BEIJING - China mengirim kapal perang rudal terpandu, dua jet tempur dan sebuah helikopter untuk memperingatkan kapal perang USS Chafee milik Amerika Serikat (AS). Kapal perang AS diketahui melakukan patroli di dekat pulau-pulau yang disengketakan di Laut China Selatan (LCS).
Beijing mengutuk misi kapal perusak rudal ASH Chafee dalam kerangka operasi yang disebut kebebasan navigasi. Kapal tersebut berlayar dalam jarak 16 mil laut dari Kepulauan Paracel yang disengketakan di LCS.
China menuduh AS merusak kedaulatan dan keamanan Negara Tirai Bambu itu di wilayah LCS.
"Dalam menghadapi provokasi berulang oleh pasukan AS, militer China akan terus memperkuat persiapan untuk berperang di laut dan di udara serta memperbaiki pertahanan untuk secara tegas mempertahankan kepentingan kedaulatan dan keamanan nasional," kata Kementerian Pertahanan China dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Russia Today dari surat kabar South China Morning Post, Kamis (12/10/2017).
Kapal Frigate tipe 054A dengan rudal terpandu Huangshan, dua jet tempur J-11B dan satu helikopter Z-8 dikirim untuk mengidentifikasi kapal AS dan membuatnya meninggalkan perairan.
"Insiden dengan 'Chafee' AS akan mempengaruhi kepercayaan antara militer kedua negara," kata kementerian tersebut, menambahkan bahwa operasi lebih lanjut dari sifat semacam itu dapat memicu insiden yang tidak diinginkan.
Kementerian Luar Negeri China juga telah mendesak AS untuk menghormati kedaulatan dan keamanan negara tersebut dan menghentikan tindakan keliru semacam itu lagi.
"Perilaku perusak AS melanggar hukum China dan hukum internasional yang relevan, sangat merugikan kepentingan kedaulatan dan keamanan China, serta mengancam kehidupan personil militer kedua belah pihak," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, pada sebuah konferensi pers harian.
Kapal perusak tersebut, bagaimanapun, tidak melanggar batas teritorial 12 mil laut di kepulauan itu, menurut sebuah laporan Reuters, mengutip pejabat militer AS. "Misi tersebut dilakukan untuk menantang klaim maritim yang berlebihan di wilayah itu," menurut para pejabat.
Kapal-kapal AS telah berulang kali berlayar melewati pulau-pulau yang disengketakan di Laut Cina Selatan, yang memicu reaksi marah dari China. Beijing menuduh AS melanggar kedaulatannya, sementara Washington mengklaim bahwa misi tersebut mendukung "kebebasan navigasi" di wilayah tersebut.
Pulau-pulau kecil yang tak berpenghuni di Laut Cina Selatan yang kaya sumber daya diperebutkan oleh banyak negara. Kepulauan Paracel diklaim oleh China, Taiwan dan Vietnam, sementara Kepulauan Spratly juga diperebutkan oleh Filipina, Malaysia dan Brunei.
Credit sindonews.com
Kapal Perang AS Patroli di LCS, China Murka
BEIJING
- Pemerintah China mengaku marah dengan keputusan Amerika Serikat (AS)
yang kembali mengerahkan kapal perangnya ke kawasan Laut China Selatan.
Sebelumnya dilaporkan, Kapal perang perusak AS kembali melakukan patroli
di dekat pulau buatan China, di kawasan Laut China Selatan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying mengatakan, China telah mengajukan protes kepada AS mengenai hal ini. Beijing juga menegaskan, bahwa kepulauan Paracels adalah wilayah China.
"China segera mengirim kapal Angkatan Laut dan jet militer untuk menyelidiki dan mengidentifikasi, serta memperingatkan kapal tersebut dan memintanya untuk pergi," kata Hua, seperti dilansir Reuters pada Rabu (11/10).
"China akan terus mengambil tindakan tegas untuk melindungi wilayah kedaulatan dan kepentingan maritim China. Kami mendesak AS untuk secara sungguh-sungguh menghormati wilayah dan keamanan China, dengan menghormati upaya negara-negara regional untuk melindungi perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan, serta segera menghentikan tindakan salah ini," sambungnya.
Pejabat militer AS menyatakan, kapal perusak AS, Chafee, kemarin melakukan patroli di wilayah Laut China Selatan, termasuk di dekat kepulauan Parachel. Pejabat militer AS itu mengatakan, patroli ini adalah upaya terakhir AS untuk melawan apa yang Washington lihat sebagai upaya Beijing untuk membatasi kebebasan navigasi di kawasan tersebut.
"Kapal kami melakukan manuver normal untuk menantang klaim maritim berlebihan di dekat kepulauan Paracel, di antara serangkaian pulau kecil, terumbu karang, dan kawasan di mana China memiliki perselisihan dengan sejumlah negara tetangganya," kata pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying mengatakan, China telah mengajukan protes kepada AS mengenai hal ini. Beijing juga menegaskan, bahwa kepulauan Paracels adalah wilayah China.
"China segera mengirim kapal Angkatan Laut dan jet militer untuk menyelidiki dan mengidentifikasi, serta memperingatkan kapal tersebut dan memintanya untuk pergi," kata Hua, seperti dilansir Reuters pada Rabu (11/10).
"China akan terus mengambil tindakan tegas untuk melindungi wilayah kedaulatan dan kepentingan maritim China. Kami mendesak AS untuk secara sungguh-sungguh menghormati wilayah dan keamanan China, dengan menghormati upaya negara-negara regional untuk melindungi perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan, serta segera menghentikan tindakan salah ini," sambungnya.
Pejabat militer AS menyatakan, kapal perusak AS, Chafee, kemarin melakukan patroli di wilayah Laut China Selatan, termasuk di dekat kepulauan Parachel. Pejabat militer AS itu mengatakan, patroli ini adalah upaya terakhir AS untuk melawan apa yang Washington lihat sebagai upaya Beijing untuk membatasi kebebasan navigasi di kawasan tersebut.
"Kapal kami melakukan manuver normal untuk menantang klaim maritim berlebihan di dekat kepulauan Paracel, di antara serangkaian pulau kecil, terumbu karang, dan kawasan di mana China memiliki perselisihan dengan sejumlah negara tetangganya," kata pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim itu.
Credit sindonews.com