Presiden Filipina, Rodrigo Duterte,
memperingatkan negaranya untuk bersiap menghadapi serangan teror meski
Marawi sudah bebas dari ISIS (Reuters/Erik De Castro)
Duterte mengatakan bahwa meski para pemimpin ISIS di Marawi sudah tewas, ideologi mereka masih akan terus hidup.
"Saya tidak bermaksud menakuti kalian, tapi bersiaplah. Terorisme ada di mana-mana. Tak ada negara bebas dari ancaman ideologi ISIS yang hanya bermaksud untuk membunuh manusia dan menghancurkan tempat-tempat," ujar Duterte sebagaimana dilansir AsiaOne.
Karena ancaman ini, Duterte tetap memberlakukan darurat militer di Mindanao meski sebelumnya dia sudah mendeklarasikan bahwa Marawi bebas dari ancaman teroris pasca kematian tiga pemimpin ISIS di tangan tentara Filipina.
"Kematian pemimpin pemberontakan Marawi, termasuk Omar Maute, Isnilon Hapilon, dan Mahumd Ahmad, tak serta merta membuat kami mencabut darurat militer," ujar juru bicara kepresidenan Filipina, Ernesto Abella, Jumat (20/10).
Hapilon, Maute, dan Ahmad merupakan tiga tokoh kelompok teror yang juga disebut-sebut sebagai kaki tangan ISIS di Filipina.
Darurat militer ini sendiri dideklarasikan Duterte tak lama setelah bentrokan antara militer dan kelompok Maute pecah beberapa bulan lalu.
Bentrokan itu pecah saat militer sedang melancarkan operasi penangkapan Hapilon, pemimpin kelompok militan Abu Sayyaf yang disebut-sebut sebagai "emir" ISIS Asia Tenggara.
Credit cnnindonesia.com