakhir, yang mengakibatkan hilangnya banyak nyawa di kedua pihak. 







Credit  sindonews.com